part 1

14.1K 513 3
                                    

Emily Smith, perempuan tomboi yang baru berusia 18 tahun. Emily lahir di washington DC, pada usia 10 tahun ia dan keluarganya pindah ke surabaya karena pekerjaan ayahnya. Ayahnya bernama Jordan Smith kepala Consulate General Of The United States dan ibunya bernama Margareth Smith seorang ibu rumah tangga.

Emily adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ia memiliki dua adik perempuan dan satu adik laki laki yaitu  Tiffany Smith 17 tahun, Jennifer Smith 15 tahun, dan Michael Smith 5 tahun. Karena sudah delapan tahun tinggal di surabaya membuat emily sudah fasih berbahasa indonesia.

Hari ini, hari pertama Emily menginjakkan kakinya di jenjang perkuliahan. Emily di terima di SNA internasional university jurusan administrasi bisnis.

Pagi pagi suara margareth sudah menggemah di penjuru rumah. Apalagi jika bukan untuk membangunkan ketiga anak perempuannya.

"Emily, Tiffany, Jennifer wake up. Dont be late" teriak margaret.

"Yes mommy" jawab serentak ketiga anak perempuannya.

Emily, Tiffany, dan jennifer keluar kamar secara bersamaan. Kamar mereka berada di lantai dua dengan posisi kamar tiffany berada di antara kamar emily dan jennifer. Sedangkan kamar michael di sebelah kamar kedua orang tua mereka di lantai 1.

Pandangan tiffany dan jennifer terfokus pada emily yang berdiri memakai kemeja putih lengan panjang, rok selutut, dan flat shoes.

"Oh my god. Is tha you? Emily?" Ucap tiffany.

Tiffany dan jennifer terus meledek emily karena tidak pernah melihat emily memakai rok. Emily membuang mukanya malas meladeni ledekan kedua adiknya dan memilih turun ke ruang makan.

"Morning daddy morning mommy" ucap Emily 

"Morning darling. Wow look at you. You look so different. Beautiful" ucap jordan.

Emily hanya tersenyum dan mulai melahap sandwich yang telah di siapkan margareth. Selama sarapan tiffany dan jennifer tak henti hentinya meledek penampilan emily.

Bagaimana tidak menjadi ledekan adiknya Dengan penampilan emily yang memiliki rambut pirang ala marco reus pesepak bola timnas jerman sedangkan tubuhnya di balut dengan kemeja putih, rok selutut dan juga flat shoes.

Emily hanya terdiam dan tak menggubris celotehan kedua adiknya. "Mom.. dad.. aku berangkat sekarang" ucap emily setelah menyelesaikan sarapannya.

"Good luck darling" ucap jordan dan margareth secara bersamaan.

Emily tersenyum menatap supirnya yang bernama jack. Pria berusia sekitar 30 an berambut pirang, bertubuh kekar memakai setelan jas hitam lengkap dengan kaca mata.

"Morning emily. Kita pergi sekarang?" Tanya jack.

"Morning jack. Yes, lets go" ucap emily.

Setelah sepuluh menit berkendara akhirnya mobil emily masuk ke gerbang yang bertulisan SNA internasional university dan  berhenti tepat di depan pintu lobby.

SNA internasional university adalah universitas yang menggunakan kurikulum singapore dan salah satu universitas swasta terbaik di surabaya. Tidak sembarang orang bisa masuk ke sekolah ini karena hanya anak anak yang memiliki kecerdasan dan juga memiliki uang yang bisa sekolah disini.

Sebenarnya SNA Internasional university sama seperti universitas lainnya. Disini emily di bebaskan menggunakan pakaian bebas rapi untuk belajar. Hanya saja selama tiga hari awal emily di wajibkan menggunakan kemeja putih berlengan panjang dan rok serta sepatu fantovel untuk mengikuti pengenalan kehidupan kampus.

Setelah melaksanakan upacara penyambutan, seluruh mahasiswa kembali ke ruang kelas masing masing. Saat emily berjalan menuju kelasnya, ada hal menarik yang menyita perhatiannya yaitu seorang wanita dengan rambut bewarna sedikit merah panjang sepinggang yang berjalan di sampingnya.

Wanita itu sedikit lebih pendek di bandingkan emily. Jantung emily berdetak tak karuan ketika wanita itu tersenyum menyapanya. Emily membalas senyuman wanita itu dengan senyuman yang tak kalah manis.

Wanita itu berjalan terpisah dari emily dan masuk ke dalam ruang kelas yang ada di depan ruang kelas emily.

"Dia cantik sekali" ucap emily dalam hati.

Emily menepis pikirannya dari wanita yang ia lihat dan mulai fokus memasuki ruangan kelasnya. Saat masuk kedalam kelas keadaan sudah cukup ramai dengan langkah mantap emily memilih duduk di bangku paling belakang pojok kanan.

Beberapa saat kemudian seorang pria berwajah tampan, bermata biru, berhidung mancung dan bibirnya tipis menghampiri emily.

"Hai, Bolehkah aku duduk di sampingmu?" Tanya pria berwajah tampan tersebut.

"Tentu saja" ucap emily sambil tersenyum.

Pria itu langsung duduk di samping emily dan tiba tiba ia mengulurkan tangannya.

"John william robert. Kau bisa memanggilku william" ucapnya.

"Emily Smith. Kau bisa memanggilku Emily" ucap emily sambil nerjabat tangan dengan william.

"Semoga  kita bisa berteman dengann baik. Apa kau orang amerika?" Tanya william.

"Yes. Aku orang amerika" ucap emily

"Ohh kalau begitu kita sama. Aku berasal dari new york" ucap william.

"Aku washington" ucap emily.

"Sudah lama di surabaya?" Tanya william.

"Hmm.. sekitar delapan tahun. Kau sendiri?" Tanya emily.

"Aku empat tahun. Pantas saja bahasa indonesiamu sangat lancar" ucap william.

Beberapa saat kemudian seorang dosen datang dan memulai penjelasan tentang kehidupan kampus di hari pertama emily.

setelah hampir satu jam mendengar penjelasan sang dosen, akhirnya yang ditunggu pun terjadi yaitu waktu istirahat. William mengajak emily ke kantin supaya mereka bisa lebih akrab satu sama lain.

Mereka duduk di dekat jendela sambil menikmati makan siang mereka dan pandangan emily tertuju pada seorang wanita yang masuk kedalam kantin sambil menyisir rambut ke belakang dengan tangannya sendiri.

"Oh god. Beautiful" ucap  emily dalam hati.

Melihat emily melamun membuat william mengikuti arah pandang emily. William sedikit bertanya tanya dalam hati kenapa emily menatap regina seperti itu.

"Cece" ucap william sambil melambaikan tangannya ke regina. Regina tersenyum dan berjalan menghampiri william. Emily sangat terkejut melihat wanita yang bernama regina menghampirinya dan william.

"Hai will, bagaimana hari pertamamu?" Tanya regina.

"Not bad. Hanya saja sedikit bosan" ucap william sambil tertawa.

"Ahh ce kenalkan emily smith. Emily ini regina rawless senior kita di jurusan management bisnis sekaligus temanku" ucap william.

Dengan sedikit malu malu emily berjabat tangan dengan regina.

"Halus sekali tangannya" ucap emily dalam hati.

"Nice to meet you. Jadi kau anak administrasi bisnis seperti william" ucap regina.

"Yes, Nice to meet you too" ucap emily dengan sedikit gugup.

"Tolong awasi william untukku. Dia seperti adikku sendiri. Jika dia nakal cubit saja perutnya" ucap regina.

"Cee.... jangan membuat buruk namaku di depan teman baruku. Apa kau mau aku disini tidak memiliki teman" ucap william.

"Im sorrt. Emily, william akan menjadi teman yang baik. Kuharap kalian bisa berteman dengan baik" ucap regina.

"Tentu saja kak" ucap emily.

"Just call me cece. Kalau begitu aku pergi dulu. Bye" ucap regina lalu pergi meninggalkan emily dan william untuk bergabung bersama teman temannya.

"Will, kau mengenal cece dengan sangat dekat?" tanya emily.

"Hmm bisa di bilang begitu. Aku mengikuti kursus modeling dan Mama cece seorang pemilik agensi tempatku berlatih model. Cece seorang model sekaligus dancer" ucap william.

Emily hanya mengangguk mengerti dan melanjutkan makan siangnya.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang