Part 5.2

73 6 1
                                    

Gendis hanya bisa membantu Ayunda sedikit, dia tidak bisa dekat dengan kompor entah kenapa itu membuatnya takut. Jadi, dia hanya membantu memotong atau mencuci bahan masakan.

" Bu, Bayu itu memang cuek seperti itu ya?" Tanyanya.
" Iya. Mirip dengan ayah dan kakeknya. Tapi walau terlihat cuek, dia sangat memperhatikan sekitar. Mungkin itu sudah kebiasaannya, sejak kecil bayu selalu mengamati sekelilingnya. Seperti takut akan sesuatu. Kamu tau, dulu bayu amat sangat takut jika melihat kalian. Pernah satu minggu tidak mau keluar dari kamar, sampai kakeknya harus datang jauh jauh dari jogja hanya untuk membujuk Bayu. Entah sejak kapan, Bayu mulai bisa menerima keadaannya." Cerita Ayunda.
" Tadi saat di kampus, Gendis tiba-tiba teringat seseorang. Menurut Brata kemungkinan itu Ibu Gendis dan entah kenapa Gendis merasa jika itu memang ibuku." Suara Gendis terdengar begitu sedih, Ayunda hanya bisa menguatkan gadis itu.
" Percaya Tuhan punya rencana indah untukmu saat semua ini berakhir, nak. Ibu memang tidak bisa membantu banyak, ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu seperti ibu mendoakan semua anggota keluarga ini." Ucap Ayunda.

👻👻👻

" Ananta. Sudah pulang, nak." Sapa sang Bunda yang memang sedang bersantai di teras rumah. Ananta mendekatinya, lalu berjongkok agar sejajar dengan bunda.
" Bunda. Bunda kenapa sendirian di depan. Mana bu Rana?" Tanya Ananta.
" Sedang mengambilkan jus jeruk. Kamu sudah makan?" Ananta menggelengkan kepala.
" Nanta mau makan dengan bunda." Jawabnya.

Ananta mendorong kursi roda ibundanya untuk masuk ke dalam rumah. Dia begitu menyayangi Ibundanya ini melebihi rasa sayangnya kepada sang Mama. Seandainya bisa, Ananta ingin sekali benar-benar menjadi anak ibundanya. Sayangnya itu tidak mungkin, Ananta tidak ingin menjadi manusia yang egois. Dia harus mengembalikan semuanya ke tempat yang seharusnya. Dia tidak mau jika mamanya menjadi pendosa seumur hidupnya. Dua bulan ini harus Ananta gunakan sebaik mungkin, jangan sampai mamanya tau rencananya.

👻👻👻

" Kamu yakin jika itu adalah tubuh Gendis?" Tanya Mandali.
" Ya dan tidak. Tapi tidak mungkin ada manusia yang memiliki kesamaan dengan manusia lainnya, kecuali mereka kembar." Sahut Bayu.
" Kembar indentik sekalipun pasti memiliki perbedaan dan itu hanya orang terdekat yang bisa membedakannya." Ujar Brata.
" Masih harus bersabar selama dua minggu untuk membuktikannya. Sampai gue dapet identitas cewek itu, jangan bilang apapun ke Gendis." Pinta Bayu. Mandali dan Brata menganggukan kepala.

Mereka sudah kembali, Bayu bisa melihat kedekatan Gendis dan ibunya. Dia hanya bisa tersenyum.

" Ini pesanannya, bu." Bayu menaruh plastik belanjaannya di meja.
" makasih. Mandali kemana?" Tanya Ayunda.
" kembali ke rumahnya. Bayu juga mau istirahat sebentar." Ayunda mengangguk.
" Tadi ibu sempat beli susu murni, kalo mau ibu panaskan ya."
Bayu menggelengkan kepala "nanti kalo Bayu mau minum, Bayu hangatkan sendiri saja." Ucapnya lalu pergi menuju kamarnya.

Di kamar bayu langsung membuka laptop dan mencoba masuk ke sistem fakultasnya untuk mencari informasi gadis yang dia tabrak. Bukanlah hal yang sulit bagi bayu untuk meretas sistem komputer universitasnya. Saat di SMA ada hantu laki-laki yang mengajarinya tentang IT. Hantu itu dulunya adalah seorang peretas handal, sayangnya dia menggunakan kepintarannya itu untuk melakukan hal yang tidak baik, karena tuntutan ekonomi. Sampai akhirnya dia merenggang nyawa di ujung pistol polisi.

" Aku mengajarimu bukan untuk membuatmu menjadi sepertiku. Aku mengajarimu untuk menebus setidaknya sedikit dosaku, sehingga aku bisa menyeberang dan melanjutkan perjalananku." Ucapnya saat itu.

Hampir satu jam bayu mengutak atik laptopnya. Namun dia masih belum mendapatkan data gadis tersebut.

" Apa mungkin belum di masukkan ke dalam sistem mahasiswa baru ya?" Gumamnya.
" Ah paling nggak gue tau kalo dia satu fakultas sama gue. Gue coba cari nanti lagi deh." Gumamnya lagi.

Bayu menutup situs yang tadi dibukanya dan membuka situs lain lagi. Bayu sangat menyukai aktifitas berselancar di internet, banyak hal yang bisa dia dapatkan dari internet. Bahkan dia tidak perlu pergi keluar rumah, jika yang dia butuhkan bisa di dapat dengan mudah melalui internet.

" Pantas manusia jaman sekarang cepat sekali mati. Mereka jarang bergerak." Bayu reflek melemparkan buku di dekatnya karena kaget dengan kemunculan makhluk sinting.
" Lo makin lama makin berani ya bolak balik masuk ke rumah." Seru Bayu kesal dengan kehadiran Kala.
" Maklumlah aku terlalu bosan di sana, tidak ada yang bisa aku lakukan. Ah rasanya aku ingin kembali saja ketempat asalku." Keluh Kala sambil merebahkan tubuhnya dirancang milik Bayu.
" Salah lo sendiri kenapa dulu gak mau. Padahal kakek udah menawarkan diri untuk mengembalikan lo ke asal." Cecar Bayu , dia kembali berkutat dengan laptopnya.
" Karena waktu itu aku masih kesal, siapa yang tidak marah jika sedang istirahat di ganggu dan di usir. Nyesel gueee, bay." Runtuknya.
" Kakekmu benar-benar mengurungku dan membuatku tidak bisa bergerak bahkan sekedar meluruskan kaki." Ucapnya lirih.

Bayu mengabaikan Kala yang berguling-guling di ranjang. Jujur saja Bayu berterima kasih pada Kala, jika bukan karena ucapan Kala waktu itu mereka mungkin tidak akan pernah bisa maju tentang kasus Gendis.

" Lo masih suka makan roh?" Tanya Bayu tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
" Tidak. Bagaimana caraku menyantap roh-roh itu jika tubuhku dikurung. Tapi aku sekarang punya makanan favorit. Masakan ibumu benar-benar enak." Jawab Kala.
" Bulan depan kakek datang, mungkin lo bisa minta dia buat lepasin lo dari kurungan itu." Ucap Bayu.
" Dia belum mau melepasku. Dia bilang ini hukuman untukku karena sudah memakan banyak roh dan mau membantu manusia sesat." Suara Kala terdengar sedih saat menceritakan hal itu.
" Kala. Dulu saat para manusia itu meminta bantuanmu kenapa mau melakukannya? Sekarang lo cuma kaya barang sekali pakai." Tanya Bayu.
" Ya manusia itu ternyata makhluk paling tidak bisa di percaya, walau tidak semua. Mereka menawarkan padaku roh roh manusia untuk di tumbalkan kepadaku dengan syarat aku mau menghabisi satu keluarga, kamu pasti tau keluarga siapa yang aku maksud." Kala terlihat menghela napas panjang.
" Nggak ngerasa bersalah setelah menghabisi mereka?" Tanya Bayu.
" Jujur saja tidak. Sama seperti kalian yang memusnahkan kami tanpa rasa kasihan. Kamipun tidak. Mereka yang biasa berada di sekitar manusia adalah mereka yang sejak awal memang memiliki keterikatan atau perjanjian. Misal Brata dan Mandali. Lalu aku sendiri. Bayu, tidak semua orang memiliki hati yang bersih. Bahkan beberapa orang memiliki hati yang lebih jahat dariku atau jin jin yang memang senang menghasut manusia. Tapi mereka yang kami hasut adalah mereka yang memang sejak awal sudah mempunyai hitam di dalam dirinya. Manusia itu jauh lebih kejam, nak. Manusia dengan ketamakan di dirinya mampu menghabisi makhluk ciptaan Tuhan yang lain." Kala menatap Bayu tajam.
" Manusia itu memang makhluk sempurna, tapi mereka lupa jika mereka tidak hidup sendiri di dunia fana ini. Ada hewan, tumbuhan dan ghaib. Kami juga ciptaan Tuhan. Jaga hati dan pikiranmu, Bayu. Jangan sampai kamu menjadi salah satu manusia seperti mereka, kamu dan keluargamu adalah manusia yang langka. Kalian baik, hati kalian juga bersih. Pertahankan itu." Bayu tidak bisa berkata apapun mendengar ucapan lugas dari Kala.
" Ah aku ngantuk, bay. Kasurmu aku pakai ya. Kamukan masih mau mainan benda itu." Ucap Kala. Tak lama terdengar suara dengkuran halus.

Bayu memikirkan ucapan Kala. Tidak ada yang salah. Manusia memang makhluk sejarah, walau tidak semua seperti itu. Hanya saja Bayu merasa jika bumi semakin tua, tapi manusia semakin banyak yang busuk hati dan pikirannya. Semoga saja dia, keluarga dan orang-orang yang ada di dekatnya tidak berubah dan tidak mudah tergoda.

👻👻👻

Guys give me support and don't forget to click a little star. 😘😘

Bayu Bhaskara : Gendis (HIATUS sampai waktu yang tidak ditentukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang