..
..
Di sepertiga malam melalui pegunungan raksasa luar biasa tinggi bernama Fesh Heltionary, tim petualangan Jungkook pulang dalam kemenangan. Menang bukan arti mengantongi piala, segepok uang, atau emas mengkilap.
Disini, level ialah penentu segalanya.
Jungkook sukses naik level 40. Dan beri sambutan meriah untuk pesatnya kenaikan level Taehyung. Dia meloncat 5 langkah dan kini berada di level 7.
Perkemahan berdiri tegak di antar kerumunan jalaran api di ladang luas tengah hutan.
Semua beristirahat di tenda kemping yang didirikan klan sepupu Seokjin beramai-ramai.
Taehyung berjalan keluar tenda tanpa arah, dia insomnia. Menghampiri sungai beku di seberang pegunungan, Taehyung berkelana sendiri.
Pantulan dirinya terbersit di balik seluncuran es kelam.
Wujud pejantan macho yang berbalut seragam tempur dan pedang di saku.
Rambut cokelat hazelnya tumbuh hingga menutupi tengkuk, dan brewok tipis menghiasi dagu serta atas bibirnya.
"Astaga, wajah siapa ini." komentar Taehyung syok melihat dirinya sendiri, "Kok aku jadi ganteng ekstra begini?"
Taehyung tidak habis pikir. Berpraduga penampilannya berkembang pesat efek samping atau bonus atas keberhasilannya di Desa Leopads.
Sungguhan, Taehyung pun akan kepincut pada dirinya sendiri jika tidak lupa jati dirinya yang sesungguhnya.
"Segitu girangnya lihat evolusi penampilanmu? Kau memang terlalu naif."
Taehyung menengok, "Eh? Kau tidak tidur?" Agak terjengit melihat JK datang ke arahnya sambil menenteng ceret anggur.
Jungkook berdecih remeh, mengambil tempat duduk di sebelah Taehyung. "Baru sebentar tidak melihatmu, kau banyak berubah. Apa yang terjadi huh? Kau jadi ambisius untuk menaikkan level?"
Tersenyum seadanya, Taehyung menggeleng lambat.
"Yeahh emang kau lebih keliatan cocok pake kumis sama jenggot begini. Kuancungi dua jempol malah." ujar Jungkook datar.
Taehyung mesem-mesem sendiri, "Iya bener. Cowok tuh emang paling ganteng nggak ada akhlak kalau pas lagi brewokan. Eh, kenapa kamu nggak mau nyoba berkumis juga? Ayo dong! Kepengen lihat."
"Pernah. Tapi kumisku tuh beda. Dia numbuh misah-misah sama jarang. Jadi bukan bagus tapi jatohnya malah kayak ikan lele."
Tawa Taehyung muncrat, mengkombinasikan ikan berlendir air tawar itu di wajah pria itu. "Serius deh aku lagi bayangin kamu pake kumis tapi pfft kok--"
Jungkook hanya menggeleng-geleng kepala singkat, poninya semrawut diterbangkan angin muson di pegunungan es.
Awalnya Taehyung sulit tidur perihal RM. Bagaimanapun hatinya tersayat menyaksikan orang yang ia cinta mati di tangannya sendiri.
Namun apa ini?
Jungkook menghiburnya kah?
Aneh, meski dia sedikit kasar dan kadang sembrono tapi Jungkook tipikal pria yang selalu ada saat dibutuhkan.
Lawakan Jungkook sukses mengocok perut. Meski bersifat sementara namun setidaknya kesedihan Taehyung sedikit menyurut.
"Jujur, aku tidak terlalu mementingkan level."
"Kau---" pelotot Jungkook, terenyuh dan sedikit tersinggung dengan ucapan soal tidak peduli level. Berlagak sok karena menyelesaikan satu misi?
Taehyung menatap Jungkook lamat, "Um benar. Apa kau mau tau alasanku bisa berada disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath in Poison | KookV
De Todo{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Saat lemari kayu itu dibuka, kehidupan berbeda Kim Taehyung akan dimulai. Kelaminnya berubah, alurnya, jodohnya, termasuk tanggal kematiannya. Ke...