part 22

3.4K 306 2
                                    

Emily dan ghina dalam perjalan menuju supermarket. Sebelum emily mengantar ghina untuk pulang, ia meminta ghina untuk menemaninya terlebih dahulu membeli beberapa bahan makanan. Ghina begitu senang pergi berdua dengan emily meskipun mereka hanya pergi ke sebuah supermarket.

Sesampainya di supermarket emily berjalan menelusuri rak demi rak sambil mendorong kereta belanjaan. Ghina juga tetap setia berjalan di samping emily sambil memberikan beberapa masukan mengenai barang barang yang harus di beli.

"Em... " panggil ghina.

"Apa?" Tanya emily.

"Apa boleh jika aku berkunjung ke apartementmu setiap hari?" Tanya ghina.

"Why?" Tanya emily.

"Kau tau aku sedang ada masalah dengan keluargaku" ucap ghina.

"Aku mengerti maksudmu. Ghina, kau boleh datang kapanpun kau mau. Aku juga akan memberikan kunci apartementku padamu" ucap emily sambil tersenyum.

Ghina merasa sangat bahagia mendengar lampu hijau yang di berikan emily.

"Tapi jangan salah paham dengan apa yang kulakukan padamu. Aku hanya ingin membantumu. Kau tau maksudku kan" ucap emily.

Ucapan emily sontak membuat senyum ghina meredup. Ghina berpikir jika emily mulai mau membuka hatinya untuknya tapi sayangnya emily hanya merasa kasihan melihat nasibnya.

"Aku tau em.. sampai kapanpun cintaku tak akan pernah terbalas. Kau akan tetap mencintai regina. Dengan kau tidak berusaha menjauhiku itu saja sudah cukup bagiku" ucap ghina sambil tersenyum.

Ketika ghina menyebut nama regina, tak berselang waktu lama emily dan ghina melihat sosok regina berjalan berdampingan dengan alex.

Tatapan regina dan emily bertemu hingga membuat langkah emily mau pun regina terhenti.

"Sayang... itu em. Ayo kita temui dia" ucap alex.

Alex menggenggam tangan regina lalu berjalan menghampiri emily dan ghina.

"Hai em..." ucap alex sambil tersenyum.

"Hai" ucap emily.

Alex beralih menatap ghina dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tatapan alex membuat ghina merasa sangat tidak nyaman. Ghina sedikit bergerser mendekati emily.

Untung saja emily mengerti apa yang sedang di rasakan ghina. Ia langsung menggenggam tangan ghina dan tersenyum.

"Maaf... masih banyak kebutuhan yang harus aku beli. ayo ghin" ucap emily lalu membawa ghina pergi.

Regina hanya terdiam menatap kepergian emily. Tatapan regina tertuju pada genggaman tangan emily pada tangan ghina.

"Yang... apa dia pacar emily?" Tanya alex.

"Entahlah. Tapi setauku mereka tidak pacaran. Kenapa emangnya?" Tanya regina.

"Kupikir mereka pacaran. Lihat saja genggaman mereka. Emily beruntung mendapatkan wanita cantik itu" ucap alex.

"Apa kau bilang? Wanita cantik? Kau berani memujinya di depanku?" Tanya regina sambil meninggikan nada suaranya.

"Heii... ada apa denganmu? Kenapa kau marah padaku. Bukankah kita sering becanda seperti ini" ucap alex.

"Becanda? Itu sama sekali tidak lucu alex" ucap regina kesal.

Alex bingung dengan perubahan sikap regina tiba tiba. "Yang.... kamu ini kenapa?" Tanya alex.

"Aku capek. Aku mau pulang" ucap regina.

"Loh kok pulang? Kita kan baru sampe" ucap alex.

"Aku bilang aku mau pulang alex. Cepatlah" ucap regina lalu berjalan meninggalkan alex.

Alex menghela nafas sejenak lalu berjalan mengikuti regina. Disisi lain emily perlahan melepaskan genggaman tangannya.

"Maafkan aku" ucap emily.

"untuk apa?" Tanya ghina.

"Karena menarikmu. Entah mengapa aku merasa kesal ketika alex menatapmu seperti itu" ucap emily.

Ghina tersenyum mendengar ucapan emily. "Kau mengkhawatirkanku?" Tanya ghina.

Emily terdiam seketika, ia juga tidak mengerti kenapa ia bisa sekhawatir ini. "Emily..." panggil ghina.

"Ya ampun ghina... kita lupa membeli telur" ucap emily. Emily sengaja mengalihkan pembicaraannya karena ia sendiri belum bisa menjawab semua ucapab ghina.

"Oh iya telur... untung saja kau ingat" ucap ghina

Emily kembali berjalan berdampingann dengan ghina  untuk membeli beberapa butir telur untuk persediaan. Ketika mereka mendapatkan semua yang emily butuhkan emily bergegas membayar semua barang belanjaannya lalu pergi mengantar ghina  pulang.

Tiga puluh menit setelah berkendara akhirnya mereka sampai di sebuahh rumah yang terbilang sederhana tapi nyaman. Emily melihat seorang wanita paru baya sedang sibuk menyirami tanaman.

"Ghin, itu ibumu?" Tanya emily.

"Iya itu mamaku. Terimakasih kau telah mau mengantarku" ucap ghina.

"Hanya itu? Kau tak ingin memperkenalkanku pada mamamu?" Tanya emily.

Ghina sedikit terkejut mendengar permintaan emily. Sejujurnya ghina tidak ingin memperkenalkan mamanya pada emily karena ia takut mamanya akan mengucapkan kata kata yang kurang pantas. Apa lagi jika mamanya melihat emily adalah orang kaya.

"Ghina?? Kenapa diam saja?" Tanya emily.

" ohh aku hanya malu. Kau lihat rumahku sangat kecil dan berantakan" ucap ghina.

"Ghin... aku ingin bertemu mamamu bukan berkomentar tentang rumahmu. Apa ada masalah dengan itu?" Tanya emily.

"Hmm... tidak juga. Hanya saja...." ucapan ghina terhenti karena emily tiba tiba keluar dan sedikit berlari membukakan pintu untuk ghina. Ghina akhirnya pasrah dan memperkenalkan emily ke mamanya.

Mama ghina menatap emily dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tatapan mama ghina membuat emily sangat gugup.

"Kamu ini benar benar perempuan?" Tanya mama ghina.

"Mama... kenapa bertanya seperti itu" sela ghina.

"Iya tante. Emily 100 persen perempuan" ucap emily.

Tatapan mata mama ghina beralih menuju mobil sport yang ada di belakang emily.

"Astaga... ini mobil kamu?" Tanya mama ghina.

"Mama ihhh" bentak ghina.

Ghina merasa sangat malu atas sikap mamanya sendiri di hadapan emily.

"Iya tante. Itu mobil saya" ucap emily.

"Mobil kamu sendiri?" Tanya mama ghina.

"Iya" ucap emily.

"Astaga... kamu benar benar kaya" ucap mama ghina.

"Tidak tante. Saya hanya mahasiswi" ucap emily.

"Kau sudah makan belum? Kalau belum tante tadi masak sayur dan ikan. Ghina ajak emily makan" ucap mama ghina.

Ghina sedikit terkejut dengan sikap mamanya yang tiba tiba menjadi baik kepada emily. Tapi ghina tidak ingin berpikir yang tidak tidak. Ghina mengajak emily makan di rumahnya dan dengan senang hati emily menerima ajakan mama ghina.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang