chapter 15

4 0 0
                                    

open your heart to welcome another's heart. is a must for every human being hurt!...

***

Dianka sedang menikmati secangkir kopi dihalaman belakang rumah tepat disebuah ruangan serba terbuka hanya ditutupi tirai dikiri kanan maupun depan belakang yang tersampir indah satu samalain, dilengkapi kursi panjang mewah tempat santai dan menikmati pemandangan halaman belakang membuat tempat itu sangat nyaman ditempati. Dan memang saja tempat itu dibuat dan didesain oleh ahlinya dengan sesuai keinginan rafa sipemilik, dengan bertujuan untuk tempat ia mencari inspirasi. Dan menghilangkan penat! Tertuju langsung kedanau buatan membuat siapapun yang duduk dan diam disana betah dan nyaman jika diaana. Serta jika hari mulai menjelang petang siapapun yang berada disana akan diauguhkan langsung dengan sunset, membuat siapapun takjub atas keindahannya! Dianka duduk melamun sendiri disana, tanpa ditemani milla atau siapapun membuatnya merasa tenang. Dengan memakai celana jeans pendek dipadukan dengan kameja motip bunga serta rambut yang dicepol keatas membuatnya semakin cantik dengan kesederhanaannya ditambah dengan ciri khas nya yaitu manik mata yang biru sedalam lautan membuat ia semakin cantik membuat semua kaum hawa iri terhadapnya! 'Padahalkan diatas langit masih ada langit!' itulah kata-kata yang selalu dianka pikirkan saat mendengar celotehan orang saat melihatnya!...

"Kau disini? Aku mencarimu dari tadi dia!" Dianka menoleh kaget ketika suara memanggilnya dari lamunannya. "Kau terus saja mengagetkanku rafa!" Dengan kesal dianka menatap rafa yang tanpa berdosanya menidurkan kepalanya diatas paha dianka. "Dia aku ingin bertanya padamu" dianka menunduk, melihat mata rafa yang memancarkan binar mata yang entah apa itu dianka tidak bisa menebaknya saat ini! "Hem. Apa? Katakan saja!" Dengan rasa penasarannya, dianka mulai bertanya dan menutupi seolah tidak ingin tahu apa yang ingin rafa bicarakan. "Kau lihat ini?" Rafa tiba tiba bangun dari posisi tidurnya tadi. Mulai menunjukan sebuah berkas kepada dianka. Membuat dianka mengernyit bingung atas apa yang ingin rafa tunjukan. "Yah aku lihat rafa. Kau pikir aku buta huh!" Dianka mengalihkan pandangannya dari manik rafa. Rafa yang mendengar jawaban dari dianka terkekeh dengan ucapannya. "Ini berkas kontrak pernikahan kita. Yang waktunya sudah hampir habis!" Rafa berucap sambil menunduk lesu dan didetik sepanjutnya ia menyobek kertas tersebut menjadi beberapa bagian membuat dianka membulatkan matanya secara sempurna. "Kau. Apa yang kau lakukan rafa! Mengapa kau menyobeknya? Jika kau ingin segera menceraikanku sekarang maka ceraikan saja aku. Bukan malah menyobek kertas itu!" Dianka mulai tersulut emosi atas apa yang rafa lakukan. Dan rafapun hanya menatap dianka dengan tatapan datarnya. "Kau bisa diam tidak huh? Telingaku sampai sakit mendengar suaramu!" Seolah tidak mempunyai salah apapun rafa berucap santai membuat dianka yang tadinya marah kini hanya menjadi kesal terhadap kelakuan rafa! "Aku ingin membuka lembaran baru denganmu dan melupakan perjanjian kontrak itu. Aku ingin kita seperti suami istri lainnya, memiliki anak dan membangun sebuah keluarga kecil!" Dianka kaget bukan main dengan ucapan rafa yang tiba-tiba. Rafa menatap matanya dalam membuat hati dianka tersentuh atas perlakuannya. "Dan apakah kau bersedia memulai semuanya dari awal dan melupakan perjanjian konyol itu? Aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia dia!" Ucap rafa meyakinkan dianka. Seolah ia sadar akan ucapannya dan melupakan masalalunya! Ia hanya berpikir bahwa ia bahagia jika bersama dianka dan cinta, cinta tidak terlalu diutamakan dalam suatu hubungan yang penting hanyalah kebahagiaan yang diberikan satu samalain. Toh cinta bisa datang kapan saja bukan? Pikir rafa tanpa memikirkan bagaimana kedepannya! Dianka sadar, rafa tidak mencintainya! Ia hanya mencintai seseorang dimasalalunya yang ia tahu dari milla sahabatnya dan para maid lain, yang tidak diketahui oleh rafa! Lalu bagaimana bisa ia memiliki suatu komitmen pernikahan bersama rafa? Walaupun ia mencintai rafa namun apakah ia akan bahagia jika tidak adanya cinta dalam suatu hubungan dan yang diutamakan hanyalah kebahagiaan? "Bagaimana bisa kita memiliki sebuah ikatan tanpa cinta?" Jawab dianka lesu dan menunduk memilin ujung baju kamejanya serta meta yang berkaca kaca siap menghujani pipinya dengan air mata. "Bisa! Aku bahagia jika bersamamu dia. Dan tanpa cintapun kita akan bahagia menjalaninya!" Rafa menenangkan dianka, memegang dagu dianka dan melihat matanya. "I promise I will continue to make you happy. without knowing the word wound!" Rafa berjanji membuat dianka mengangguk ia tahu apa yang diucapkan rafa. Karena rafa telah memberikan dianka kamus serta guru les yang mengajarkan bahasa Inggris. Tak salah bukan baginya untuk membuka hati untuk rafa! Dengan janji-janjinya yang manis membuat dianka berpikir bahwa rafa benar benar ingin memulai suatu hubungan walau tanpa didasari cintanya namun dianka akan tetap menunggu cinta itu hadir di hati rafa hanya untu dianka! Dan menggantikan sosok wanita dari masalalunya yang sangat dicintainya!...

Senja memanjakan mata semua insan, menggantikan siang menjadi malam. Membawa semua orang ke kedamaian diantara gelapnya seisi dunia! Dianka tersenyum saat rafa memberinya sebuah bunga, bunga yang menurutnya sangat indah. Mawar putih, yang melambangkan artinya melambangka kesucian! Diberikan oleh rafa untuknya, yang dulu saat ia masih bekerja ditoko bunga ibu ani ia sangat ingin membeli bunga mawar putih ini! Namun ketidak mampuannya untuk membeli mengurungkan niatnya. Baginya hanya dengan melihat dan merangkainyapun sudah membuatnya senang, tanpa harus membelinya! Dihirup dengan dalamnya merasakan ketenangan yang dihasilkan oleh aroma dari mawar putih tersebut! Rafa yang melihatnyapun tersenyum hangat dan mengusap rambut dianka dengan lembutnya. Dianka mendongkak menatap wajah tampan rafa. "Bagaimana bisa kau tahu jika aku menyukai mawar putih?" Rafa yang mendengarnyapun mulai menghentikan aktivitasnya yang mengusap rambut dianka, dialihkan pandangannya menatap mata dianka rafa terdiam. Ia tidak tahu jika dianka menyukai warna putih, yang jelas tadi ia membelinya karena tidak sengaja melewati toko bunga dan berinisiatif ingin membelinya dan memberikan pada dianka! Dan tidak mungkin juga jika ia harus memberi dianka mawar merah, yah karena mawar merah sangat identik dengan rasa perasaan seseorang seperti cinta! Jadi rafa tidak ingin jika dianka memiliki pikiran kesana! Dan pilihannyapun jatuh kemawar putih yang melambangkan kesucian sam dengan niat dan tujuannya yang ingin membuka lembaran baru dengan dianka! "Hey" rafa kaget ketika dianka membangunkannya dari pikirannya. ia sampai lupa jika dihadapanya ada dianka yang menuntut jawaban padanya! Dengan bibir yang mengukirkan senyumannya ia menjawab mantap kepada dianka. "Aku tahu semuanya tentang dirimu! Dan semua yang ada ditubuhmu aku sudah hapal semuanya!" Dengan seringai yang kembali menghiasi wajah rafa, dianka kesal akan ucapan terakhir rafa membuat pipinya bersemu antara kesal dan malu membuatnya melangkah meninggalkan rafa dari ruang tamu. Seolah tidak puas menggodanya rafapu mulai menyusul dianka yang melangkah menuju kamarnya dilantai dua. Dengan tawa yang menghiasi bibirnya rafa mulai mengejar dianka yang langkahnya lebih cepat takut tertangkap oleh rafa.  Dengan tawa dari bibir keduanya yang menggema keseisi ruangan membuat para maid yang sedang bekerja menghentikan aktivitasnya dan tersenyum senang melihat tuannya yang mulai kembali tertawa karena kehadiran gadis polos disisinya! Mereka mendoakan agar rafa dan dianka menjadi pasangan yang berjodoh dan bisa membahagiakan satu sama lainnya!...

Dianka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang