chapter 10

9 0 0
                                    

***

Ketukan pintu tidak mengganggu seorang pria yang terua tertuju terhadap benda datar dihadapannya. "Masuk!" suara beratnya menyuruh seseorang untuk masuk keruangannya. "Permisi pak!" Sekertaris cantiknya dia Adila Delpara yang sudah mengabdi diperusahaan terbesar itu selama 4 tahun. Bagi rafa semua wanita sama ratanya walaupun ada yang berparas cantik maupun sebaliknya. Hatinya masih kekeh menunggu wanitanya. Berharap ia kembali kesisinya seperti dulu! Walaupun sebagian perhatiannya terah teralih oleh seorang wanita yang juga ikut menghuni rumah besarnya! Ia rasa bukan cinta melainkan sesuatu yang ia sendiripun tidak bisa mendefinisikan. Tapi yang jelas ia selalu tegaskan bukan cinta yang ia rasakan terhadap dianka!
"Apa jadwalku siang ini?" Dengan kesopanan yang diutamakannya. Adila menjawab dengan mantap. "Tidak terlalu padat pak. Hanya saja siang nanti manejer dari Chasio grup mengundang anda untuk makan siang bersama disalah satu restorant bintang lima di dekat kantor perusahaan kita! Dan pihak Chasio telah menyiapkan semuanya sebagai tanda terimakasih atas kerjasama yang disetujui oleh prusahaan kita!" Sekertaris yang sudah ia percayai selama 4 tahun tersebut memberikan rafa sebuah berkas berkas untuk ditandatangi oleh rafa. "Apakah ada lagi yang ingin kau sampaikan?" Tanya rafa sekali lagi terhadap dila sekertarisnya. "Tidak pak sudah cukup itu saja yang bisasaya sampaikan hari ini! Saya ijin kembali keruangan saya lagi pak. Permisi" setelah dirasa sekertarisnya sudah pergi dari ruangannya. Rafa mulai berdiri mendudukan tubuhnya disofa santainya menghadap kesebuah dinding kaca tebal yang langsung menuju ke luar. Diruangan yang terdapat dilantai 45 rafa melihat jalanan maupun gedung gedung bertingkat lainnya melalui dinding kaca ruangannya. Bagi siapapun yang mempunyai phobia atas ketinggian pasti enggan untuk memasuki ruangan rafa dan memilih untuk tidak memasuki ruangan itu karena posisinya yang cukup tinggi karena berada dilantai 45 dan berdindingkan kaca. Tapi bagi sipemilik ruangan melihat hal seperti itu adalah sesuatu keinginan baginya. Pemandangan yang disuguhkan sangatlah indah jika dipandang dari malam hari ketika tugas lembur menyapa dan membuat penatnya hilang seketika. Entah mengapa saat ini ia sangat merindukan dianka dan ingin segera pulang dan memeluk dianka serta menggodanya lagi membuat pipi siempu yang digoda menjadi warna merah padam. Ia tersenyum menerawang memikirkan ucapan konyol yang dikeluarkan gadis itu tadi pagi bagaimana bisa dia berpikiran sepolos tadi. Dengan mengucapkan bahwa dia tidak ingin bercinta untuk keduakalinya karena takut mati? Apakah karena semalam dia baru melakukannya sekali jadi merasakan sakit dan membuat paginya langsung disambut oleh sang dokter? Rafa mulai menerawang lebih jauh dan tersenyum lebar memikirkannya. Ketukan pintu untuk kesekian kalinya perlahan mulai memudarkan senyum merekahnya. Diliriknya pintu dan didetik selanjutnya seorang pria berumuran lebih muda darinya berdiri tegap dengan senyuman yang menampilkan gigi putihnya. Dengan wajah campuran antara arab dan indonesia seperti dirinya. Dia Melambaikan tangan mulai menghampiri rafa. Berjalan dengan cengir polosnya membuat rafa memalingkan wajah jengah terhadap Adiknya! Yah dia adik kandung rafa yang baru saja datang dari dari negara Amerika untuk melanjutkan study nya. Dengan umur 23 tahun berselisih jarak umur 5 tahun dengan rafa! Dia Alextan Dilvano Dirgantara pewaris perusaan properti dari sang ayah dan akan segera menjabat menjadi diriktur utama atau CEO dari perusahaan sang ayah. Namun extan memiliki cita cita untuk menjadi pengacara yang sukses bukan sebuah pengusaha sama seperti kakaknya dan itu bukan keinginannya. Berbeda dengan rafa, rafa diwarisi perusahaan dan mulai memperbesar perusahaan, memperbanyak aset aset perusahaan hingga menjadi orang terkaya maupun tersukses didunia. Membuat kedua orang tuanya bangga terhadap rafa! "How are you my brother" sapanya terhadap rafa duduk dan menghampiri rafa tanpa seijin sipemilik! Yang membuat sipemilik ruangan sangat jengah terhadap sang adiknya! Sangat kekanakan! "Siapa yang mengijinkanmu memasuki ruanganku?!" Pertanyaan rafa membuat tawa extan pecah seketika. Bagaimana bisa adik kandung dari CEO diperusahaan terbesar ini harus memiliki ijin untuk masuk keruangan kakaknya! "Sialan. Apakah adikmu yang tampan ini harus meminta ijin dulu untuk bertemu denganmu huh" tawa yang menggelegar tadi mendadak berhenti setelah dia sendiri mengucapkan kata katanya terhadap rafa yang seolah datar dan tidak ingin berceloteh terhadap dirinya. "Daddy dan mommy memintamu untuk datang kerumah nanti malam! Untuk melaksanakan makan bersama. Karena lusa nanti mereka akan kembali pergi ke itali! Dan aku kesini untuk menyampaikannya undangan dari mom and dad. Oh yah jangan lupa bawa istrimu! Aku ingin melihatnya siapa tau aku akan kecantol dengan kecantikannya. Karena mom bilang kalau istrimu sangat cantik" dengan seringai yang menghiasi bibirnya extan berbalik menuju pintu utama sebelum rafa melayangkan sebuah vas bunga berukuran sedang kekepalanya karena ucapanya...

Jam sudah menunjukan angka 4 sore. Seusai bertemu dan makan siang bersama dengan kliennya, rafa menyuruh maid dirumahnya untuk mengajak dianka pergi kesebuah pusat pembelajaan dan membelikan dianka gaun malam dan siap untuk didandani sebelum supir menjemputnya. Dengan langkah gontainya rafa menuju kekamar yang terdapat diruangannya dan membersihkan tubuhnya serta menyesuaikan pakaian apa yang akan ia kenakan malam ini...

Kameja hitam yang digulung sampai siku, dipadukan dengan celana jeans berwarna millo dihiasi dengan sepatu snackers putihnya membuat penampilan rafa lebih cansuap dibanding biasanya. Ia bergegas pergi kemansion keluarganya lebih dulu disusul dengan dianka yang dijemput oleh supir pribadinya. Dengan menggunakan mobil sport berwarna hitam. Rafa mulai membelah jalanan ibukota yang dihiasi oleh sang senja membuat rafa tenang mengendarainya. Gerbang yang menjulang tinggi adalah tujuannya dan ketika rafa membunyikan suara klakson terdapat dua satpam yang sigap membuka gerbang besi itu dan tertunduk hormat sebagai tanda kesopanan terhadap rafa anak kandung dari tuannya! Dengan rapi rafa memarkirkan mobilnya berjajar dengan mobil mobil antik lain milik ayahnya yang bernotabe sebagai pecinta seni dan mengkoleksi barang barang antik. Turun dan langsung disambut oleh para maid yang sedang menyambut rafa mulai melangkahkan kakinya menuju pintu utama mansion tersebut. Mansion yang bergaya arsitektur itali dengan cat putihnya menyambut indra penglihatan rafa. Sudah lama sekali sejak beberapa bulan silam ia tidak menginjakan kakinya lagi di mansion ini. Karena terlalu sibuk untuknya apalagi kedua orangtuanya yang jarang sekali berada diindonesia! Dilihatnya diruang utama terdapat sang adik extan yang sedang beselonjoran kaki sambil melihat tv tak menyadri kehadiran kakanya sampai kedua orangtuanya menyambut rafa dengan berbagai pertanyaan. Membuat rafa pusing mendengarnya. "Mana istrimu. Kau tidak berniat meninggalkannya dijalankan huh?!" Ayahnya memekik karena kedatangan rafa yang seorang diri. Padahal ia sendiri yang menyuruh extan agar rafa mengajak istrinya. "Benar rafa dimana dianka apakah kamu tidak berniat membawanya kesini untuk pertamakalinya!" Giliran ibunya yang bersuara menyahuti suaminya. Seakan akan rafa adalah suami yang kejam terhadap sang istri! Oh shit. "Dia sedang dijemput oleh pak tardim mom. Oh ayolah jangan berlebihan berpikir seakan aku suami yang durhaka terhadap istrinya!" Rafa menyahuti dengan jengahnya kedua orangtuanya. "Permisi" semua orang menoleh keluar. Tepat dipintu utama terdapat seorang wanita menggenakan dress berwarna toska diatas lutut, rambut yang digulung keatas menyisakan beberapa helaian anak rambut dipadukan dengan aksesoris rambut serta makeup tipisnya dan high heels putih menghiasi kaki jenjangnya. Berjalan menghampiri dengan anggunnya. Membuat siapa saja pangling melihatnya. Begitupun dengan rafa dan extan yang melongo ditempatnya!    "Dianka. Kau sangat cantik malam ini!" Puji ibu rafa yang menghampiri dianka terlebih dahulu. Membawa dianka pergi menuju ruang makan diikuti oleh ayahnya serta adiknya. Rafa terkekeh ditempat, siapakah anaknya yang sebenarnya. Mengapa orangtuanya lebih memerhatikan istrinya dibanding ia sendiri anak kandungnya?! Huh memang siapa saja yang melihat dianka akan terhipnotis dan terpesona terhadapnya...

Hidangan mewah yang sudah tertata indah didepan matanya. Membuat ia menelan ludah secara kasar. Ingin segera menyantapnya dan memuaskan perutnya sekarang juga! Dianka merasa diterima dikeluarga rafa walaupun ia sangat heran karena ia sendiri bukan dari keluarga bangsawan maupun orang berada dibandingkan keluarga suaminya! "Makan yang banyak supaya kau cepat mengisi dan mengandung. Mom and dad sudah tidak sabar menanti cucu pertama keluarga Dirgantara!" Dengan dihiasi senyum manisnya lisa ibunya rafa berbicara sambil terkekeh membuat dianka seakan tersedak oleh makanan yang telah masuk kedalam mulutnya. Bagaimana bisa aku hamil jika kami saja hanya melakukannya satukali dan aku rasa aku tidak ingin melakukanya lagi. Pikir dianka seakan memorinya kembali teringat dengan kejadian semalam. Memikirkannya saja membuat ia bergidik ngeri! Dilihatnya rafa yang terkesan santai seakan tidak memikirkan perkataan ibunya tadi. Huh bagaimana ini tuhan? "Kita akan segera memberikan mom and dad my little rafa junior! Dengan santainya rafa menyahuti ucapan ibunya tadi membuat dianka tersedak dan langsung menjadi pusat perhatian semua orang yang berada dimeja makan....

Dianka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang