Part 2

11K 704 79
                                    

Menjadi seorang ayah muda bukanlah hal yang mudah untuk seorang Min Yoongi. Selain karena keaktifan Yoon Jin yang terkadang membuat Yoongi kewalahan sendiri, tak jarang juga pertanyaan-pertanyaan yang Yoon Jin tujukan padanya, membuat Yoongi merasa jika ia belum pantas di sebut sebagai seorang ayah yang baik.

Sebenarnya pertanyaan Yoon Jin memang wajar untuk anak seusianya, tetapi Yoon Jin belum tahu jika yang ia tanyakan mungkin tidak akan pernah peduli padanya. Karena Yoongi sangatlah yakin, jika mantan isterinya sekali pun tidak akan bertanya tentang keadaan putranya sendiri, ya, pertanyaan yang Yoon Jin ajukan pada Yoongi tidak lain adalah tentang ibunya.

Ibu yang dengan tega meninggalkannya bahkan saat Yoon Jin masih membutuhkan asinya. Jadi, bagaimana mungkin sekarang ia akan memikirkannya? Yoongi yakin, jika mantan isterinya itu sudah bahagia dengan selingkuhannya dan tidak mau lagi untuk sekedar menanyakan kabar putra kandungnya sendiri.

Dan, di sinilah peran Yoongi sebagai seorang ayah sangat dibutuhkan oleh Yoon Jin. Yoongi berusaha memberikan kasih sayang yang berlimpah untuk sang putra agar Yoon Jin tidak merasa kurangnya kasih sayang. Dengan jadwalnya yang padat karena posisinya sebagai seorang Direktur utama di kantornya, Yoongi selalu menyempatkan waktu untuknya bersama sang putra di hari liburnya.

Hari libur Yoongi manfaatkan untuk mengurus putranya selama dua puluh empat jam, Yoongi bahkan mendepak Taehyung dan Jimin keluar dari rumahnya karena tidak mau waktunya dengan Yoon Jin terganggu oleh dua namja itu. Dan sekarang, tinggallah Yoongi dan Yoon Jin di rumah besarnya itu.

"Baby mau melakukan apa dengan Daddy hari ini, eoh?" tanya Yoongi seraya mencubit pipi gembil Yoon Jin yang sekarang tengah ada di pangkuannya. Sedangkan yang di tanya malah memasang pose berpikir, dengan jari yang ia letakkan di keningnya sendiri, membuat siapa pun gemas jika melihatnya.

"Eum, apa yah, Dad? Yoon Jin binun, nih," jawabnya.

"Bagaimana kalau kita seharian tidur? Ide yang bagus bukan?" usul Yoongi mendapat gelengan cepat dari Yoon Jin.

"Ndak ich, itu cih mauna Daddy!"

"Lalu?"

"Yoon Jin mau nonton tv aja, hali ini tan ada kaltun kecayangan Yoon Jin," ucapnya.

"Okey, apa pun untukmu, Baby."

Yoongi dan Yoon Jin pun kini sudah anteng di depan tv, Yoongi dengan sabarnya menjawab semua pertanyaan Yoon Jin saat ia melihat hal-hal yang baru di tv.

"Hihihi, Dad! Lihat-lihat! Tucingna lucu!"

"Iya sayang,"

"Tucingna caya Daddy, ich! Hihihi,"

"Mwo? Apa kau baru menyamakan Daddy dengan kucing itu, Yoon Jin?"

"Hihihi, iya Daddy! Tucing cama Daddy can cama-cama dalak, hihihi ... lihat-lihat! Tu tucingna dalak banet cama tikucna. Taya Daddy kalo lagi malah-malah cama Jimin cama Taehyung Camchon, hihi."

"Yoon Jinn ...."

"Tukan-tukan, Daddy malah. Ich! Daddy cama tucing meman tama caja! Tama-tama dalak! Ich, nebelin deh!'

"Daddy gak marah sayang." Yoongi masih mencoba sabar guys.

"Ndak, ndak! Yoon Jin tau Daddy tadi mau malah kan? Iya kan? Ich Daddy janan boong, Yoon Jin tu ndak bica di boonin, naku aja kalo Daddy mau malah kan? Daddy ndak acik ih, maca keljaanna malah-malah teluc, ndak boleh tau Dad, doca, Daddy tau doca kan? Itu loh, eum talau doca, itu loh, ich! Apaan cih!"

"Hahaha, dosa sayang, kalau orang banyak dosa bakal di ceburin ke dalam api," jawab Yoongi gemas sendiri. Kalau sudah gini, bagaimana Yoongi bisa marah pada putranya?

Tapi, sepertinya Yoon Jin salah paham pada ucapan Yoongi itu, entah apa yang ia tangkap dari perkataan Yoongi sampai membuat mata bulatnya berkaca-kaca sekarang.

"Lho, Yoon Jin kenapa nangis, hm?"

"Hick, hick, tadi kata Daddy kalo olang banak doca bakal di cebulin ke dalam api. Daddy kan banak doca, nanti Daddy di cebulin kedalam api, dong? Hick, Yoon Jin ndak mau kalo Daddy di cebulin ke dalam api, nanti Daddy mati dong? Huwaa ... Yoon Jin ndak mau Daddy mati, huwa matanna janan malah-malah teluc Dad, nanti-nanti huwaa ...."

"Daddy gak bakal mati Baby," ucap Yoongi membawa Yoon Jin ke dalam pelukannya dan mengelus lembut surai sang putra.

Mendengar perkataan Yoongi, Yoon Jin pun mulai mendongakkan wajahnya dan menatap Yoongi dengan tatapan polosnya.

"Benalkah?" ujarnya.

"Iya."

"Daddy ndak bakal mati, kan?"

"Iya sayang."

"Benelan?"

"Iya Baby."

"Baguclah, nanti kalau Daddy mati ndak ada yg beliin Yoon Jin coklat lagi deh," ujarnya polos, membuat Yoongi lagi-lagi membulatkan bola matanya.

"Haah?"

Yoon Jin hanya tersenyum memperlihatkan gigi-giginya.

"Daddy!" panggilnya.

"Heum?"

"Eum, itu--"

"Apa baby, cerewet banget sih."

"Itu ... eum, janan malah, yah?"

"Iya."

"Janji?"

"Iya baby, janji."

"Eum itu Dad, Yoon Jin, Yoon Jin--"

"Apa sayang? Janji Daddy gak marah, kok."

"Nompol,"

"Oooh."

"Eh? Kau bilang apa tadi?"

"Yoon Jin nompol Daddy. Hehe, minta maaf, baju Daddy jadi bacah, deh," cengirnya tanpa dosa. Sepertinya Yoongi lupa, jika sudah menjadi kebiasaan putranya lah mengompol saat ia sedang nangis.











Tbc ....

Daddy Min✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang