Pernah mendengar istilah jika seorang anak akan mudah percaya pada apa pun yang ia lihat atau pun dengar? Karna itulah orang mengatakan, jika benar atau tidaknya didikan orang tua akan terlihat pada pribadi sang anak. Dan yah, sepertinya itu memang benar. Karna kita tentu tahu, pada usia dini pikiran polos anak-anak akan mudah sekali diracuni. Mereka belum tahu apa yang benar dan apa yang salah, dan ... disitulah peran orang tua sangat penting bagi anak mereka.Tapi, bagaimana jika anak itu sendiri tidak mau berbagi cerita pada orang tua mereka? Bagaimana jika anak itu memilih diam dan enggan untuk bercerita pada kedua orang tuanya seperti yang Yoon Jin lakukan?
Yah, ini masalah tentang bocah kecil yang tidak lain adalah Yoon Jin. Beberapa hari ini anak itu terlihat berbeda, terkadang ia menangis, marah-marah tidak jelas, atau bahkan mendiami Yoongi dan Yoora seperti apa yang ia lakukan beberapa hari lalu.
Yoongi dan Yoora tentu dibuat khawatir dengan itu, ini bukan hanya masalah tentang Yoon Jin yang marah karna tidak boleh memakan ice cream, bukan juga Yoon Jin yang menangis karna Ayah-nya suka pulang malam dan berakhir tidak bisa menemuinya. Masalah ini tentu lebih besar dari itu, karna putra mereka yang terkenal hiperaktiv tiba-tiba saja berubah menjadi pendiam dan tidak banyak bicara. Bukankah itu cukup mengkhawatirkan?
"Aku khawatir padanya, Yoon. Ini bukan Yoon Jin, putra kita adalah anak yang ceria. Biasanya ia bahkan sangat cerewet hingga membuat kita pusing sendiri, tapi sekarang? Apa yang terjadi pada putra kita, Yoon?"
Yoora menangis dipelukan Yoongi, bukannya Yoora berlebihan. Tapi, wajar saja 'kan? Selama ini ia mengenal Yoon Jin sebagai anak yang hiperaktiv, namun tiba-tiba saja anak itu berubah dan tentu saja itu membuat Yoora cukup khawatir.
"Aku juga sama khawatirnya denganmu, Yoora. Tapi kau tidak perlu terlalu memikirkan ini, oke? Itu tidak baik bagi kandunganmu."
"Tapi, Yoon. Aku ...."
"Aku yang akan bicara padanya, sekarang aku akan mengantarnya ke sekolah."
"Baiklah." Yoora melepaskan pelukan Yoongi dan mengambil tas kerja miliknya.
"Jangan lupa bicara padanya, oke?"
"Iya," jawab Yoongi seraya menerima tas kerjanya kemudian berjongkok.
"Apa yang kau lakukan?" bingung Yoora. Bukannya menjawab, Yoongi justru menempelkan kepalanya pada perut Yoora yang sudah sedikit membuncit itu.
"Daddy pergi dulu yah, Baby. Jangan nakal-nakal sama Mommy, yah. Tenang saja di perut Mommy sampai saatnya Baby lahir, oke?" ucap Yoongi seraya mengelus perut Yoora.
"Oke, Daddy. Tapi, Baby sudah sudah tidak sabar pingin ketemu Daddy," balas Yoora dengan suara yang dibuat-buat.
"Benarkah? Kalau begitu cepatlah lahir, sayang. Daddy menunggumu."
Yoora tersenyum senang melihat kekonyolan Yoongi ini. Suaminya memang berubah seratus delapan puluh derajat setelah hari itu, Yoongi menjadi lebih halus dan ... romantis mungkin?
"Cepetan, Daddy! Yoon Jin cudah tellambat!" teriak Yoon Jin membuat keduanya menoleh ke arahnya.
"Iya sayang." Yoongi berdiri kemudian mengecup kening Yoora.
"Belajar yang pintar yah, kesayangan Mommy," ucap Yoora yang kini sudah berada di hadapan Yoon Jin.
"Mommy ndak ikut lagi?"
"Mommy sudah gak bisa ikut Yoon Jin ke sekolah lagi, sayang. Yoon Jin tahu 'kan, kalau ada dedek bayi di perut Mommy? Jadi Mommy gak boleh kelelahan, Yoon Jin mengerti 'kan?" Yoongi menjelaskan dengan sangat hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Min✅
RandomMin Yoongi, seorang duda tampan dengan satu putra, yang sayangnya sering kali membuatnya pusing tujuh keliling saat dihadapkan dengan kenakalannya. Namun, di balik itu semua Yoongi amat sangat menyayangi putranya. Apa pun akan ia lakukan demi kebaha...