Yohan melirik ke sampingnya. "eh sejak kapan lo disini? " tanya Yohan pada Hangyul.
"dari dua tahun yang lalu. " jawab Hangyul malas.
"dih ngelawak. " kata Yohan asal. "nah mumpung ada lo disini, gue titip Sohyun ya. Temenin dia." kata Yohan menepuk pundak Hangyul.
"eh eh gak usah. Gue sendirian aja. " protes gue. Hangyul melirik. "gue bisa jalan sendiri, bisa pulang sendiri." lanjut gue.
"gak. Lo gak boleh sendiri. Gyul, gue percaya sama lo. " kata Yohan lagi.
Ini gue udah kek barang aja dititipin mulu ke Hangyul.
Yohan melangkah keluar, lalu berhenti dan berbalik, "eh iya, Sohyun belum makan daritadi, ajakin makan ya! " teriak Yohan.
Yohan ini kelewat perhatian, kalo bukan sepupu udah gue pacarin dari dulu.
Nghhhh.
Kembali lagi gue ditinggal berdua sama Hangyul.
Gue menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan.
"Gyul, gue gapapa sendiri, lo pulang aja. " kata gue hati-hati. Hangyul diem. "sumpah gapapa. Lo pulang aja. " kata gue lagi. Doi masih diem.
"ish kek ngomong sama tembok. " gumam gue.
"gue temenin. " kata Hangyul akhirnya. Baru aja gue mau protes, dia melanjutkan, "udah diamanahin Yohan. Ga ada penolakan. "
Ga suka nih kalo gini.
Mau pulang aja, rebahan.
Ga mau sama hangyul.
Gue berusaha bodo amat sama Hangyul dan milih buat lanjutin baca buku yang gue pegang daritadi.
Gila sih, ceritanya keren banget, gak menye-menye, gue makin larut dalam bacaan dan seketika bukunya direbut Hangyul.
Gue kaget.
"heh apaan sih. " kata gue sewot.
"ayo makan. " katanya meletakkan buku tadi ke dalam rak dan menarik tangan gue keluar.
Gue misuh-misuh, udah kek anak yang dipaksa mamanya pulang. "gue gak laper. " kata gue, masih dalam genggaman Hangyul. "ihhh gue gak laper, Hangyul. " kata gue lagi.
Hangyul berhenti.
Gue memelas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"gue gak..... Krukkk krukkk. "
Shit.
Kenapa harus bunyi sih perut gue.
Tengsin anjir.
Hangyul menaikkan sebelah alisnya.
NYEBELIN BANGET TAMPANGNYA.
MINTA DI TABOK.
Hangyul melanjutkan jalannya, terpaksa gue nurut, udah ketangkep basah juga.