chapter 2

16 0 0
                                    

Disebuah gedung terdengar dentuman musik yang cukup keras, terdapat seorang pria tampan yang sedang melaksanakan tugas dari seseorang, dengan entengnya dia menembakan sebuah peluru kedada musuhnya darah berceceran diseluruh penjuru kamar diskotik terkenal itu. Terdapat seorang pria tua yang sedang terbujur kaku dengan tubuh penuh darah.
"Mr.kill, kita bisa pergi sekarang. Semuanya sudah beres!" Kata seorang pria parubaya memanggil tuannya dengan sebutan mr.kill! Seorang pembunuh bayaran yang handal dan tidak diragukan lagi keahliannya dalam bertugas. Tugasnya bukan untuk membunuh orang biasa biasa saja, namun orang orang yang mempunyai persaingan dalam bidang bisnis, pejabat terhormat serta orang orang terkenal lainnya! Setelah tugasnya dikerjakan dengan baik, tidak akan ada polisi yang akan mampu melacak pembunuhnya, baginya untuk menemukan sipembunuh hanyalah hal yang tidak akan berguna! Karena sangat supit sekali bagi polisi bahkan agen FBI pun untuk menemukan sipembunuh bayaran tersebut.
Tidak tanggung tanggung berapa bayaran yang diberikan untuk menghabisi nyawa satu orang, bisa mencapai milyaran bahkan sampai triliun dollar. Semuanya itu karena hasil pekerjaannya baik dan bisa mencapai target yang sempurna.
Seorang pria menggenakan jaket hitam bertudung serta masker yang melekat menutupi wajahnya pergi meninggalkan halaman diskotik menggenakan mobil sport mewahnya bersama seorang pria parubaya dengan santainya meninggalkan gedung itu. Gedung dimana dia mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
"Lihat saja apa yang akan diberitakan besok pagi diseluruh stasiun tv" ucapnya dengan senyumam yang memiliki maksud tertentu yang tidak bisa ditebak.
"Mr.kill tugas selesai dan dia puas dengan hasil yang telah diberikan." Ucap pria parubaya sopan kepada tuannya.
"Rafa, panggil saja saya rafa! Saya sedang tidak bekerja dan untuk itu urus semuanya tawar saja berapa yang akan dia berikan untuk pekerjaan kecil tadi!." Ucap si Mr.kill panggilan untuk sipembunuh bayaran tadi. Rafa Alanka Dirgantara orang yang menyadang gelar nama sebagai Mr.kill. siapapun yang telah bekerja sama dengannya tidak akan tahu siapa orang dibalik nama samaran Mr.kill semua tentangnya sangat tertutup dan tidak bisa dilacak oleh siapapun!. Siapapun yang ingin bekerja sama dengannya bisa dia urus dengan asisten pribadinya, keprcayaannya sekaligus bisa dianggap sebagai paman olehnya, dia daniell partner dia bekerja sebagai agent pembunuh sekaligus orang yang mengatur jadwal maupun semuanya, semua tentang rencana dan tehnik dari pekerjaannya. Bagi rafa pekerjaan ini hanyalah hobi untuknya hobi untuk menghabiskan waktu, dengan cara seperti inilah dia mampu melupakan kekasihnya. Bukan untuk uang dia melakukannya, tidak perlu diragukan lagi kekayaannya bahkan jika dia tidak melakukan pekerjaan itu, itu tidak akan membuatnya kehilangan segalanya. Selain dari pekerjaan tertutup itu, diapun memimpin perusahaan yang diwariskan oleh keluarganya secara turun temurun oleh kakeknya melalalui ayahnya dan mulai dikembangkan lagi olehnya, dia direktur besar atau CEO muda diperusahaan bidang teknologi, dan komunikasi, bahkan memiliki cabang perusahaan lain dimana mana. Semuanya dibawah pimpinan dan kepemilikan CEO muda Rafa Alanka Dirgantara. Kekayaannya tidak akan pernah habis bahkan untuk membeli suatu negara sekalipun! Dengan kepintaranya dan kemahirannya dalam bekerja, dia bisa mengembangkan perusahaannya dan menjalankan bisnis tertutupnya. Lalu bagaimana bisa seorang wanita dengan mudahnya meninggalkannya?.

Jam sudah menunjukan waktu matahari terbit, muanya sedang memulai aktifitasnya masing masing .
Dianka dengan balutan baju putih panjangnya ditambah dengan celana hitam jeansnya dan dipadukan dengan sepatu putihnya, sedang bergelut dengan bunga bunga yang akan dirangkainya. Yah hari sabtu minggu dia akan bekerja disebuah toko bunga, sedangkan senin sampai jum'at dia akan bekerja dilestoran elite yang hanya bisa dikunjungi oleh kolongmerat dan sejenisnya. Dianka harus bekerja keras untuk keluarganya, bahkan baginya tidak ada lagi hari libur semuanya harus diisi oleh daptar pekerjaan. Jika tidak seperti itu bagaimana bisa dia menghidupi keluarganya, Pikirnya.
"Dianka, bisa antar bunga ini ke alamat ini nak?." Perintah si yang punya toko kepada dianka, namanya ibu ani dia orang yang mempunyai toko bunga tempat dianka bekerja. Dengan hatinya yang baik ibu ani memberikan dianka ijin untuk bekerja dua hari dalam seminggu dengan gaji yang tidak besar dianka menyetujui pekerjaannya itu.
"Oh iya bu, dianka berangkat sekarang yah." Pamit dianka pergi meninggalkan toko menuju alamat yang tertera dikertas putih yang dibawanya. Dengan menggayuh sepada nya dianka pergi sebelum dipertengahan jalan mobil mewah menyerepet sepedanya dan diapun terjatuh mencium aspal terdapat luka di sikut tangan serta lutunya. Sipemilik mobilpun keluar dari mobilnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang sebelum diberikan kepada dianka, dengan bersetelan jas yang melekat indah ditubuhnya dianka melihat lelaki itu dengan tampang polosnya sebelum dia yang menabrak dianka memberikan uang lembaran kepadanya.
"Ini untuk membayar lukamu dan ini kartu namaku jika terjadi sesuatu" ucap si pria datar sambil memberikan uang dihadapan dianka dan melangkah pergi memasuki mobilnya. Diankapun sadar dan mencoba mengejar mobil mewah itu, namun nihil semuanya sia sia karena mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi.
"Aww sakit! Rafa Alanka Dirgantara?" Ucapnya melihat kartu nama yang tertera serta uang lembaran yang ada d tangannya. Sambil melihat luka lukanya, diankapun sadar akan bunga yang harus dia kirim pasti semuanya sudah rusak dan sudah tidak berbentuk karena insiden tadi. Apa yang harus dia katakan kepada bosnya? Diapun pergi kembali menuju toko dan akan meminta maaf atas kecelakaannya. Semoga saja ibu ani tidak memarahinya, pikir dianka berujar dalam hati.
"Kamu kenapa nak, kok tangan sikut sama lutut kamu memar memar gitu?" Panik bu ani menanyai dianka yang baru saja tiba ditoko itu.
"Maafin dianka bu, tadi sewaktu dijalan ada mobil yang nyerempet dianka lalu bunga bunganya rusak dan ini semua karena dianka tidak berhati hati mengendarai sepedanya." Ucap dianka merasa bersalah atas apa yang telah terjadi. Dan ibu ani pun sangat memahami apa yang terjadi jadi dia memaklumi semuanya karena ini insiden kecelakaan, jadi beliaupun memaafkan dianka dan menyuruhnya untuk beristirahat dirumah.
Dianka pun pergi dan mengobati lukanya dengan obat yang ada dirumahnya, syukur saja dia memakai baju dan celana panjang jika tidak mungkin lukanya akan lebih parah dari ini. Batinya dalam hati.
"Rafa Alanka Dirgantara. siapa dia?." Ucapnya sambil melihat kembali kartu nama yang diberikan oleh sipenambrak siang tadi.
"Dan uang ini, ini bukan milikku jadi aku harus mengembalikan uang ini! Lagipula lukaku tidak parah dan tidak membutuhkan uang untuk pergi kerumah sakit " Ucapnya sambil menyimpan uang lembaran yang tadi telah diberikan kepadanya.
"Ah syukurlah dikartu nama miliknya tertera nama perusahaan tempat dia bekerja, jadi tidak sulit bagiku untuk mengembalikan uangnya!" Ucapnya sebelum pergi menuju alam bawah sadarnya.
Untung saja kemarin ibu ani memberikan dianka untuk cuti karena sakit, jadi dia bisa pergi untuk mengembalikan uang itu kepada yang mempunyai nya.
Bagaimana bisa orang jaman sekarang mengembalikan uang yang telah diberikan secara percuma kepadanya? Dianka, dia bersikeras untuk mengembalikan uang itu, jika orang lain yang berada disisinya pasti saja akan embelikan uang itu untuk keperluannya dan tidak perlu repot repot untuk mengembalikan uang uang itu. Huh sangat aneh bukan?
"Ada keperluan apa nona, apa ada yang bisa saya bantu?" Ucap resepsionis kantor perusahaan terbesar yang dipimpin oleh rafa sipemilik perusahaan.
Dengan bersetelan celana jeans pendek dan kaos panjangnya taklupa sepatu putih yang menghiasi kaki jenjangnya dia menjawab dengan ragu. Apakah dia akan bertemu dengan sipemilik perusahaan besar tersebut? Batinnya sangat ragu.
"Saya mau bertemu denga tuan Rafa Alanka Dirgantara." Ucap dianka ragu ragu.
"Apakah nona sudah memiliki janji denga tuan muda?" Tanya resepsionis, dengan ragu diankapun menjawab dan mencoba bersikap tenang. Toh diapun tidak melakukan hal apapun, hanya ingin mengembalikan uang saja tidak lain. Pikirnya.
"Yah saya sudah mempuyai janji dengan tuan rafa, saya pacarnya!." ucap dianka. Dia berbohong, untuk pertama kalinya dianka berbohong. Tapo mau bagaimana lagi, jika hanya dengan cara ini dia bisa bertemu dengan sipemilik uang maka dia harus melakukanya. Tekad dianka dengan optimis.
"Oh baiklah nona, anda bisa tunggu diruangan tunggu. Tuan sedang menghadiri rapat pentingnya, jadi tunggulah dan temui dia sesudah dia selesai meeting!." Ucap resepsionis cantik itu sambil melihat cara berpakaian dianka yang menurutnya biasa biasa saja dan tidak ada yang menarik menurutnya, dan bagaimana bisa dia menjadi pacar dari pemilik perusahaan terbesar didunia ini!. Tapi toh itu bukan urusannyakan, walaupun dia mengagumi rafa dan menyukai bosnya itu yang sudah mencuri perhatian semua gadis karyawan bahkan gadis manapun yang pernah melihatnya, dia harus menghormati kekasih atasannya dan berlaku sopan. Sebelum terjadi sesuatu yang akan menurunkan jabatannya sebagai resepsionis!.
"Permisi nona, tuan rafa sudah selesai meeting dan sekarang sedang berada diruangannya!." Ucap resepsionis tadi menghampiri dianka yang sedang menunggu sedari tadi.
"Oh baiklah, bisakah anda mengantarkan saya keruangan tuan rafa?."ucap dianka kepada resepsionis untuk mengantarkanya keruangan sipemilik.
"Oh baiklah nona. Mari saya antar!."
"Ruangan Direktur Utama atau CEO." Ucapnya didepan pintu bertuliskan ruangan direktur itu, setelah resepsionis mengantarkannya, dia pergi pamit dan menyuruh dianka memasuki ruangan CEO itu. Dengan langkah ragu, dianka pun mencoba mengetuk pintu ruangan dan terdengar suara bazz dari dalam melunturkan semangat tujuannya. Tapi jika dia tidak mengembalikan uang itu maka itu tidak baik baginya dan dia tidak diajarkan menjadi anak yang tidak jujur seperti itu.
"Masuk!" Perintah tegas terdengar dari dalam. Diankapun mulai membuka pintu ruangan dan memasuki ruangan, sebelum dia merasa takjub dengan apa yang dilihatnya. Sebuah ruangan yang begitu mewah dan elegan serta megah dengan barang barang antik dan mewah terpajang mungkin bisa saja mencapai harga yang tidak sedikit untuk membeli barang barang itu. Terdapat bangunan kecil didalam ruangan itu, kurasa itu sebuah kamar untuk siyang punya beristirahat. Pikir dianka merasa takjub sambil melihat seisi ruangan mewah tersebut. Sampai suara Bazz itu terdengar lagi dan mulai membangunkan dianka dari alam sadarnya.
"Ada perlu apa anda keruangan saya?" Deg, perasaan dianka terkejut, tubuhnya gemetar dan nyalinyapun meciut seketika sebelum dia memberanikan diri untuk berbicara dan mencoba untuk menghindari kontak mata langsung dengan orang yang mempunyai suara tersebut.
"Maaf saya telah lancang memasuki ruangan anda." Ucap dianka sambil mencoba mendongkakkan kepalanya dan mencoba menatap mata hitam legam nan indah itu.
"Saya hanya ingin mengembalikan uang anda dan akan segera pergi dari sini!." Ucap dianka sambil menyodorkan uang lembaran yang telah diberikan rafa kemarin setelah insiden kecelakaan tersebut. Dan melangkah untuk pergi dari ruangan itu, tetapi nihil pintu tidak bisa dibuka dan bagaimana bisa tidak ada yang menguncinya dari tadi. Sampai dianka tahu dan melihat bahwa rafa telah mengunci pintu ruanganya dengan remot yang ada ditangannya. Huh bagaimana bisa? Pikir dianka yang tidak mengetahui hal hal seperti itu, bagi rafa itu sangat mudah dan tidak ternilai.
"Anda memasuki ruangan saya tanpa seijin saya. Dan apakah anda juga akan meninggalkan ruangan saya tanpa seijin saya?." Ucap rafa dingin terhadap dianka, dia sangat benci dengan siapapun yang memasuki ruangannya tanpa seijin darinya. Bagaimana bisa dianka gadis biasa biasa seperti itu bisa memasuki ruangannya, Pikir rafa heran.
"Dan untuk uang ini saya memberikannya sebagai permintaan maaf saya kepada anda karena kejadian kemarin!." Tanya dan penegasan rafa terhadap dianka.
"Tapi saya tidak meminta dan mengharapkan uang serta kasihan anda terhadap saya!. Dan saya akan mengembalikan uang yang bukan milik saya!."ucap dianka tegas dan tidak merasa ragu lagi.
"Dan tolong bukakan pintunya, saya ingin keluar dari sini!." Ucap dianka yang tidak dihiraukan oleh rafa.
"Bagamana bisa seorang wanita biasa sepertimu menolak seua uang yang telah diberikan secara percuma?." Ucap rafa tersenyum meremehkan dianka. Dengan hati yang teriiris, diankapun menjawab dengan lantang.
"Saya memang orang biasa! Dan anda tidak berhak menghina kehidupan saya! saya datang kesini bertujuan baik untuk mengembalikan uang anda, Dan tidak berbuat masalah yang merugikan anda! Jadi anda tidak berhak menghina saya!." Ucap dianka lantang tergadap rafa. Rafa yang mendengarnya hanya terbengong dan tudak percaya, tidak seorangpun yang berani membentak rafa dan berbicar lantang seperti itu. Bahkan kedua orang tuanya sekalipun! Tapi entah bagaimana seorang gadis bisa melakukan itu hanya karena perkataan rafa yang menurutnya itu biasa biasa saja. Mengapa gadis itu semarah itu? Ini baru pertamakalinya dalam sejarah hidup rafa. Huh gadis aneh pikir rafa.

Mereka tidak tahu bahwa takdir akan membawa mereka menuju kisah kisah percintaan yang sangat rumit!





Dianka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang