part 37

2.5K 232 7
                                    

Dua tahun kemudian

Emily menghentikan mobilnya di sebuah restoran. Ia turun sambil membawa sebuket bunga yang sangat indah. Dengan senyuman lebarnya emily memasuki restoran tersebut.

"Ghina, menantu mama datang" ucap erna saat melihat emily.

Ghina yang berada di balik mesin kasir menyuruh salah satu  pegawai untuk menggantikannya. Ghina dan erna menghampiri emily.

"Mama, selamat ya untuk restorannya" ucap emily sambil memberikan sebuket bunga pada erna.

"Terimakasih. Ini semua juga berkat kamu" ucap erna.

"Iya ma. Maaf ya emily hanya mampu ini semua. Tabungan emily belum cukup untuk membuat yang lebih besar" ucap emily.

"Ini sudah lebih dari cukup. Mulai sekarang biar mama yang memikirkan masa depan restoran ini. Mama tidak akan merepotkanmu lagi" ucap erna.

Emily tersenyum "sama sekali tidak merepotkan. Aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian. Ya meskipun hanya seperti ini" ucap emily.

"Sudah sudah jangan membahas ini lagi. Tidak akan ada ujungnya. Ghina ajak emily makan, dia pasti lapar" ucap erna.

Ghina mengajak emily duduk lalu memesankan makan siang untuk emily. "Apa kau lelah?" Tanya ghina.

"Sedikit lelah, tapi capekku hilang karena melihatmu" ucap emily.

Ghina tertawa mendengar ocehan emily. "Gombal banget sih" ucap ghina.

"Bagaimana hari pertama ini?" tanya emily.

"Seperti yang kau lihat, ramai" ucap ghina.

"Tentu saja ramai, masakan mamamu sangat lezat" ucap emily.

"Terimakasih" ucap ghina.

"Untuk apa?" Tanya emily.

"Untuk semuanya. Sejak mengenalmu hidupku menjadi berubah. Mama juga berubah karenamu. Kau menabung selama dua tahun ini untuk meberikanku restoran ini" ucap ghina.

"Aku melakukannya tidak semata mata karena aku mencintaimu. Aku menginvestasikan uangku" ucap emily 

"Apa maksudmu?" Tanya ghina.

"Kau tau hubunganku dengan keluargaku tidak begitu baik. Aku merasa tersingkirkan meskipun mommy selalu memberiku uang. Jadi kupikir aku akan sehemat mungkin agar suatu saat ketika orang tuaku tidak memberiku uang, aku bisa membiayai hidupku sendiri" ucap emily.

Ghina menggenggam tangan emily "jangan bicara seperti itu. Aku yakin keluargamu tidak akan berpikir seperti itu" ucap ghina.

"Hmm... kau selalu membela mereka. Ghina, katakan padaku apa kau akan meninggalkanku jika aku sudah tidak memikiki apa apa?" Tanya emily.

"Itu tidak akan terjadi" sela erna.

Erna secara khusus mengantarkan makanan emily. "Kami tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Karena kau sudah terlalu banyak mengorbankan apa yang kau miliki untuk kami" ucap erna sambil tersenyum.

"Terimakasih ma" ucap emily.

"Makanlah, kau harus makan yang banyak" ucap erna lalu pergi meninggalkan emily dan ghina.

"Kau dengar itu, jangan bebani pikiranmu dengan hal hal yang menakutkan" ucap ghina.

"Aku senang mendengarnya. Kau tau sebentar lagi aku wisuda, aku ingin kau memberiku hadiah" ucap emily.

"Hadiah? Hadiah apa yang kau inginkan?" Tanya ghina.

"Suatu saat aku akan memberitahumu" ucap emily.

"Baiklah, sekarang makanlah" ucap ghina.

Saat menemani emily makan, tiba tiba ghina di kejutkan oleh seseorang yang memasuki pintu restorannya sambil membawa seorang bayi.

"Regina" ucap ghina.

Emily terkejut mendengar ucapan ghina, ia pun berbalik menatap tempat regina berdiri. Tatapan emily dan regina bertemu, regina tersenyum sejenak pada emily lalu berjalan menghampiri emily.

"Hai... lama tidak berjumpa denganmu em" ucap regina.

"Hmm... long time no see" ucap emily.

"Aku melihatmu masuk kesini. Senang melihatmu" ucap regina.

"Ini restoranku" ucap ghina.

"What? Itu tidak mungkin" ucap regina.

"Apanya yang tidak mungkin? Emily yang memberikannya padaku" ucap ghina.

Regina terkejut mendengar ucapan ghina "woahhh kau berhasil memeras emily. Hebat sekali" ucap regina.

"Jika kau kesini hanya untuk menggangguku lebih baik kau pergi re" ucap emily.

"Kau mengusirku? Aku ingin makan disini. Bukankah kalian seharusnya melayaniku dengan baik" ucap regina.

Emily meletakkan peralatan makannya, ia mengangkat tangan memanggil waiter. "Tolong layani nyonya ini dengan baik. Aku dan ghina akan pergi sekarang" ucap emily.

Emily menggenggam tangan ghina lalu bergegas pergi meninggalkan regina. "Aku sudah berpisah dengan alex" ucap regina.

Ucapan regina membuat emily menghentikan langkahnya. Emily berbalik menatap regina "begitukah?apa aku harus memberimu selamat? Atau aku harus bersedih?  aku sudah tidak peduli re" ucap emily lalu kembali berjalan meninggalkan restoran ghina.

Ghina menatap emily dengan tatapan penuh curiga. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Ucap emily.

"Apa kau benar benar tidak peduli?" Tanya ghina.

"Tentang apa?" Tanya emily 

"Regina" ucap ghina.

Mendengar ucapan ghina membuat emily harus menepikan mobiknya. Emily menatap ghina dengan tatapan penuh tanya.

"Jangan menatapku seperti itu. Aku hanya bertanya" ucap ghina.

"Pertanyaanmu seperti meragukanku" ucap emily.

"Maaf bukan maksudku seperti itu. Aku hanya takut kehilanganmu" ucap ghina.

"Jangan jadikan rasa takutmu alasan untuk tidak percaya padaku. Itu menjengkelkan kau tau" ucap emily kesal.

Ghina membulatkan matanya terkejut melihat emily meninggikan nada bicaranya. Bahkan bagi ghina ini pertama kalinya melihat emily seperti ini.

"Sayang bukan maksudku seperti itu. Jangan marah maafkan aku" ucap ghina sambil memegang tangan emiky tapi emily menepisnya dengan kasar.

Melihat perlakuan emily perlahan membuat ghina tertunduk menangis. Sedangkan emily hanya bisa tersenyum menatap ghina. Emily mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya lalu mengambil tangan kanan emily.

"Aku akan mengikatmu agar kau tidak bisa lepas dariku" ucap emily.

Mendengar ucapan emily membuat ghina perlahan mengangkat kepalanya menatap emily. Tapi ghina sangat terkejut melihat emily memakaikan sebuah cincin di jari manisnya.

"Cincin ini pertanda bahwa aku telah mengikatmu dan kita akan menikah. Kau mau menikah denganku?" Tanya emily.

Ghina langsung mengangguk dan memeluk emily. Emily tersenyum sambil mengusap punggung ghina.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang