part 5

4.1K 322 1
                                    

Selesai perkuliahan william mengajak emily ke kantin. Mereka duduk di dekat jendela sambil menikmati makan siang mereka.

"M, boleh ku bertanya sesuatu?"tanya william tiba tiba.

"Of course" ucap emily.

"Apa maksud chintya yang bilang kau sama seperti dia" ucap william.

Emily terkejut mendengar pertanyaan william. Ia meletakkan peralatan makannya dan menatap william dengan tatapan serius.

"Entah ini akan membuatmu malu memiliki teman sepertiku. Jika memang kau tak mau berteman denganku lagi aku bisa mengerti. Chintya adalah mantan kekasihku" ucap emily.

"What? Seriously?" Tanya william.

"Yes. Aku bisa mengerti jika memang kau tidak mau berteman denganku" ucap emily.

"Bukan begitu M. Aku hanya ingin tau. Aku tidak akan menjauhimu. Kau temanku satu satunya disini. Asal kau tau saja bahwa kita sebenarnya sama" ucap william.

"Maksudmu kau gay?"tanya emily.

"Husssss... jangan kencang kencang nanti ada yang dengar" ucap william.

"Opsss sorry. Kau serius?" Tanya emily.

Emily seakan tak percaya jika pria setampan william seorang gay. "Yes. Tapi jangan beritahu siapapun. Hanya kau dan cece yang tau" ucap william.

"Okey.. rahasiamu aman bersamaku dan kau harus menjaga rahasiaku" ucap emily.

"Kau tenang saja. Kita saling menjaga rahasia" ucap william sambil tersenyum.

Tiba tiba saja regina datang dan duduk di samping emily. "Rahasia apa yang kalian bicarakan?" tanya regina.

"Isshhh.... kepo" ucap william.

"Heiiii.... jangan menutupi apapun dariku. Rahasiamu bersamaku. Cepat katakan apa yang sedang kalian bicarakan" ucap regina.

"Astaga... ancamanmu menakutkan ce. Aku baru saja memberitahu emily jika aku seorang gay" ucap william.

"Ohh benarkah? Jadi sekarang bukan hanya aku yang tau rahasiamu dong" ucap regina.

"Yes... jangan macam macam dengan rahasiaku" ucap william.

Regina tertawa melihat reaksi menggemaskan william. Saat sedang asik berbincang tiba tiba saja ponsel regina berdering. Regina sedikit menjauh dari emily dan william untuk mengangkat panggilan ponselnya.

Emily terus menatap regina yang sedang asik berbicara dengan orang lain lewat panggilan ponselnya. Emily ikut tersenyum saat melihat regina tertawa. Tanpa ia sadari bahwa sedari tadi william memperhatikannya.

"Kau menyukainya?" Pertanyaan william yang sukses membuyarkan pikiran emily.

"Apa maksudmu? Tentu saja tidak" ucap emily.

"Kau tidak bisa menipuku M. Aku bisa melihatnya. Kau menyukai nya kan? Kau menyukai cece? Jujurlah padaku" ucap william.

"Baiklah aku mengaku. Aku memang menyukai cece sejak pertama kali aku melihatnya saat kita ospek. Tapi aku menganggap perasaanku padanya sebagai cinta seorang penggemar kepada idolanya. Sebagai penggemar aku tidak bisa berharap apapun darinya. Aku hanya bisa mengaguminya dari jauh" ucap emily.

"Kenapa kau tidak mencoba mendekatinya dan mengungkapkan perasaanmu padanya?" Tanya william.

Emily tersenyum mendengar pertanyaan william. "Will, lihat aku. Siapa aku? Orang orang seperti kita tidak gampang mengungkapkan perasaan kita kepada orang yang kita suka. Aku tidak mau hubunganku dan cece sekarang rusak hanya karena perasaanku" ucap emily.

"Kau benar M. Tapi saranku sebaiknya kau ungkapkan perasaanmu agar melegakan" ucap william.

"Akan ku pikirkan" ucap emily.

William langsung merubah tema obrolannya dengan emily ketika regina kembali duduk di samping emily.

"Kau terlihat bahagia setelah menerima telpon. Siapa yang menelponmu?" Tanya william.

"Ohh yang menelpon temanku" ucap regina.

"Teman apa teman? Kau terlihat sangat bahagia hanya karena panggilan teman" ucap william.

"Berhentilah meledekku. Cepet belikan aku makanan" ucap regina sambil memberikan sejumlah pada william.

William pergi membelikan makanan untuk regina dengan wajah kesalnya. "Ce... apa malam ini free?" Tanya emily.

Regina berpikir sejenak "free. Kenapa?"tanya regina.

"Bagaimana jika kita hangout? Apa kau lupa aku berjanji untuk mentraktirmu" ucap emily.

"Astaga.... kau masih mengingat itu. Aku benar benar tidak keberatan M" ucap regina.

"Tapi aku sudah berjanji. Jadi bisa kita pergi nanti malam? Kita bisa pergi menonton film atau pun makan" ucap emily.

"Hanya kita berdua? Bagaimana dengan william?" Tanya regina.

"Tentu saja kita bisa mengajaknya jika dia mau" ucap emily. Padahal di dalam hati emily, emily sangat berharap jika ia hanya akan pergi berdua dengan regina. Tapi apa daya jika regina meminta untuk mengajak william.

Saat william datang regina langsung mengajak william untuk ikut pergi bersamanya dan emily nanti malam. william menatap emily sejenak untuk memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan.

"Sepertinya kalian harus pergi berdua. Karena aku sudah ada janji dengan jason" ucap william.

Emily merasa lega sekaligus merasa senang tak terkira mendengar jawaban william. William sengaja berbohong pada regina dan emily karena ia ingin memberikan emily kesempatan untuk pergi berdua dengan regina.

"Ahhh sayang sekali. Kalau begitu malam ini kita hanya pergi berdua. Apa kau tidak keberatan ce?" Tanya emily.

"Tentu saja aku tidak keberatan" ucap regina.

"Kalau begitu aku akan menjemputmu jam 7 malam bagaiman?"tanya emily.

"Oh tidak perlu. Kita bertemu di mall saja. Aku ada beberapa urusan terlebih dahulu" ucap regina.

"Ohh okey" ucap emily

Ada rasa kecewa pada hati emily saat mendapat penolakan secara halus dari regina. Tapi ia tidak mempermasalahkan karena yang terpenting ia bisa pergi berdua dengan regina.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang