• 15.0 •

16K 2.1K 222
                                    

Kebahagiaanku adalah hadirmu, dan laraku adalah kepergianmu.

Sebab, perasaan kita adalah satu, dan perpisahan adalah kata yang tabu bagiku.

***

Dirga masih terlihat pucat ketika aku masuk ke dalam kamarnya dan mendapati dia sedang memetik gitar. Begitu mendongak dan melihatku, Dirga tersenyum dan menepuk sofa sebelah kanannya yang kosong. Aku menurut, duduk di sebelahnya dan menyelipkan anak rambutku ke belakang telinga.

Hari ini akhir pekan, alhasil Dirga memintaku untuk menemaninya di rumah besar cowok itu yang selalu sepi. Sejak tumbangnya Dirga tempo hari, dia belum sembuh benar. Hari ini saja dia kelihatannya masih lemas sekali.

Sungguh, aku tidak tega melihatnya. Aku tidak suka melihat Dirga dalam rasa sakitnya itu. Jika bisa, aku akan melakukan apa pun untuk membuatnya sembuh.

"Aku udah lama nggak main gitar. Tapi, semoga aja masih bisa, ya. Barusan aku abis hafalin chords lagunya."

Aku menulis sesuatu. Namun, tulisanku tipis, mungkin tinta penanya sudah hampir habis.

Nggak papa? Itu nggak bikin kamu pusing, kan?

"Pusing? Diem aja aku pusing, sih." Dirga menyunggingkan senyum getir, membuat keningku sontak mengerut. Melihat ekspresiku, Dirga buru-buru mengoreksi kalimatnya, "Tapi nggak papa kok. I'm fine."

Aku mengembuskan napas perlahan. Apa boleh buat, sekarang aku lebih memilih percaya saja dengan ucapan Dirga.

Dirga memetik satu per satu senar, memastikan suaranya tidak akan terdengar menyakitkan telinga. Usai merasa yakin, dia berdeham. "Aku nyanyi lagu bahasa Indonesia aja dulu, ya. Tapi, nanti kamu harus muji lho."

Menyadari aku yang hanya terdiam, Dirga buru-buru tersenyum meminta maaf. "Maksudku, kamu bisa senyum atau tepuk tangan. Itu juga kalau kamu nganggap suara aku bagus."

Aku yakin suaramu bagus, Dirga. Nyatanya, namamu saja adalah lirik terindah yang bisa kunyanyikan dalam kebisuan.

"Gimana? Bisa, kan?"

Aku mengangguk, tak lupa mengacungkan jempolku.

"Oke, mulai, ya."

"Kamu adalah bukti, dari cantiknya paras dan hati.

Kau jadi harmoni saatku bernyanyi,

Lara (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang