part 9

3.6K 326 3
                                    

emily baru saja tiba di parkiran kampusnya senyum terus mengembang karena daddynya mengijinkan emily untuk tinggal sendiri. bahkan emily berpikir jika jordan lebih bahagia jika anak yang selalu membuat malu keluar dari rumah. emily belum berpikir dengan hidupnya seperti apa kedepanya tapi yang jelas ada sedikit rasa lega karena ia tak akan sering sering mendengar makian kedua adiknya dan dinginnya sikap jordan padanya tapi disisi lain emily juga sedikit bersedih karena mengingat ia kana jarang bertemu dengan margareth dan michael.

lamunan emily terganggu karena tiba tiba saja william mengetuk pintu mobil emily. emily bergegas turun dari mobil lalu berjalan menuju kelas. saat sedang berjalan sebuah mobil mengklakson merka dari belakang membuat emily dan william terkejut. mobil itu menlewati mereka begitu saja lalu berhenti di depan pintu lobby. keluarlah seorang pria dengan gaya cool dan berkaca mata. pria itu dengan sigap membukakan pintu untuk seorang wanita cantik yang bisa membuat jantung emily berdetak lebih kencang.

emily dan william melihat alex sedang mengantar regina. sebelum alex pergi, alex memberikan kecupan di kening regina. seketika itu juga emily memejamkan matanya sejenak agar tak melihat pemandangan yang menyakitkan hati dan matanya. tanpa disadari emily, william melihat dengan jelas reaksi emily saat melihat alex mengecup regina. "gotcha" ucap william dalam hati.

"m.. apa kau tak mau menyapa cece dan alex?" tanya william.

"oh.. kau duluan saja. aku harus ke toilet. perutku sakit" ucap emily dengan sedikit gugup lalu berlari meniggalkan william

william terkekeh melihat tingkah lucu emily. akhirnya william memutuskan untuk menyapa alex dan regina. "long time no see will" ucap alex.

"hmm... kau yang terlalu sibuk" ucap william.

"yeah aku sangat sibuk menyiapkan masa depanku bersama regina" ucap alex sambil membelai rambut regina.

"i can see that" ucap william.

"okey kalau begitu aku harus pergi kekantor. will, tolong jaga kekasihku jika ada yang emngganggunya telpon aku" ucap alex.

"yes sir" ucap william.

alex langsung pergi dengan menggunakan mobilnya meninggalkan william dan regina. "lets go ce" ucap william. regina dan william berjalan menuju kelas bersama karena kelas mereka saling berhadapan. langkah kaki regina dan william terhenti ketika melihat emily keluar dari kamar mandi. emily pun juga sedikit terkejut melihat regina dan william di depannya.

"kau sudah selesai menabung?" ledek william.

"hmm sudah" ucap emily.

"morning em.." ucap regina.

"morning ce" ucap emily sambil tersenyum.

"astaga.. cece mengucapkan selamat pagi pada emily tapi tidak padaku" ucap william.

"jangan mulai deh.. see you later" ucap regina lalu pergi terlebih dahulu meninggalkan emily dan william. william hanya mendengus kesal lalu pergi ke kelas bersama emily.

-

-

-

-

-

Setelah perkuliahan pertama selesai. regina, emily dan william menikmati makan siang mereka di kantin. Seperti biasa, karena regina tidak menyukai kuning telur. Ia memberikan kuning telurnya pada emily begitu pun sebaliknya. Emily memberikan putih telurnya pada regina.

"Kita pergi hari ini? Ku dengar ada cafe baru yang buka di sekitar sini" ucap william.

"Boleh" ucap regina.

"Maafkan aku. Kali ini aku tidak bisa ikut" ucap emily.

"What??? Tidak bisa lagi? Apa karena michael lagi?" tanya william.

"Bukan. Aku harus bersiap siap" ucap emily.

"For what?" Tanya regina.

"Hari ini aku berencana pindah ke apartement di dekat sini. Jadi aku sudah ada janji dengan mommy untuk melihat apartement baruku" ucap emily.

"Kau pindah? Kenapa? Bukankah rumahmu sudah sangat nyaman" ucap william.

"Aku hanya ingin mencoba hidup mandiri" ucap emily.

"Apa kau perlu bantuan kami untuk berbenah? Kami bisa membantumu jika kau mau. Iya kan ce?" Ucap william.

"Tentu saja. Aku free hingga malam" ucap regina.

"Its okey im fine" ucap emily sambil tersenyum.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Emily dan margareth masuk ke sebuah gedung apartement mewah di daerah dekat kampus emily. Mereka mencoba melihat apartement yang akan emily tinggali.

Emily mendapat apartement di lantai 17 dengan nomor 1708. Saat masuk ke dalam apartementnya emily melihat apartementnya cukup besar. Meskipun hanya di lengkapi dengan satu kamar tidur tapi itu sudah terlihat sangat nyaman untuk emily.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau menyukainya sayang?" Tanya margareth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau menyukainya sayang?" Tanya margareth.

"Hmm... em suka mom. Ini nyaman" ucap emily sambil tersenyum.

"Yasudah kita ambil ini saja. Kau bisa langsung menempatinya. Mommy akan meminta jack untuk mengisi lemari es milikmu" ucap margareth.

"Tidak perlu mom. Em akan mengisinya sendiri. Terimakasih mom" ucap emily sambil memeluk margareth.

"Berbahagialah sayang... jangan pikirkan ucapan adik dan daddymu lagi" ucap margareth dengan sedikit berlinang air mata.

"I love you mom" ucap emily.

"I love you too. Mommy harap kau tidak melupakan rumahmu" ucap margareth.

"Aku tidak akan lupa. Aku akan berkunjung sesering mungkin. Mommy tidak perlu khawatir dan em mohon jangan bertengkar dengan daddy hanya karena em. Maafkan em belum bisa menjadi anak yang membanggakan keluarga" ucap emily.

"Jangan bicara lagi. Kau itu anak kebanggaan mommy. Tetap bahagia dan jadi diri sendiri" ucap margareth.

Emily tersenyum menatap margareth ia sangat bahagia karena masih memiliki ibu yang sangat peduli padanya disaat ayahnya sudah tidak lagi peduli. Bahkan kedua adik perempuan menghujatnya.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang