Part 23

5.6K 434 13
                                    


Seharian berurusan dengan kertas-kertas putih di hadapannya benar-benar membuat Yoongi pusing. Terlebih lagi ia belum menemukan pengganti Yoora yang siap menjadi sekretarisnya, bukan karna tidak ada yang mau. Tapi, setiap ada orang yang melamar menjadi sekretarisnya, pasti langsung ia tolak mentah-mentah.

Entah apa alasannya melakukan itu, tetapi yang pasti Yoongi jadi sangat kewalahan akibat Yoora yang tidak lagi bekerja dengannya. Dan, ditambah lagi pikirannya juga sedang tidak fokus. Seharian ini Yoongi hanya sibuk memikirkan tentang kejadian semalam, yah, kejadian dimana istrinya dipeluk oleh lelaki lain di depan matanya sendiri.

Tentu saja itu mengganggu pikirannya, suami mana yang bisa biasa saja saat melihat istrinya di pelukan orang lain? Dan yang membuat Yoongi tambah jengkel ialah, sikap Yoora yang berubah setelah ia bertemu dengan teman lamanya. Yah, teman lama yang bernama Jungkook, Jungkook itu.

Katanya sih dia itu teman kelasnya waktu mereka kuliah dulu, jangan heran mengapa mereka bisa satu kelas. Kecil-kecil begitu, otak Jungkook masih lebih besar dari kedua paman Yoon Jin. Buktinya saja ia sudah menyelesaikan kuliah-nya sekarang. Padahal umur-nya lebih muda dua tahun di banding Yoora, keren bukan?

"Aish, kenapa Yoora terlihat senang sekali bertemu dengan pria itu? Dia bahkan bisa tertawa lepas saat bersamanya, tetapi denganku? Jangankan tertawa, bicara saja masih terbata-bata. Ck! Apa aku semenyeramkan itu, yah?" gumam Yoongi. Namja itu memang tengah bingung sendiri dengan sikap Yoora.

Jika dengan Yoongi, Yoora pasti akan diam saja kalau bukan Yoongi yang memulai pembicaraan. Tapi, berbeda saat ia bersama Jungkook semalam. Yoongi bisa melihat binar kebahagiaan di matanya saat ia tengah berbicara dengan Jungkook. Sekarang Yoongi jadi berpikir, apa selama ini sikap Yoongi terlalu dingin pada Yoora? Tapi tidak! Dingin itu kan ciri khas Yoongi, dan Yoora tahu itu.

"Untuk apa juga aku memikirkannya? Kemarin aku sendiri kan yang mengatakan padanya jika alasan pernikahan ini tidak lebih hanya untuk kebahagiaan Yoon Jin? Jadi, kurasa aku tidak perlu ikut campur dengan urusannya. Mau dia bertemu dengan teman lama atau pun tidak, apa peduliku?"

Seperti biasa, ego-nya itu terlalu besar. Yoongi bahkan tidak sadar jika sekarang ia itu seperti orang yg tengah cemburu, mungkin? Tapi kembali lagi, Yoongi adalah Yoongi. Orang yang tidak pernah peka pada perasaannya sendiri, bagaimana mungkin ia peka dengan perasaan orang lain?

"Tidak, kau tidak bisa seperti ini, Min Yoongi. Ingat! Pernikahanmu dengan Yoora hanyalah sebuah formalitas untuk mendapatkan Yoon Jin, tidak lebih!" tegasnya pada dirinya sendiri. Ah, ya, ngomong-ngomong soal Yoon Jin, sepertinya Yoongi melupakan sesuatu tentangnya. Tapi apa?

"Astaga! Aku sudah berjanji untuk pulang lebih awal hari ini. Bagaimana aku bisa lupa? Aish, maafkan Daddy sayang."

Yah, Yoongi memang sudah berjanji akan pulang lebih cepat hari ini. Karna aduan Yoora jika Yoon Jin akhir-akhir ini sangat-sangat merindukan Daddy-nya, jadilah Yoora meminta Yoongi untuk sedikit meluangkan waktunya untuk sang putra.

Maka, sebagai ayah yang baik. Dengan senang hati Yoongi akan melakukannya, Yoongi pun mulai bangkit dari kursi kebesarannya, dan segera pulang menemui putra kesayangannya.

*****

Saat ini Yoongi sudah sampai di rumah besarnya. Yoongi pun turun dari mobil mewahnya kemudian berjalan ke dalam rumahnya. Namun, saat ia baru menginjakkan kakinya di depan pintu. Langkahnya terhenti melihat pemandangan di hadapannya, rahangnya juga hampir jatuh karna mulutnya menganga terlalu lebar, mungkin karna terkejut.

"Ckck! Kau kalah oleh anak ingusan sepertinya, Hyung? Sungguh, tidak bisa di percaya."

"Lihatlah, sepertinya Yoon Jin juga menyukainya. Ish, ish, ish! Bukankah itu tidak baik untukmu, Yoongi Hyung?"

Daddy Min✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang