Aku siap mendengar keluh kesahmu, meski kamu tak bicara. Aku siap berceloteh ria untukmu hingga bisa mengusir sepi yang mendera. Asal kamu tahu, kamu tidak sendiri. Ada aku yang siap melakukan apa pun untukmu.
***
Sejujurnya, aku tidak pernah pintar dalam menilai seseorang. Baik itu tentang perangai mereka, suasana hati, apalagi isi pikiran. Aku bukan Edward Cullen.
Tetapi ketika aku melihat Dirga berjalan ke arahku dengan setengah melompat layaknya anak kecil, aku tahu bahwa dia sedang bahagia karena sesuatu. Matanya berbinar indah, senyumnya merekah, pipinya memerah.
"Lara!"
Aku sudah terbiasa jika Dirga memanggilku dengan suara selantang tadi dan membuat alat bantu pendengaranku sedikit berdengung. Bukan hanya Dirga yang membuat alat bantu pendengaranku sedikit berdengung, suara decitan rem yang ada di belokan dekat gerbang sekolahku juga salah satu penyebabnya.
"Hari ini kita mau ke tempat yang berbeda dari tempat-tempat sebelumnya." Dirga bercerita tanpa diminta, seperti biasanya. "Kita ke rumah kamu, ya? Aku mau kenalan sama keluarga kamu."
Aku yang hendak masuk ke dalam mobil sontak melangkah mundur dan membuat kepalaku membentur langit-langit mobil. Aku mengerang tanpa suara dan memegangi kepalaku yang tiba-tiba pusing. Pusing karena terbentur tadi, juga ucapan Dirga.
Maksudnya apa, ya?
"Eh. Lara? Kamu nggak papa?" Dirga mengusap kepalaku lembut, membuatku sedikit bergidik karenanya. "Lain kali hati-hati."
Salah kamu juga Dirga ... kenapa harus berbicara tiba- tiba seperti itu?
"Tenang, aku nggak bakal bertindak yang aneh-aneh, kok. Aku cuma mau kenalan sama keluarga kamu aja, persiapan sih sebenernya," jelas Dirga setelah duduk di kursi pengemudi dan melajukan mobilnya.
Persiapan? Untuk apa?
"Persiapan buat kita, Lara. Kok nggak peka sama kodeku, sih?" Dirga mengerucutkan bibirnya. Membuatku mengembuskan napas perlahan, membiarkan Dirga dalam sikap kekanak-kanakannya itu.
"Kalau mau ke jenjang lebih serius, wajib ketemu sama keluarga," celetuk Dirga.
APA LAGI INI?!
"Oke, ucapanku kayaknya berlebihan, ya." Dirga cengar-cengir, seolah tak bersalah sama sekali. "Tapi aku serius, kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara (SELESAI)
Cerita Pendek(SUDAH SELESAI DAN MASIH TERSEDIA SECARA LENGKAP) LARA DAN SEMESTANYA YANG KEHILANGAN RASA Kisah-kasih itu bukan soal indera yang sempurna, tetapi tentang rasa dan jiwa yang saling mencinta. Dirga siap untuk berbicara untuk Lara, mendengar untuknya...