Hai... hai...
Bagi siapapun yang baca ceritaku, terima kasih banyak ya.
Maaf kalo cerita ini tidak terlalu greget. This is my first story by the way. So, please give me support, don't forget to click the star and enjoy.👻👻👻
"
Bayu. Seharusnya kamu tidak memperlihatkan Gendis pada Kala. Dia bisa saja memakan roh itu." Protes Brata.
" Tidak apa. Lagipula sebelum ke belakang, aku sudah membuat pelindung agar Gendis tidak terlihat oleh Kala. Brata, tidakkah ini aneh? Kenapa Gendis selama dua puluh tahun tidak bisa mengingat kehidupannya sebelum mati. Aku merasa ada yang janggal." Ujar Bayu.
" Kamu curiga jika sebenarnya Gendis hanya roh yang terpisah dari tubuhnya?" Tanya Brata.
" Aku tidak yakin, karena dia bisa mendeskripsikan keadaan tubuhnya saat ditemukan polisi. Tidak mungkin ada yang bisa memanipulasi pikiran roh kan?" Bayu bertanya balik.
" Itu tidak mungkin. Jika memang dia tau dia mati dan dia melihat jasadnya sendiri, berarti dia memang sudah mati." Jawab Brata, namun tiba-tiba dia terdiam saat ingin melanjutkan kata-katanya seperti teringat akan sesuatu.
" Ada apa?" Bayu mengerutkan dahinya melihat tingkah Brata.
" Tidak. Aku hanya teringat sesuatu, tapi aku akan mencari informasi dulu. Ingat jangan pergi kemanapun, aku sudah mengatakan pada ayahmu perihal hal ini. Kalau memang mau pergi, bersabarlah sampai isya. Aku pergi sebentar." Setelahnya Brata pergi, Bayu melangkah ke dapur menghampiri ibunya.
" bu, apakah ayah sudah mengatakan sesuatu?" Tanyanya.
" tentang tidak boleh keluar rumah? Sudah. Tapi ibu bingung, pesanan bu RT bagaimana? Nastarnya harus segera di kirim?!"
"Telpon saja, katakan jika tidak ada yg bisa mengantar ibu ke sana atau ibu kirim saja dengan ojek online." Saran bayu.
" Oh benar juga. Pesankan sana. Ibu rapikan dulu kue-kuenya." Bayu mulai mengutak-atik ponselnya untuk memesan ojek online. Tidak sampai lima menit, driver datang dan langsung mengantarkan pesanan sang Ibu ke tujuan." Bu, ayah pulang hari inikan?" Tanyanya.
" Iya, tapi jamnya mau tidak mau diundur. Kenapa? Kamu ketemu sesuatu lagi yang minta tolong?" Tanya ibumya.
" Iya, hanya saja Bayu bingung makanya mau minta saran ayah. Bu, dia bayu suruh tinggal dengan Mandali di belakang. Dia baik, namanya Gendis. Hanya saja ada hal yang janggal." Jelasnya.
" Ya sudah. Dipikirkan pelan-pelan saja. Ingat, Tuhan tidak akan memberikan ujian yang melebihi kemampuan hambanya. Oh itu masih ada susu, berikan padanya. Mandali dan Brata sedang tidak ada ya?" Tanya ibu.
" Iya. Mereka sedang ada urusan. Bayu ke kamar dulu." Ujarnya.Bayu mulai mencari-cari kasus seperti Gendis di buku yang pernah diberikan kakek untuknya. Buku tua yang selalu menjadi senjata saat bayu merasa sudah mentok. Dia sangat penasaran dengan Gendis dan ingatannya yang hilang. Satu jam berlalu dan Bayu tidak menemukan apa yang dicarinya. Hal ini membuatnya sedikit frustasi. Dia benar-benar merasa hal yang aneh.
" Menemukan apa yang kau cari?" Hampir saja bayu terjatuh dari kursinya.
" Loe ngagetin aja sih?! Bilang-bilang kek kalo mau nongol. Untung jantung gue strong, coba kalo ngga!" Omel bayu sambil mengelus dadanya.
" Hahaha... Bayu... Bayu..." sosok yang hampir membuat Bayu jantungan itu terbahak sampai perutnya mules.
" Ngapain loe nongol? Gue kan nggak nyuruh loe dateng?" Tanyanya sewot.
" Kemarin kamu membawa roh di dekatku. Biarpun sudah kamu tutupi wujudnya, aku masih bisa merasakan aromanya. Siapa dia?" Tanya Kala dalam wujud pria gagah.
" Bukan urusan loe. Jangan coba-coba mengganggunya." Jawab Bayu serius.
" Aku nggak doyan roh manusia yang belum mati." Bayu menoleh dengan cepat ke arah Kala.
" Maksud loe dia sebenarnya masih hidup? Jangan ngibul, dia jelas-jelas bilang kalo dia lihat jasadnya sudah kaku dan banyak luka bekas tusukan, bahkan alat yang dipakai masih tertancap di tubuhnya." Cecar Bayu tidak percaya dengan ucapan Kala.
" Aku mengatakan apa yang aku rasakan, nak. Energinya berbeda dengan energi roh yang sering aku makan." Ucap Kala.
" Tidak mungkin ada tubuh yang bisa kosong tanpa roh selama lima belas tahun, Kala." Bantah Bayu.
" Bagaimana jika tubuhnya tidak kosong? Bagaimana jika tubuh itu kini di pakai oleh makhluk lain? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, Bayu. Seperti kakekmu yang mengurung wujud sejatiku disana, yang bahkan mustahil di lakukan oleh 100 ahli supranatural hebat sekalipun. Tapi kakekmu bisa." Ucapan Kala membuat Bayu semakin pusing.
" Aku pergi. Ular galak dan macan cerewet itu datang." Kala menghilang dan meninggalkan Bayu dengan berbagai macam hal di otaknya." Bau gorila." Ucap Mandali dan Brata bersamaan.
" Dia baru saja pergi. Dia mengatakan sesuatu padaku tentang Gendis. Mandali, ku rasa apa yang kau katakan tentang Gendis ada benarnya." Ucap Bayu.
" yang mana? Yang dia koma atau tubuh aslinya dipakai makhluk lain?" Tanya Mandali. Bayu hanya menatapnya dan Mandali sudah tau jawabannya.
" Kala tidak menginginkannya karena Gendis adalah roh yang dipaksa keluar dari raganya?" Tanya Brata dan Bayu mengangguk.
" Gila. Tapi kenapa? Jelas-jelas dia gadis yang baik. Lima belas tahun terombang ambing seperti sekarang. Dibuat lupa tentang dirinya sendiri dan dia yakin jika dia sudah mati." Omel Mandali.
" Aku baru saja akan mengatakan hal itu padamu, tapi keduluan sama si gorila ternyata. Bayu, jika benar dia adalah roh orang yang masih hidup berarti waktu Gendis tidak banyak. Kita hanya punya 2 bulan untuk mengembalikan ke tubuhnya lagi, itupun jika kita bisa menemukannya tepat waktu." Jelas Brata.
" Mandali, di drama yang kau tonton bagaimana cara dia kembali ke tubuhnya?" Tanya Bayu berharap itu bisa digunakan pada Gendis.
" Semakin dekat dia dengan lokasi terakhir atau dengan tubuhnya sendiri, ingatan tentangnya akan kembali dengan sendirinya." Jelas Mandali.
" Oke. Minggu depan kita mulai bekerja. Aku tidak bisa membiarkan hal tidak adil seperti ini. Bisakah kalian mencari tau tentang Gendis? Mandali ku rasa kau yang paling bisa di andalkan saat ini, kau pasti punya banyak kenalan roh seperti Gendis." Pinta Bayu.
" Siap. Waaaahhhh ini menyenangkan. Detektif Mandali beraksi. Tapi besok saja ya. Ibu masak apa? Aku lapar." Bayu sontak tertawa mendengar ucapan Mandali.Mereka bertiga memilih keluar dari kamar untuk melihat ke dapur, siapa tau ibu memasak makanan favorit mereka.
Malamnya menjelang pukul 9 : 00 wib. Ayah tiba di rumah, saat menjejakkan kaki di halaman rumah ia mulai merasakan aura asing. Ia masuk ke dalam dan melihat anak laki-lakinya sedang asik menonton pertandingan sepak bola di temani makhluk yang wujud sejatinya di kurung di belakang rumah.
" Bayu." Panggilnya.
" Ayah sudah pulang." Bayu menghampiri ayahnya.
" Ibumu dimana?" Tanya ayah.
" Kerumah bu RT. Tenang Mandali ikut kok." Jawab Bayu.
" Kala. Kenapa kamu ada di ruang keluargaku?" Karena merasa disebut namanya Kala menoleh sambil nyengir.
" Bosan aku di belakang. Lagipula aku tidak melakukan hal yang mengganggukan? Aku hanya menonton televisi." Ucapnya cuek.
" Kenapa rumah ini di penuhi makhluk seperti kalian sih?!" Ujar ayah sambil melangkah menuju kamar, bermaksud untuk istirahat sejenak.Bayu dan Kala melanjutkan aktifitas mereka menonton sambil sesekali berdebat, bersorak dan memaki ketika bola yang ditendang tidak masuk ke gawang.
" Ayahmu sudah pulang, nak?" Ucap sang Ibu sesampainya di rumah.
" Sudah sedang dikamar. Istirahat." Jawab Bayu.
" Ya sudah Ibu mau nyusul ayah. Kamu jangan tidur terlalu malam. Itu ada berkat di meja dapur, di makan ya. Jangan lupa seperti biasa." Ucap ibu sambil berjalan menuju kamar.Bayu langsung menuju dapur untuk melihat berkat yang di bawa ibu. Ternyata berisi Roti bolu. Bayu langsung memotongnya dan menaruh empat potong di piring kecil lalu ditaruhnya di meja kecil dekat jendela.
" Jangan rebutan, satu setan satu." Ucapnya iseng. Toh tidak akan ada yang marah.
" Sisa satu, bay. Buat siapa?" Tanya Mandali.
" Panggil Gendis. Itu untuk dia. Aku rasa ayah sudah tau keberadaan Gendis." Jelasnya.
" Okelah kalo begitu. Bentar gue panggilin. Eh tapi nggak apa nih? Tuh monyet gak bakalan ngapa-ngapain Gendis kan?!" Ucap Mandali skeptis.
" Tenang budhe, aku nggak minat sama dia. Kecuali dia mati beneran." Jawab Kala santai.Malam itu dilewati dengan suasana yang adem ayem, tidak ada perdebatan berarti seperti biasanya jika Kala dan Brata berada di satu ruangan. Kali ini mereka melakukan genjatan senjata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayu Bhaskara : Gendis (HIATUS sampai waktu yang tidak ditentukan)
FantasyTentang cowok bernama Bayu Bhaskara yang memiliki kemampuann melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang kita sebut hantu. Bertemu dengan hantu yang mengaku bernama Gendis. Dia meminta tolong pada Bayu agar dapat melanjutkan perjalanannya, namun Ge...