***
Aku ingat tentang candaan yang selalu kamu lontarkan. Aku ingin tertawa terbahak-bahak, namun tak bisa.
Aku ingat tentangmu yang ternyata pintar menyanyi. Aku ingin memuji, namun tak bisa.
Aku ingat mengenai boneka beruang raksasa yang kamu berikan untukku. Aku ingin melakukan hal serupa, namun kamu tidak suka boneka.
Bukankah kita adalah pasangan yang aneh, Dirga?
Tidak ada timbal balik di antara kita. Kamu memberi, lalu aku menerima tanpa bisa membalas.
Bukankah itu tidak adil?
Tetapi responsmu soal ketidaksukaanku tentang hubungan tanpa timbal balik ini membuatku bungkam.
"Aku nggak perlu balasan, Lara. Asal kamu bahagia, aku juga bahagia."
Mengapa kamu sebaik itu, Dirga?
Kadang-kadang, aku jadi merasa tidak pantas dimiliki orang sesempurna dirimu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara (SELESAI)
Kurzgeschichten(SUDAH SELESAI DAN MASIH TERSEDIA SECARA LENGKAP) LARA DAN SEMESTANYA YANG KEHILANGAN RASA Kisah-kasih itu bukan soal indera yang sempurna, tetapi tentang rasa dan jiwa yang saling mencinta. Dirga siap untuk berbicara untuk Lara, mendengar untuknya...