Part 14

24 3 2
                                    

Hai... hai...
Maafkan saya karena lama sekali ga update cerita ini. Jujur hp sempat ke restart dan semua cerita yang sudah saya ketik, hilang!!

Jadi, saya mau mengucapkan terima kasih sama semua yang masih mau menunggu kelanjutan cerita GENDIS.

☆☆☆

Hari kesepuluh.

Baik dari pihak Pramudya dan juga Aksana, sama-sama menunggu anak-anak mereka membuka mata. Karena seharusnya tepat di hari ini Bayu dan Ananta siuman. Selama sepuluh hari ini, Bayu dan Ananta terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Karena tidak tubuh mereka membutuhkan cairan. Jika dirawat di rumah, mereka takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
Seperti janjinya, Ambarwati hadir diantara mereka. Menunggui sang cucu. Namun entah mengapa ada perasaan tidak enak dihatinya.

"Pramudya. Aksana. Ikut Biyung sebentar." Ucapnya.

Ayunda hanya menatap sang suami dengan raut cemas. Begitupun Hilda. Bagaimana pun mereka berdua adalah seorang ibu, pasti dalam hatinya juga merasakan sesuatu yang tidak beres. Apalagi Ibu Mertuanya sampai angkat bicara.

"Kalian disini saja. Tetap jaga anak-anak ini. Biyung pastikan mereka akan kembali di tengah-tengah kita." Ucap Ambarwati dengan tenang sembari tersenyum.

"Iya, bu. Kami yakin anak-anak pasti sadar kembali." Balas Ayunda. "Saya mohon, kalian hati-hati." Lanjutnya.

Lalu Ambarwati, Pramudya dan Aksana keluar dari ruang rawat. Ayunda memeluk Hilda, saling menguatkan satu sama lain. Mereka menatap ke arah tempat tidur, berdoa pada Tuhan agar anak-anak selamat dan kembali.

☆☆☆

"Pram, hubungi ayahmu. Minta dia datang. Biyung merasa ada seseorang yang mencoba untuk membuat cucu-cucuku tertahan. Biyung akan mencoba memanggil Kala. Kita butuh bantuannya." Pramudya mengangguk patuh.

"Apa yang bisa saya lakukan?" Tanya Akasana.

"Alois. Minta dia untuk memeriksa sekitar rumah Pramudya sampai jarak terjauh. Minta dia untuk membawa Saka. Harimau itu pasti tau tempat tinggal milik dukun yang berseteru dengan kalian waktu itu." Ucap Ambarwati.

"Apakah Biyung mengira jika dia masih hidup?" Tanya Akasana.

"Ya. Sepertinya dia masih hidup. Aku tidak terikat sepenuhnya pada kontrak, karena itu aku tidak dapat merasakan keberadaannya. Karena itu kita butuh Kala maupun Braja, mereka berdua lebih berpengalaman dengan dukun itu. Aku pergi sebentar." Setelahnya Ambarwati menghilang begitu saja.

Pramudya yang masih mencoba menghubungi sang ayah, malah dikagetkan dengan kemunculan pria tua itu yang keluar dari lift. "Dimana Bayu?" Tanyanya.

"Bagaimana ayah tau jika Bayu disini?" Tanyanya bingung. Karena seingatnya dia belum mengatakan apapun pada sang ayah.

"Kau pikir ayahmu ini orang bodoh." Hardiknya. "Ayah tau semuanya dari Brata dan Kala. Mereka datang pada ayah dan menceritakan semuanya." Ucapnya.

"Aksana... kau sudah dewasa ya." Serunya, sembari menepuk pundak pria tersebut.

"Aku turut prihatin akan masalahmu, mari kita selesaikan semuanya." Lanjutnya.

Mereka bertiga masuk ke dalam ruang perawatan. Disana terlihat Ayunda dan juga Hilda sedang memegang tangan anak mereka sembari berdoa agar semua masalah yang mereka hadapi segera selesai.

Bayu Bhaskara : Gendis (HIATUS sampai waktu yang tidak ditentukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang