“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.”
[HR. Bukhari dan Muslim]
...
Merawat ayah yang telah membesarkan Dita, adalah sebuah tanggung jawab Dita sebagai anak yang harus ia emban. Apalagi sebentar lagi ia akan mendapat gelar dokter didepan namanya. Pasien diobati kenapa orang tua tidak. Itu prinsipnya.
Selama hampir satu bulan, Dita merawat ayahnya, mengelap badannya tiap hari, menyuapi makan dibantu ibu, dan lain sebagainya. Pikiran Dita juga terbagi pada program kerjanya bersama timnya. Dan hampir satu bulan juga Dita lost contact dengan timnya.
"Bu, nanti Dita sidang gimana ya" ujar Dita lesu
"Yaa kamu lanjut aja gih sana. Ibu bosen tiap hari denger kamu ngeluh itu terus. Ayah biar ibu aja yang rawat. Oh iya kemaren tante Arinta mamanya Dito ngabarin ke ibu soal kelanjutan ta'aruf kamu sama Dito"
"Terus ibu jawab apa?"
"Ya ibu bilang nanti aja tanya sama Dito, kalau ibu sih ya Dit, nyaranin kamu lanjut aja deh. Nak Diti itu anaknya sopan, baik, kelihatan rapi terus, dan udah mapan. Dia asisten dosen di kampusmu sekaligus pendiri yayasan peduli yatim kamu tau?"
"Hah? Masa sih bu?"
"Iya, kemarin tante Arinta bilang sama ibu kalau Dito akhir akhir ini sibuk sama program yayasan yang sekarang lagi naik naiknya, mana dia harus ngurusin PKM adik tingkatnya katanya jadi sibuk sekali Dito itu"
Seketika Nandita merasa bersalah dan ingin kesana melanjutkan kewajibannya. Hanya saja jika ia pergi, siapa yang akan merawat ayahnya? Ibunya sudah cukup tua untuk mengurus rumah dan ayah sendirian. Bang Novan dan istrinya juga sibuk dinas.
"Ibu ingin Dita menikah sama Dito secepatnya"
Dita hanya menatap ibunya dengan kaget. Ibunya tersenyum.
"Tapi.. Dita belum lulus bu"
"Ya, nggak apa, yang penting kalian udah sah dulu aja. Kalau mau ada resepsi ya nanti aja sekalian kelulusan kamu"
...
Satu bulan tanpa Dita, timnya sudah mulai terbiasa dengan proker yang dilanjutkan Dito. Masalah Dito yang sedang menjalani proses ta'aruf bersama Dita, mereka hampir tau semua dan Dito tidak masalah soal itu.
Ilham juga perlahan mulai menerima kenyataan bahwa Dita kini sedang menjalani proses yang bisa berakhir lancar ke jenjang berikutnya. Ilham yang perlahan mulai menerima, kini mulai bisa berbaikan dengan keadaan dimana Dita tidak akan bersama Ilham.
"Kak Dit, Dita kapan kesini? Kangen nih gue haha" ujar Ayu
"Iya ih aku nge pc udah lama ga di read mulu," tukas Anggi
"Tapi on ga?"
"Henteu sih"
Semua terkekeh geli
Proker hampir selesai semua hanya saja ada yang mengganjal di pikiran Dito.
"Dek, bulan depan kita lanjut ke rumah tante Ani"

KAMU SEDANG MEMBACA
TAKE ME WITH YOU TO JANNAH (TAMAT)
Fiksi Remaja"Untuk berpikir ke jenjang serius saja aku belum kesampaian, bagaimana berpikir tentang membangun biduk rumah tangga?" Karena sejatinya, cinta adalah anugerah dari yang Maha Kuasa. Jika cinta malah menjauhkanmu dari Allah SWT dipastikan itu bukan ci...