01

2.4K 141 23
                                    

Hanbin POV

'Temui aku sekarang, ini penting.', tiba-tiba, Yang sajangnim mengirimiku pesan.

"Hyung, apa kau tau kenapa Yang sajangnim ingin menemuiku?", tanyaku pada manajer iKON.

"Hng?", dia terlihat bingung.

"Mungkin sajangnim ingin membahas perilisan lagu yang minggu lalu kau ajukan padanya.", kata Yunhyeong hyung.

"Eoh, hyung. Itu bisa jadi.", kata Donghyuk.

"Apa Yang sajangnim hanya ingin menemuimu?", tanya Bobby hyung.

"Eoh, sepertinya begitu.", kataku.

"Kalau begitu, temuilah sekarang. Kami disini akan berdoa agar sajangnim mau menerima lagu yang kemarin kau ajukan itu.", kata Jinhwan.

"Sebenarnya, aku memiliki firasat buruk. Tapi, aku akan berusaha membujuk sajangnim lagi.", kataku mantap.

"Eoh, semangat hyung.", kata Chanwoo menyemangatiku.

Dan detik itu juga, aku pergi untuk menemui Yang sajangnim di gedung YG Ent..

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Saat aku sudah sampai di gedung YG Ent., tepatnya didepan ruangan Yang sajangnim ... aku langsung mengetuk pintunya.

"Masuk!", perintahnya dari dalam.

"Annyeonghaseyo, sajangnim.", sapaku sambil membungkukkan tubuhku.

"Eoh, Hanbin-ah. Duduklah.", perintah Yang sajangnim.

"Ne.", kataku singkat sambil duduk dihadapannya.

"Kau penasaran, kenapa aku memanggilmu?", tanya Yang sajangnim.

"Ne. Dan menjadi sangat penasaran ketika anda mengatakan kata 'penting' dipesan tadi.", kataku.

"Ahaha ... jadi kau sangat penasaran?", tanya Yang sajangnim sambil tertawa.

"Ne, sajangnim.", jawabku singkat.

"Eoh, itu sangat penting. Karena ini menyangkut iKON dan putriku juga.", kata Yang sajangnim.

"Ne? Putri anda?", tanyaku bingung.

Itu akan wajar jika memang menyangkut iKON. Tapi, tidak jika itu menyangkut putrinya.
Jadi, apa maksudnya?

"Hem, sebenarnya dia adalah anak angkatku. Tapi, aku sangat menyayanginya. Aku sudah menganggapnya seperti anak kandungku sendiri. Dan dia sangat mengidolakan iKON, khususnya dirimu.", kata Yang sajangnim.

"Tepat pada 16 Januari tahun depan, dia berulang tahun yang ke 21 tahun. Aku ingin memberikannya hadiah yang tak akan pernah dia lupakan. Yaitu dengan menikahkan kalian berdua.", lanjutnya.

"Mwo?", teriakku terkejut.

"Ah, jeosonghaeyo sajangnim.", sesalku karena sudah berteriak dihadapannya.

"Gwenchana, aku mengerti. Kau pasti terkejut.", kata Yang sajangnim.

Yak! Tentu saja aku terkejut.

My Love is a StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang