part 14

3.5K 313 10
                                    

Setelah emily menyatakan perasaannya pada regina,ia memutuskan untuk tidak masuk kuliah sementara waktu. Karena ia ingin menenangkan hatinya terlebih dahulu. Bahkan sudah tiga hari emily tidak masuk sekolah dan lebih memilih mengurung dirinya sendiri di dalam apartementnya. Sesekali ia keluar hanya untuk membeli bahan makanan. ia juga mematikan ponselnya agar siapa pun tak bisa mencari tau keberadaannya. Tapi semuanya sia sia ketika william datang bersama regina.

William dan regina datang ke apartement emily untuk memastikan keadaan emily.

"Astaga em... kau terlihat sangat kacau" william saat melihat emily membuka pintu.

"Apa kau sakit?" Tanya regina.

"Tidak. Ayo masuk" ucap emily.

Regina dan william masuk ke dalam apartement emily lalu duduk disofa. "kau seperti wanita yang stres karena di tolak pria" ucap william sambil tertawa. Tapi tidak membuat emily dan regina tertawa. Bahkan emily dan regina hanya saling menatap.

"Tidak perlu bermain perumpamaan. Cece sudah tau kalau kita sama" ucap emily.

"Benarkah? Kau tau tentang emily ce?" Tanya william

"Aku tau. Aku juga tau jika..." ucapan regina terhenti ketika emily menyela pembicaraan mereka.

"Tidak perlu dilanjutkan" ucap emily dengan nada dingin.

Mendengar ucapan emily yang begitu dingin pada regina membuat hati regina terasa sakit. Ia pun hanya bisa terdiam.

"Aisshhh... kau ini memotong saja. Jika apa ce?" Tanya william.

"Jika aku seorang lesbian" sela emily.

"Ahh.. iya jika dia seorang lesbian" ucap regina.

"Will, ada perkembangan apa dikampus?" Ucap emily. Ia mencoba mengalihkan pembicaraan regina dan william.

"Ohhh aku hampir lupa. Kampus kita akan mengadakan studi ke sebuah perusahaan di bandung dan aku sudah mendaftarkanmu. Kau akan ikut kan" ucap william.

"Tentu saja jika memang itu di wajibkan" ucap emily.

"Baguslah. Cece juga akan ikut" ucap william.

"Really?" Tanya emily.

"Yes. Ini acara fakultas" ucap william.

"Astaga aku lupa membuatkan minum. Tunggu sebentar" ucap emily. Ketika emily hendak beranjak tapi william menahan tangannya.

"Biar aku saja. Kau terlihat tidak enak badan" ucap william. William pergi ke dapur meninggalkan regina dan emily. Setelah kepergian william terjadilah keheningan diantara emily dan regina.

Regina sesekali melirik emily yang menyibukkan dirinya dengan ponsel. "Em... kau marah padaku?" Ucap regina.

"Marah? Untuk apa aku marah?" Tanya emily.

"Karena meninggalkanmu. Apa kau tidak masuk karena menghindariku?" ucap regina.

"Ini semua tidak ada hubungannya denganmu. Aku tidak pergi ke kampus karena memang sedang malas. Jadi tidak perlu di ungkit lagi anggap saja aku tidak pernah mengatakannya" ucap emily.

"Aku pergi karena aku terkejut em. Sejujurnya aku tidak memmbencimu sama sekali. Sudah menjadi hakmu untuk menyukai siapapun dan aku tidak bisa melarangnya. Tapi bisakah kita bersahabat seperti dulu" ucap regina.

Emily meletakkan ponselnya lalu menatap regina. "Kita tetap bersahabat ce. Apapun yang terjadi dan jangan pikirkan perasaanku" ucap emily sambil tersenyum.

William datang sambil membawa tiga gelas minuman dan beberapa snack  keadaan sudah mulai mencair. Emily memilih untuk memendam perasaannya di bandingkan harus jauh dengan regina.

Bagi emily bisa dekat dengan regina sudah membuat hatinya senang meskipun mencintai regina membuatnya bagaikan orang yang terlihat.

Tak lama kemudian emily, william dan regina memilih pergi untuk makan. disaat menikmati makan masing masing.

Sebuah suara memanggil nama emily. Emily berbalik dan tersenyum melihat ghina berjalan ke arahnya melambaikan tangan.

"Haii... kau disini dengan siapa?" Tanya emily.

"Aku sendiri" ucap ghina.

"Duduk dan pesanlah. Aku akan mentraktirmu" ucap emily.

Ghina dengan sedikit gugup duduk di samping emily dan memesan beberapa makanan.

"Kau tidak mau mentraktir kami juga?"tanya william.

"Tidak. Karena kau meninggalkanku ketika aku mabuk sedangkan ghina yang menemaniku. Oh iya ghin,kenalkan ini regina. Dia seniorku di kampus. Ce, ini ghina temanku" ucap emily.

Ghina dan regina saling bersalaman dan melempar senyum. "Em.. apa dia wanita yang kau sukai"bisik ghina tapi masih bisa terdengar oleh regina.

Emily hanya tersenyum lalu mengacak acak rambut ghina. "Kau sok tau sekali" ucap emily sambil tertawa.

"Woahhh... kalian sudah dekat ternyata. Cocok sekali" goda william.

Emily hanya tersenyum sambil sesekali melirik ke arah regina lalu kembali bercanda dengan ghina. Regina hanya bisa menunduk dan menikmati makannya entah mengapa melihat kedekatan ghina dan emily membuatnya sedikit kesal. Tapan regina sadari ekspresinya terlihat jelas oleh william.

"Kau menyukainya ce. I can see you" ucap william dalam hati.

-
-
-
-
-
-
-
-
-

"Kau menyukai emily?"tanya william sambil fokus mengendarai mobilnya untuk mengantar regina pulang.

"Tidak mungkin. Aku normal will. Aku tau jika emily menyukaiku tapi aku mencintai alex " ucap regina.

"Kau tau tentang itu? Emily menyatakannya padamu?" Tanya william.

Regina menatap william tak percaya "jadi kau sudah tau perasaan emily padaku?" Tanya regina.

"Hmm.. belum lama ini dia memberi tahuku. Dia sangat rapi menyembunyikan perasaannya tapi akhirnya dia menyerah dan menyatakannya padamu. Apa jawabanmu setelah dia menyatakannya?" Tanya william.

"Saat itu aku sangat terkejut dan aku langsung meninggalkannya begitu saja"ucap regina.

"What???"tanya william tak percaya. William benar benar terkejut mendengar ucapan regina.

"Aku tau aku salah will. Aku berpikir jika karena itu emily tidak ke kampus" ucap regina.

"Kau jahat sekali ce" ucap william.

"Aku tau will. Aku sudah minta maaf tapi dia menyuruhku melupakan semua ucapannya" ucap regina.

"Mau ku beritahu sesuatu sebelum kau menyesal?" Tanya william.

"What?" Tanya regina.

"Kau tidak menyadarinya jika kau memiliki perasaan yang sama dengan emily. Kau menyukainya juga. Aku bisa melihatnya dengan jelas. Mulutmu bisa menyangkalnya tapi tidak dengan hati dan sikapmu" ucap william.

"Kau salah will... aku masih normal" ucap regina.

"Normal? Jadi kau menganggapku dan emily tidak normal? Kami sama sepertimu kami ingin mencintai dan juga ingin di cintai. Rasa suka dan rasa cinta bisa datang ke siapa saja. Ku harap kata kata yang keluar dari mulutmu tidak membuatmu menyesal" ucap william.

"Will.. bukan begitu. Tapi ini rumit. Yang jelas aku mencintai alex" ucap regina.

"Ya, terserah kau saja" ucap william. Regina hanya mendengus pasrah mendengar ucapan william.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang