chapter 16

3 0 0
                                    

"Kau sudah bangun?" Rafa dengan tersenyum menyapa pagi dianka yang baru saja membuka matanya. Dengan mata yang mengerjap ngerjap ke arah rafa dan menguap membuat rafa gemas dan tersenyum mengusap kepala dianka dengan lembutnya. "Kau tidak berangkat? Ini sudah pagi!" Dianka yang seolah sudah sadar dan mengumpulkan nyawanya yang hilang entah kemana melihat jam kecil diatas nakas heran mengapa rafa tidak berangkat kerja biasanya jam 7 ia sudah tidak ada dirumah, tapi sekarang jam sudah menunjukan pukul 8 dan dia masih saja diam dihadapan dianka dengan menggenakan kaos serta boxernya semalam! Apakah ia sehat? Tolong jelaskan! Dianka ia sedang berpikir kuat atas apa yang dilihatnya!...

Dengan kepala yang dimiringkan menatap rafa lama membuat rafa heran atas prilaku dianka yang seakan masih kekanakan serta kepolosannya yang masih melekat erat didalam diri dianka membuat rafa selalu gemas serta bahagia jika bersamanya...

Lima bulan sudah pernikahan mereka berjalan. Dengan kebahagiaan yang diberikan satu samalainnya. Dianka yang selalu mencintai rafa serta rafa yang sampai sekarang masih enggan untuk mengakui jika ia mencintai dianka! Ia masih ragu dengan hatinya dan selalu meyakinkan bahwa ia tidak mencintai dianka, ia masih mencintai wanita masalalunya dan.. mengaharapkan ia kembali!...

Walaupun tanpa adanya rasa cinta dihatinya, dan hanya rasa memiliki rafa sangat ingin memiliki seorang malaikat diperut dianka! Yang tentu saja akan menjadi penerusnya nanti dimasa tuannya! Namun Tuhan masih enggan memberikannya. Padahal ia tidak pernah memakai apat kontrasepsi lainnya jika saat berhubungan dengan dianka! Tapi bagaimanapun ia sangat bahagia jika bersama dianka! Dan tanpa ia sadari hatinya telah terbuka, terbuka lebar memberikan jalan masuk untuk dianka dan menyingkirkan wanita masalalunya! Namun egonya terlalu keras sehingga mengabaikan perasaannya...

Tidak memberikan jawaban dari pertanyaan dianka rafa mulai membopong dianka membuat dianka reflek mengalungkan tangannya dileher rafa dan menenggelamkan kepalanya didada bidang rafa. "Untuk apa aku berangkat pagi sekali. Toh tidak akan ada yang memecatku bukan!" Ucap rafa menjawab pertanyaan dianka, membuat dianka mengerucutkan bibirnya atas jawaban rafa yang selalu didengarnya. "Aku tidak ingin mandi sekarang rafa, ish ini terlalu pagi!" Dianka mendengus kesal saat rafa membawanya kekamar mandi membuat rafa yang melihatnya hanya tersenyum. "Kau tadi berbicara kepadaku menyuruhku berangkat kerja karna sudah siang bukan? Lalu bagaimana bisa kau mengatakan jika sekarang masih pagi! Dasar jorok," ucap rafa menimpali dan menurunkan dianka dibawah bathtub. "Lagipula aku belum mandi jadi kita bisa mandi bersama sama bukan?" Dengan ucapan disertai seringainya rafa mulai menaiki bathtub bersama dianka membuat dianka memekik kaget. Bukan, bukan kaget karena rafa memasuki bathtub. Tapi karena tubuh kekar rafa yang menghimpitnya dan merasakan sesuatu yang keras dibalik celana rafa yang sudah siap meloncat dari celana. "Dia ingin memasukimu pagi ini dia. Kau harus siap melayaninya!" Ucap rafa terhadap dianka. Dibawah guyuran air shower yang membasahi tubuh mereka, dianka yang melihat rafa yang berada diatas tubuh mungilnya hanya bisa menelan ludah dan tercekat ditenggorokan pasrah atas apa yang rafa lakukan terhadapnya. Toh ia juga sangat menikmatinya bukan?!...

Dianka menuruni anak tangga menuju area dapur tempat ia makan bersama rafa. Dilihatnya rafa yang sedang mengunyah roti tawar ditemani secangkir kopi serta mata yang tertuju terhadap benda pipih ditangannya, seolah tidak sadar akan kehadirannya! Setelah pergulatan tadi didalam kamar mandi membuat tubuh dianka ngilu terutama dibagian  paha membuatnya malas untuk melangkah! Jika bukan karena sarapan bersama diwajibkan dirumah ini, ia tidak akan susah susah untuk menuruni tangga dan hanya akan menyuruh milla untuk membawakan makanan kekamarnya. Jika saja! rafa menghentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangannya terhadap dianka. Tersenyum hangat terhadapnya dan dibalas dengan senyuman yang tak kalah hangatnya oleh dianka. "Makanlah biar tubuhmu lebih berisi!" Ucap rafa sambil mengalihkan pandangannya kembali kebenda pipih yang ada ditangannya. Dianka benci situasi canggung seperti ini! Dimana rafa kembali menjadi rafa yang dulu. Yang tidak perduli terhadap apa yang ada disekitarnya! Padahal baru juga tadi pagi ia menghabiskan waktu bersama rafa! "Kau tidak bersiap untuk kekantor? Huh!" Pertanyaan dianka membuat rafa mengalihkan pandangan dari ponselnya dan menatap manik biru dianka. "Aku sekarang sedang malas untuk pergi kekantor! Dan aku hanya ingin menghabiskan waktuku hari ini dirumah saja. Bersamamu" dianka yang seolah tidak perduli dengan jawaban rafa tadi, sekarang seakan hampir tersedak dengan makananya karena mendengar ucapan rafa! Tidak biasanya rafa malas malasan seperti ini! Kecuali hari libur. "Kau tidak sakitkan? Rafa tidak biasanya kau seperti ini," ucap dianka seakan menyelidik ucapan rafa tadi. "Bersiaplah. Ganti bajumu! Kita akan pergi nanti jam sembilan!" Rafa hanya tesenyum melihat wajah dianka yang seakan menyelidiknya dan kembali mengalihkan tatapannya kepada ponsel untuk mengecek E-mail yang masuk dari sekertarinya maupun kliennya dan kolega kolega penting lainnya. Walaupun ia tidak masuk kekantor tapi tetap saja ia harus meninjau pekerjaannya melalui handphone pintarnya!...

Dianka tahu jika rafa mengajak dianka untuk pergi keacara resepsi pernikahan kliennya disebuah hotel bintang lima yang ada dijakarta. Dengan menggenakan dress hitam semata kaki menjuntai menutupi kaki jenjangnya, berdada rendah membalut tubuh rampingnya dan  disenadakan dengan high heels branded dan tas Hermesnya serta rambut yang dicepol dan hanya menyisakan beberapa helaian anak rambut membuatnya sangat cantik ditambah dengan perhiasan sederhana dari berlian satu satunya didunia yang terpasang ditelinganya serta kalung yang terpasang dileher jenjangnya membuat ia sangan elegan dan memukau malam ini! Dianka melihat tubuhnya didepan kaca almarinya, melihat penampilannya pagi ini didepan kaca. Dengan senyum yang merekah, ia kembali mengingat saat dimana rafa memberikannya sesuatu saat usia pernikahannya memasuki usia 4 bulan. Ia membukanya dan betapa terharunya ia saat membukanya, didapatinya sebuah kalung beserta anting sepasang dari berlian. Bukan karena harganya, sudah bisa dipastikan itu pasti sangat mahal. Tapi ia melihat perjuangan rafa yang rela mengeluarkan uangnya untuk membelikan dianka ini. Dan ucapan rafa yang sekan tergiang ditelinganya menegaskan bahwa kalung dan anting ini hanya ada satu satunya didunia membuat ia serasa tersanjung karena menerima barang ini! Dengan ukiran yang indah, dianka terus melihatnya dengan mata berbinar...

Sebuah tangan melingkar indah dipinggang rampingnya. Dilihatnya melalui pantulan kaca, rafa ia sedang menenggelamkan kepalanya di ceruk leher dianka. Membuat dianka tersenyum dan memutarkan badannya, sontak rafa langsung memeluknya membuat ia heran atas tingkah rafa yang tidak biasanya seperti ini! "Apakah kau sakit?" Dianka bertanya terhadap rafa, khawatir melihat kondisi rafa yang terlihat lesu namunasih tetap memancarkan auranya untuk memikat hati wanita manapun yang masih melihatnya. "Kau sangat cantik sekali pagi ini" ucap rafa mengalihkan pertanyaan dianka dan memangut bibir dianka lembut tidak dengan nafsu berbeda sekali dengan cara saat ia akan bercinta. Membuat dianka membalas tak kalah lembut! Rafa melepaskan pangutan itu takut jika punyanya terbangun jika lebih lama dan menggagalkan rencananya untuk pergi keacara pernikahan kliennya. "Dia aku sangat ingin memiliki malaikat kecil disini!"...

Dianka dan rafa melangkah memasuki hotel yang terlihat ramai oleh tamu yang hadir. Berjalan bersisian dan bergandengan tangan membuat semua mata menatap kagum kearahnya. Rafa sudah terbiasa ditatap seperti itu, namun berbeda dengan dianka ia seperti merasa canggung atas lirikan semua orang dan mencoba bersikap sebiasa mungkin...

Mobil sport rafa mulai memasuki kediamannya. Selepas pulang dari pesta tadi membuatnya lelah dan penat, dilihatnya dianka yang masih terjaga tidak sebiasanya ia melihat dianka masih terjaga ketika berpergian malam. Karna biasanya dianka selalu tertidur pulas didalam mobil dan membuat rafa membopongnya hingga kekamar! Tidak memasalahkan rafa turun dari mobil, dan mengitari pintu mobil untuk membuka pintu tempat dianka. Dianka turun tubuhnya linglung terhuyung kedepan membuat rafa menangkapnya cemas akan kondisi dianka yang pucat pasi. "Kau sakit dia?" Tanya rafa cemas terhadap dianka. Dianka yang mendengarnya hanya mendonggak dan menggeleng lemah terhadap rafa. Dengan telaten rafa langsung membopong tubuh mungil dianka memasuki mansion dan langsung disambut para maid yang juga ikut cemas terhadap dianka...

Dianka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang