part 18

3.5K 315 4
                                    

Regina sangat khawatir ketika emily tak menerima panggilannya. Padahal regina menelpon emily hanya untuk memastikan apakah emily sudah kembali ke hotel.

regina mencoba untuk tidur tapi bayangan emily selalu terlintas di pikirannya. Akhirnya regina memutuskan untuk menemui emily.

Regina mengetuk pintu kamar emily beberapa kali hingga emily membukakan pintu untuknya.

"Hai ce" ucap emily sambil tersenyum.

"Emm... kau mabuk?" Tanya regina.

Regina melihat mata emily sudah mulai memerah bahkan emily selalu tersenyum dan tidak seperti biasanya.

"Aku membeli wine tadi. Kau mau masuk?" Tanya emily.

"Aku boleh masuk?" Tanya regina.

"Tentu saja. Come in" ucap emily.

Regina menggelengkan kepala ketika melihat emily berjalan sempotongan bahkan ia melihat meja yang penuh dengan cemilan dan ada sebotol wine yang tersisa setengah.

"Kenapa kau minum seperti ini?" Tanya regina.

"Aku ingin melupakan sesuatu" ucap emily.

"What? Apa yang kau coba lupakan?" Tanya regina.

"Secret" ucap emily sambil tersenyum.

Emily meneguk wine langsung dari botolnya. "Em.. hentikan kau sudah sangat mabuk" ucap regina.

Regina mengambil paksa botol wine dari genggaman emily. "Cukup Emm.... kau sudah sangat mabuk" ucap regina.

"Berikan padaku ce.. aku ingin meminumnya"ucap emily.

Plak

Satu tamparan keras regina mendarat di pipi emily.

"Sadarlah em.. kenapa kaunmenjadi seperti ini" bentak regina.

Bukannya menjawab ucapan regina, emily malah menunduk dan menangis.

"Ini menyesakkan" ucap emily sambil terisak.

"Emm. Why you like this?" Tanya regina.

"Perasaan ini menyesakkan ce. Kenapa kau kau harus mengaku sebagai kekasihku tadi? Apa kau sadar perbuatanmu semakin membuatku menghayal yang terlalu tinggi" ucap emily.

Regina langsung menarik emily kedalam pelukannya. Emily menangis dalam pelukan regina. Setelah emily mulai tenang, regina menangkup kedua pipi emily dan perlahan melumat bibir emily.

Emily terkejut tapi ia menikmati lumatan bibir regina. Perlahan emily membalasa lumatan bibir regina. Bibir mereka saling beradu. Bahkan emily menghisap bibir bawah regina.

Penyatuan mereka berakhir ketika regina memutuskan untuk mengakhiri penyatuan bibir mereka karena kekurangan pasokan oksigen.

"I love you so much" ucap emily lalu ia terkapar karena terlalu mabuk.

"Ahhh reee... kau sudah gila sekarang" ucap regina.

Regina membenarkan posisi tidur emily lalu ikut berbaring di samping emily karena ia tak ingin bangun terlambat mengingat besok pagi pagi sekali mereka harus kembali ke surabaya.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Emily terbangun karena alarmnya berbunyi. Sebelum minum emily sengaja memasang alarm jam 5 pagi karena ia tidak ingin terlambat karena sebelum jam 8 ia sudah harus berada di stasiun.

Setelah mematikan alarm emily terkejut melihat regina terlelap di sampingnya. Ia berlahan beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi.

Tiga puluh menit kemudian emily keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih segar. Meskipun kepalanya sedikit pusing tapi ia masih bisa menahannya.

Emily menelpon bagian respesionis dan mengatakan bahwa dirinya ingin sarapan di dalam kamar. Tak butuh waktu lama sarapan untuk emily dan regina datang.

Perlahan emily membangunkan regina. "Good morning" ucap regina sambil tersenyum.

"Morning. Kita harus bersiap ce. Kau mau mandi dulu atau mau sarapan dulu? Aku telah menyiapkan untuk kita" ucap emily.

"Aku sarapan dulu saja. Aku akan mandi di kamarku" ucap regina.

Regina beranjak dari tempat tidur. Ia sedikit merenggangkan otot ototnya sebelum duduk bersama emily.

"Woah.. ini sepertinya lezat. Aku akan kenyang pagi ini" ucap regina.

"Ce... bagaimana kau bisa tidur disini?" Tanya emily.

"Semalam aku hanya ingij memastikan apa kau sudah pulang. Ternyata kau malah mabuk. Kau memintaku menemanimu minum hinggabkau benar benar mabuk. Aku takut kau tidak bisa bangun dan bisa ketinggalan kereta jadi aku menemanimu" ucap regina.

"Ohh begitu. Terimakasih" ucap emily.

Emily dan regina menikmati sarapan mereka tanpa ada yang bersuara.

"Ce..." panggil emily.

"Apa?" Tanya regina.

"Apa kau sadar ini pertama kalinya kita bicara berdua tanpa william. Bagiku sekarang adalah hal yang sangat menegangkan" ucap emily.

"Ya.. ini pertama kalinya kita tidur bersama" ucap regina.

"Kau benar ce. Bahkan semalam aku bermimpi. Mimpiku benar benar memalukan. Aku bermimpi bahwa kita berciuman. Itu gila bukan" ucap emily

"Hmm..  itu hanya mimpi em. Dalam mimpi apapun bisa terjadi" ucap regina.

Regina tidak ingin jujur pada emily karena ia malu mengakui jika dirinya yang terlebih dahulu melumat bibir emily.

"Kau benar ce. Dalam mimpi apapun bisa terjadi. Tapi terkadang dalam mimpi itu lebih indah di bandingkan kenyataannya" ucap emily.

"Emm.. jujurlah padaku. Apa kau masih menyimpan rasa untukku? Apa kau masih mencintaiku?" Tanya regina.

Deg

Emily terkejut mendengar pertanyaan regina. Ia menghela nafas sejenak mengumpulkan keberanian untuk jujur pada regina.

"Masih. Aku masih sangat mencintaimu. Tapi aku tak mengharap apapun darimu. Aku cukup bahagia karena kau tidak menjauhiku" ucap emily.

"Sorry" ucap regina.

"Kau tak perlu mengucapkan kata maaf ce. Kau tak melakukan kesalahan apapun. Lanjutkan hidupmu dan biarkan aku dengan perasaanku. Anggap saja kau tak mendengar apapun dariku" ucap emily sambil tersenyum.

"Maafkan aku em. Jika kau lelah sebaiknya kau berhenti" ucap regina.

"Kau tak perlu memikirkan itu ce. Aku akan berhenti jika memang aku ingin berhenti" ucap emily.

"Baiklah. Sebaiknya aku kembali ke kamarku dan bersiap" ucap regina. Emily mengangguk dan tersenyum.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang