chapter 11

6 0 0
                                    

Diliriknya wajah dianka sekilas membuat hati rafa tenang dalam hening. Dengan dengkuran halus yang mengalun indah ditelinganya rafa memarkirkan mobil dengan telaten. Hujan yang mengguyur kota dengan derasnya membuat pikiran rafa muyar seketika. Kembali mengenang masalalu ketika hujan turun membuat dada rafa sesak seketika! Diliriknya lagi dianka yang masih tenang dalam tidurnya, rafa terkekeh pelan. Bagaimana bisa seseorang nyenyak tertidur dalam posisi duduk dan didalam mobil seolah tidak terganggu sedikitpun. Dengan gemas melihat tidur dianka seolah pikirannya yang tertuju kemasalalu hilang seketika membuat hati rafa tenang kembali. Diusapnya rambut halus dianka dengan pelan takut membangunkan membuat hati rafa jauh lebih tenang dan menikmati suara hujan yang membasahi mobilnya. Setelah sampai dan memarkirkan mobilnya. Seorang satpam datang m mbawakan sebuah payung agar majikannya tidak kebasahan. Namun siapa sangka ketika ia turun ia membiarkan hujan mengguyur tubuhnya padahal ia sendiri sangat benci terhadap hujan! Namun mengapa ia rela kebasahan hanya untuk menggendong gadisnya yang di naungi payung oleh satpam karena printahnya. Menggendong ala bridal style, membiarkan dirinya diguyur hujan karena tidak ingin membuat dianka bangun membuat semua yang melihatnya merasa heran. Heran karena tuannya yang terkesan dingin dan tidak peduli dengan sekitarnya apalagi dengan hujan mereka sangat tahu jika tuannya sangat membenci hujan! Namun mengapa tuannya membiarkan tubuhnya diguyur oleh hujan demi gadis yang sedang digendongnya? Aneh bukan...

Memasuki kamar dianka rafa menidurkan dianka dengan sangat hati hati takut wanitanya terbangun. Memanggil seorang maid untuk menggantikan pakaian dianka dengan piyama tidurnya rafa rasa dianka tidak akan tidur nyenyak jika masih menggunakan gaun malamnya. Rafa pergi memasuki kamarnya, dirasanya pakaiannya cukup basah karena terkena hujan tadi. Dengan memasuki kamar mandi rafa mulai melucuti pakaiannya dan membasuh tubuhnya di bawah guyuran shower...

Pagi menyambut membangunkan mata gadis yang sedang tertutup. Seorang gadis cantik mengerjap ngerjapkan matanya. Ketika dirasa nyawanya sudah terkumpul ia berdiri memasuki kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok giginya. Dianka berniat hendak kebawah untuk melaksanakan rutinitas paginya yaitu sarapan bersama rafa. Dengan rambut yang dicepol secara acak membuatnya tetap cantik walaupun belum membersihkan dirinya, ditambah dengan manik mata birunya yang menjadi ciri khas seorang dianka. "Siapkan semua pakaianmu. Sore nanti kita akan pergi ke raja ampat!" Sebelum dianka mendaratkan bokongnya dikursi rafa berbicara membuat dianka mengernyitkan dahinya bingung. "Ke.ke raja ampat? Mengapa secara mendadak?" Dianka menimpali ucapan rafa dengan gugupnya. Bagaimana bisa ia pergi ke raja ampat secara mendadak? "Siapkan saja keperluanmu! Aku akan pergi kekantor terlebih dahulu!" Dengan dingin dan tak ingin dibantah lagi rafa pergi meninggalkan dianka yang menganga ditempat makan. "Dasar aneh!" Gumam dianka setelah dirasa rafa sudah menjauh dan pergi dihadapannya...

"Untuk beberapa hari kedepan batalkan pertemuan dengan siapapun. Ubah jadwal pertemuan dengan klien karena aku akan pergi bersama istriku ke raja ampat! do you understand adila?" Dengan tegasnya rafa berbicara tidak terbantahkan. Membuat sekertarisnya mengangguk patuh apa yang dibicarakan tuannya. "Baik pak saya mengerti!" Dengan senyuman manisnya adila keluar dari ruangan rafa kembali bekerja seperti biasa dan mencoba mengubah jadwal pertemuan dengan klien kliennya sesuai yang diperintahkan tuannya tadi...

"Apakah kau sudah menyiapkan baju dan keperluanku kedalam koper?" Rafa bertanya terhadap kepala maid dirumahnya dengan wajah yang blingsetan melihat kesana kesini seolah mencari sesuatu. "Dan dianka dimana dia?" Dengan wajah yang heran karena tidak melihat wanitanya rafa bertanya lagi terhadap maid tadi seolah ingin tahu dimana dia sekarang dan apa yang dilakukannya? Biasanya ketika ia pulang dari kantor dianka dia sedang menonton tivi ataupun membaca novel maupun buku diruang tamu sambil menyambutnya dengan senyum manisnya. Membuah hati rafa hangat seketika! "Semua keperluan anda sudah saya siapkan tuan! Dan nona dianka dia sedang berada dihalaman belakang." Seusai mendapatkan jawaban atas pertanyaannya rafa pergi kehalaman belakang untuk menemui seseorang yang dicarinya tadi. Dan benar saja senyumnya langsung terukir ketika matanya tertuju ke seseorang yang duduk diayunan tepat dibawah pohon dengan posisi membelakanginya dan matanya memandang kearah danau buatan yang terdapat dihalaman belakang mansion tersebut. Dengan menggenakan dress berwarna gading serta rambut coklat kepirangan yang digerai indah membuatnya semakin terlihat cantik! Yah walaupun rafa hanya memandangnya dari arah belakang. Dihampirinya oleh rafa dan seolah ada setan yang merasukinya, rafa melingkarkan tangan kekarnya keperut dianka serta menyelusupkan kepalanya ke lekuk leher jenjangnya. Membuat dianka kaget bukan main. Dan merasakan jantungnya seolah berpacu dengan kencangnya!...

Satu menit berlalu, masih dengan posisi tadi membuat jantung dianka berdetak 10 kali lipat dari biasanya. Diliriknya rafa yang sedari tadi tidak bersuara hanya diam dan menyelusupkan kepalanya kelehernya membuat deru nafas rafa terdengar jelas ditelinga dianka. "Apa yang membuatmu seperti ini?" Pertanyaan dianka seolah menyadarkan rafa dari alam bawah sadarnya. Dengan canggungnya rafa melepaskan dianka dan mulai duduk disamping dianka yang terdapat ayunan yang sama. "Apakah salah jika seorang suami menyetuh istrinya? Kurasa tidak!" Sifat dingin rafa kembali kepermukaannya. Kemana rafa yang hangat tadi? Seolah dia memiliki kepribadian ganda yang bisa berubah ubah sikap membuat dianka selalu keheranan terhadapnya! Dianka hanya menunduk setelah rafa melontarkan ucapan tadi. "Cepat bersiap siap kita akan segera berangkat untuk hanymoon!" Dianka mendongkak menatap wajah rafa yang mengeluarkan seringaiannya membuat dianka bergidik ngeri memikirkan ucapan rafa tadi. "Apa maksudmu huh? Aku tidak ingin melakukan itulagi. Itu sangat menyiksaku!" Sengitnya membalas ucaoan rafa terhadapnya tadi. Dilihatnya rafa hanya tersenyum tipis menangapi ucapan dianka tadi. "Tenang saja. Untuk yang kedua kalinya kau hanya akan merasakan kenikmatan, bukan kesakitan seperti pertama kali!" Rafa berbicara tak kalah sengit sambil pergi meninggalkan dianka dengan santainya. Membuat dianka kesal dibuatnya sebelum kakinya ia pijakan ketanah mengikuti rafa dari belakang dengan wajah yang ditekuk membuatnya semakin seperti anak kecil. "Kekanakan!" Gumam rafa dengan senyumannya hampir tak terdengar oleh siapapun!...

Dianka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang