Benar kata orang, jika waktu akan berlalu dengan cepat saat kita hidup bahagia dengan orang-orang yang kita cintai. Empat bulan berlalu, dan sejak malam itu, Yoon Jin tidak lagi cemburu pada adiknya sendiri. Perlahan-lahan Yoon Jin mulai menerima kehadiran adiknya, bahkan sekarang ialah yang sudah tidak sabar melihat sang adik lahir ke dunia.Yoora dan Yoongi tentu dibuat bahagia dengan itu, sekarang tidak ada lagi yang perlu mereka cemaskan. Yoon Jin, bocah yang belum genap berusia lima tahun itu sudah mulai menunjukan kedewasaannya. Ia tak lagi mengeluh saat Yoora tidak lagi bisa menemaninya bermain bola, ia tak lagi marah ketika sang ayah membicarakan tentang adiknya. Sekarang justru Yoon Jin lah yang paling antusias jika sudah membahas sang adik, intinya Yoon Jin sudah menerima seratus persen kehadiran calon adiknya.
Namun, di tengah-tengah kebahagiaan itu. Sepertinya masih ada sesuatu yang mengganjal, mengingat kandungan Yoora yang sudah berusia sembilan bulan lebih, membuat Yoongi menjadi di rundung kecemasan. Rasanya ia belum siap melihat Yoora bertaruh nyawa demi melahirkan sang buah hati ke dunia. Pasalnya, waktu lahirnya Yoon Jin, Eun Ji lebih memilih jalan operasi caesar agar ia tidak terlalu merasa kesakitan. Namun, berbeda dengan Yoora, wanita itu tetap kekeuh ingin melahirkan secara normal, dan itu benar-benar membuat Yoongi khawatir.
Entah sudah berapakali Yoora mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja, tetapi Yoongi masih tidak bisa menghilangkan kecemasannya itu. Ditambah lagi melihat Yoora yang saat ini tengah kesakitan, membuat Yoongi semakin tak tega pada sang istri.
"Kita lakukan operasi saja, yah? Aku, aku tidak tega melihatmu terus kesakitan seperti ini, Yoora-ya." Yoongi mengeratkan genggaman tangannya pada Yoora, selama seharian ini ia tetap setia berada di samping Yoora dan memberikan semangat padanya.
"Ani, dokter bilang ini sudah pembukaan tujuh, Yoon. Aku masih bisa menahannya, kau tenang saja, oke?"
Tidak bisa di pungkiri, gelombang kontraksi yang saat ini tengah dirasakan Yoora benar-benar membuatnya sangat menderita. Tapi, bukankah ini sudah menjadi kodrat bagi seorang wanita?
"Tapi ...."
"Mommy!" seru Yoon Jin memotong perkataan Yoongi, Yoora dan Yoongi pun menoleh kearah sumber suara. Di sana, terlihat Yoon Jin yang sudah di ambang pintu dengan kedua pamannya, lengkap dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya.
"Yoon Jin sudah pulang sekolah, eoh?"
"Bocah ini langsung meminta kami untuk mengantarkannya menemui Mommy-nya, Nuna," ujar Taehyung membuat Yoon Jin mendengus kesal.
"Aigoo, kemari, Mommy juga ingin bertemu dengan Yoon Jin." Jimin diikuti Taehyung pun mulai mendekat pada Yoora.
"Apa proses kelahirannya masih lama, Nuna?" tanya Jimin seraya mendudukkan Yoon Jin dipangkuan Yoongi. "Sebentar lagi," jawab Yoora.
"Mommy sakit, yah?"
Yoon Jin menatap Yoora dengan mata yg sudah berkaca-kaca, bocah itu benar-benar tidak tega melihat wajah kesakitan yang terlihat jelas di wajah sang ibu. Yoora tersenyum simpul mendengar perkataan Yoon Jin, sedikit memajukan tubuhnya lalu menghapus jejak air mata yang entah sejak kapan sudah sukses membasahi pipi gembul Yoon Jin.
"Ani, Mommy tidak sakit, sayang. Yoon Jin tahu? Sebentar lagi adik Yoon Jin akan lahir, lho," jawab Yoora. Yoon Jin sedikit mengulas senyumnya mendengar perkataan ibunya.
"Benalkah?" tanyanya.
"Iya, jadi Yoon Jin bantu doain agar adik Yoon Jin lahir dengan selamat, yah?" Bukan Yoora, tapi Yoongi lah yang menjawab pertanyaan Yoon Jin.
"Pasti, Dad! Yoon Jin pasti doain Mommy dan dedek bayi, Yoon Jin akan beldoa sama Tuhan supaya Mommy sama dedek bayi baik-baik saja." Entah kenapa Yoora tidak bisa menahan air matanya mendengar penuturan polos Yoon Jin, ia meminta Yoongi mendekat lalu mencium kening Yoon Jin cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Min✅
RandomMin Yoongi, seorang duda tampan dengan satu putra, yang sayangnya sering kali membuatnya pusing tujuh keliling saat dihadapkan dengan kenakalannya. Namun, di balik itu semua Yoongi amat sangat menyayangi putranya. Apa pun akan ia lakukan demi kebaha...