Level 5

2.6K 347 55
                                    

.

.

.

.

----

Setelah berjalan kaki cukup lama melewati hutan berkabut dengan salju lebat, akhirnya ketiga lelaki itu tiba di perbatasan sungai Beza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berjalan kaki cukup lama melewati hutan berkabut dengan salju lebat, akhirnya ketiga lelaki itu tiba di perbatasan sungai Beza.

Airnya jernih sekali, berwarna hijau lumut. Tidak dingin dan terlalu panas, namun sedalam dan seluas samudra.

"Tinggal menyeberang ke sana, kita akan sampai di pemukiman."

Lelaki tipsy itu menunjuk arah pulau kecil entah berapa ratus kilometer.

Taehyung cuma mengangguk biasa mendengar arahan Jimin.

Ah, jika bukan berkat pengakuan barbar Jungkook tadi, mungkin Taehyung sudah dijadikan santapan oleh keluarga Jimin di desa.

Beruntungnya, Jimin dapat dipercaya. Dia satu-satunya monster normal yang bisa dibilang memihak pada pendatang di dunia asing ini.

Jimin sering memangsa manusia untuk kebutuhan seharinya. Dijadikan sate panggang, sup pedas, atau pangsit. Dia pemburu ahli.

Percayalah, dia melakukan itu demi keluarganya. Aneh, dia sendiri tidak pernah menyukai daging manusia.

Katanya anyirlah, terlalu alot, bau busuk, apalah.

Kali ini Jungkook dan Jimin berhubungan dekat, saling membutuhkan.

Begitu kira-kira bagaimana konteks kedekatan mereka.

Sudah dijelaskan di awal dunia paralel ini dikelilingi makhluk ganas seperti alligator, entah yang berwujud jelek seperti platypus, atau monster mitologi Yunani.

Bahkan rupa pun bisa menipu, penduduk manusia yang menetap disini semuanya tidak lebih dari kanibal keji, termasuk remaja bermuka tampan ini.

Sial. sial.

Taehyung merutuk.

Kenapa setiap lelaki yang pernah dijumpainya di tempat aneh ini semuanya ganteng bingits ?!

Mulai dari si killer Jungkook bertampang kaku itu, si astral seperti peri dalam buku, RM dan kini siapa lagi bocah tegap seperti penebang hutan ini huh?!

Curang, kan.

Siapa coba yang tidak betah.

Jika begini, Taehyung sudi terjebak di sini selamanya. Ah, senangnya.

Dia kepunyaanku. Orang ini milikku, Jim.

"Oke, sampai bertemu lagi di desa nanti." tegas Jungkook datar di pucuk kudanya, putar arus siap melesat pergi.

"Bagaimana dengan aku?" lolos Taehyung seketika panik.

Jungkook berdecak, "Kenapa kau paling sibuk saat aku mau pergi? Jimin kan ada. Kalian berdua pakai rakit itu saja, aku sendiri."

Breath in Poison | KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang