24

700 83 5
                                    

Jennie POV

Setelah mengantar Hanbin kebandara, manajer iKON langsung mengantarku ke gedung YG Ent.. Aku ingin menemui appa sebelum penilaian bulanan hari ini.

"Appa.", panggilku saat aku sudah masuk keruangan appa.

"Eoh, wae chagi-ya?", tanya appa.

"Kenapa appa membiarkan Hanbin pergi tanpa manajernya?", tanyaku kesal.

"Yak! Setidaknya Hanbin sudah appa titipkan pada manajer Red Velvet, jadi kau tenang saja karena sudah ada yang mengurusnya.", kata appa.

"Aniyo, appa. Bagaimana jika Hanbin menjadi dekat dengan Yeri?", tanyaku.

"Percayalah pada suamimu itu, bahwa dia takkan menyelingkuhimu.", nasihat appa.

"Ais, tapi sebenarnya apa alasan appa tak membiarkan manajernya ikut dengannya?", tanyaku penasaran.

"Karena appa ingin manajer iKON mengurus member iKON yang tersisa.", kata appa.

"Untuk apa, appa? Mereka kan sedang free. Hanbinlah yang membutuhkan manajernya.", kataku.

"Mungkin sekarang free, tapi sebentar lagi mereka akan shooting variety show.", kata appa.

"Jadi, apa Hanbin tak akan ikut shooting variety show itu?", tanyaku.

"Tentu saja ikut, dia kan bagian dari iKON. Hanya saja dia menyusul, jadi dia akan ikut shooting diepisode kedua.", kata appa.

"Memang apa konsep dari variety show itu?", tanyaku pemasaran.

"Mungkin seperti perjalanan sekolah bersama artis wanita Jepang. iKON dan artis Jepang itu akan berperan sebagai pelajar, lalu mereka akan melakukan perjalanan sekolah. Mungkin seperti itu.", kata appa menjelaskan.

"Mwo? Artis wanita?", tanyaku terkejut.

"Appa, apa appa serius? Ais, kenapa appa senang sekali membiarkan Hanbin dekat dengan para wanita? Sebulan lalu, appa membiarkan Hayi untuk berkolaborasi dengan Hanbin. Lalu sekarang appa membiarkan Hanbin dan Yeri dengan 1 manajer. Lalu, apa yang baru saja kudengar?", tanyaku kesal.

Sungguh, aku tak tau jalan pikiran appa.
Aku bahkan belum juga hamil sampai sekarang, tapi appa santai saja? Seharusnya, appa membuat Hanbin mau menghamiliku. Bukan malah membuatnya bekerja dengan rekan kerja yang semuanya adalah wanita.

"Ais, tenanglah. Appa tau kau sangat mencintainya, tapi apa salahnya? Itu hanya sebuah pekerjaan, chagi-ya. Kau cukup percaya saja pada Hanbin, eoh?", kata appa.

"Perasaan itu datang dengan tiba-tiba, appa. Bisa saja berawal dari sekedar rekan kerja lalu menjadi teman dekat, setelah itu mereka menjalin hubungan.", kataku.

"Ani, Hanbin tak seperti itu.", kata appa yakin.

"Em, begini saja. Katakan apa yang kau inginkan, maka appa akan memberikannya untukmu. Tapi biarkan Hanbin bekerja dengan siapapun rekan kerjanya.", kata appa.

Tunggu, katakan apa yang kuinginkan?
Ah, ini kesempatanku.
Appa pasti bersungguh-sunguh dengan ucapannya.

"Aku hanya ingin anak dari Hanbin.", kataku.

"Mwo?", kejut appa.

"Waeyo, appa? Appa pasti juga ingin memiliki seorang cucu kan?", tanyaku.

"Jadi, kalian belum melakukannya?", tanya appa.

Ais, sebenarnya aku malu mengakuinya.

"Eoh, Hanbin menolakku appa.", aduku.

"Baguslah jika begitu.", kata appa puas.

"Ne?", tanyaku.

Apa aku salah dengar?

"Kau akan menjadi seorang artis, Jen. Hanbin pasti memikirkan itu, maka dari itu dia memilih untuk tak menghamilimu.", kata appa.

"Ah, appa. Kenapa kalian sama saja?", tanyaku.

"Appa tau, aku bahkan lebih memilih tinggal dirumah dan mengurus anakku daripada berada diatas panggung dan terkena sorot kamera.", kataku jujur.

"Ani, kau sudah sejauh ini. Appa tak mengizinkanmu untuk pergi dari dunia entertainmen. Bakatmu itu semakin meningkat, jadi appa mohon untuk melanjutkannya. Karena mungkin kurang lebih 5 bulan lagi kau dan teman-temanmu itu akan segera debut.", kata appa.

Ais, jinjja? Aku senang mendengar bahwa aku akan segera debut.
Tapi, aku sedih karena appa tak mengizinkanku pergi dari dunia entertainmen yang artinya appa tak mengizinkanku hamil.

Padahal, dengan Hanbin yang mau menghamiliku aku bisa tau alasan kenapa Hanbin dengan tiba-tiba mau menikahiku. Dan juga, agar Hanbin tak bisa menceraikanku. Karena aku tak ingin kehilangannya, bintangku.

Ah, bagaimana jika aku bertanya pada appa saja? Jika tak ada hubungannya dengan appa, pasti appa bisa menjawabnya. Tak seperti Hanbin yang selalu mengalihkan pembicaraan.

"Appa, sebenarnya aku masih penasaran kenapa Hanbin tiba-tiba mau menikahiku? Apa itu karena appa memaksanya?", tanyaku pada akhirnya.

"Em, sepertinya kita harus ke ruang latihan dance sekarang. Kau dan teman-temanmu harus melakukan penilaian bulanan sekarang.", kata appa, lalu appa pergi meninggalkanku.

Lihat, appa dan Hanbin sama saja. Selalu mengalihkan pembicaraan.
Sebenarnya ada apa? Apakah memang benar bahwa appa memaksa Hanbin untuk menikahiku?

Tapi jika diingat, hari ini Hanbin bersikap manis bahkan selama ini Hanbin juga perhatian. Itu membuatku berpikir bahwa hanbin memang mencintaiku, karena jika dia tak mencintaiku pasti dia tak akan memperdulikanku.

Lalu, aku memilih untuk menyusul appa dan melupakan sejenak tentang masalah ini.

Sekarang, yang perlu kulakukan hanya fokus untuk bisa debut bersama teman-temanku.

Jennie POV End
.
.
.
TBC.

Gimana part 24nya all? 😁 Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏🏻

My Love is a StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang