chapter 12

6 0 0
                                    

"Kenapa pesawatnya sepi? Rafa aku bertanya padamu!" Perkataan dianka dari tadi sesampainya dipesawat membuat rafa jengah dengan perkataan perkataan konyolnya. Bagaimana bisa pesawat pribadi ditumpangi banyak orang? Gila bukan! "Ini pesawat pribadiku. Jadi tidak akan ada orang lain lagi disini!" Setelah mendapatkan jawaban dianka diam. Menatap arah jendela lebih mengasyikan pikirnya. "You will find the safety information in the card located in the seat pocket in front of you. We strongly suggest you read it before take-off." Dianka mengernyit ketika seorang pramugari cantik menghampirinya dan berbicara dengan bahasa asing yang tidak sama sekali dianka mengerti! Rafa yang melihatnyapun tersenyum melihat wajah bodoh dianka dihadapan pramugari didepannya. "yeah i understand!" Rafapun menimpali ucapan si pramugari tadi dan sebelum dia meninggalkan rafa dan dianka yang masih dengan tatapan bodohnya dia tertunduh hormat sebelum akhirnya pergi dari hadapan mereka. "Apa yang pramugari itu ucapkan? Aku samasekali tidak mengerti!" Akhirnya dianka berbicara terhadap rafa dengan nada lesunya yang seakan bodoh didepan mereka. "Aku tidak tahu!" Timpal rafa seakan tidak tahu dan menggedikan bahunya membuat dianka memutar bola matanya. "Aku lapar rafa" dengan wajah polosnya dianka berbicara terhadap rafa yang sedang membaca koran. Rafa yang melihat dan mendengarnyapu hanya diam saja seolah tidak peduli akan apa yang dianka rasakan. Lima menit berlalu setelah kejadian itu membuat dianka hanya pasrah menahan rasa laparnya karena ucaoannya yang tidak diinginkan gubris oleh rafa tadi. Sampai pramugari datang lagi namun dengan wajah yang berbeda bahkan dia tidak kalah cantik dengan yang tadi dan dianka terkesiap saat pramugari tadi membawa makanan mewah yang membuat dianka menelan ludah secara kasar. "I bring you food. please eat!" Dengan senyuman yang menghiasi wajah cantik sang pramugari. Dia menyiapkan makanan yang dibawanya tadi kemeja dianka. Diliriknya rafa yang seolah tidak peduli akan hal itu. Dan seolah tanpa sadar akan kepergian pramugari tadi dia terus saja memandangi wajah rafa sampai bau makanan menusuk indra penciumannya dan mengalihkan tatapannya dari rafa menuju hidangan didepannya. Dan tak lama kemudian dianka memakan hingga tandas tak tersisa!...

Pesawat yang dikenakan rafa tadi sudah take-off  dengan selamat. Seoarang supir menyambut rafa dari bandara menggunakan mobil sport rafa menuju villa milik rafa yang terdapat dipinggiran pantai raja ampat menuju langsung kearah pantai. Membuat sesiapapun ingin memiliki villa rafa dan hendak membelinya. Namun rafa tidak ingin memberikan apapun miliknya kepada siapapun! Mobil sport tadipun itu milik rafa yang disimpan khusus untuk ia jika berlibur ke Raja Ampat...

Dianka melangkahkan kakinya menuju pintu utama villa. Diikuti oleh seorang supir tadi sembari membawakan koper miliknya dan rafa, serta rafa yang berjalan bersisian dengannya. "Istirahatlah. Dan bersiaplah sore nanti kita akan pergi kepantai!" Rafa berkata terhadap dianka sambil memasuki sebuah kamar besar dengan jendela yang terbuka menampakan arah luar yang langsung tertuju kepantai langsung membuat dianka langsung mendekat kearah jendela dengan mata yang berbinar takjub melihat keindahan alam yang disuguhkan. Rafa yang melihat dianka tidak menggubris perkataannya dan lebih memilih melihat dan menuju jendela membuat rafa terkekeh pelan atas kelakuan dianka yang tak luput dari perhatiannya. Dia pergi meninggalkan kamarnya kearah luar untuk menemui seorang maid. Yah terdapat 5 orang maid divilla besar ini yang hanya datang dan bekerja ketika rafa mengunjungi villa dan jika pagi hari mereka akan membersihkan villa besar itu agar tetap terjaga kebersihannya dan menjadi salah satu villa pribadi mewah di raja ampat...

Dengan senyuman yang masih mengembang dianka melihat kebelakang namun sosok yang sedari tadi bersamanya tidak ada disana, membuat dianka mengernyit bingung. Dimana rafa? Pikirnya. Tidak ingin ambil pusing, dianka merebahkan tubuhnya diatas queensize sebelum sore nanti saat rafa menjanjikan akan membawanya entah kemana. Membuat prasaan dan hati dianka seolah dihinggapi beberapa kupu kupu hingga membuncah keluar dari permukaan! Tanpa sadar dianka sudah menuju alam mimpinya tanpa beban apapun...

"Kau susah sekali dibangunkan! Aku sudah bilang tadi cepatlah bersiap siap jika sudah sore!" Samar samar dianka mendengar seseorang, perlahan ia kedipkan matanya. Setelah melihat siapa yang duduk disebelah kasurnya dia rafa yang membangunkan dianka tadi dengan wajah kesalnya. Seolah sedang mengumpukan kepingan kepingan ingatannya dianka mengerjap ngerjap kan matanya dengan lucunya rafa yang melihatnyapun sangat gemas namun ia seolah menutupi dengan cara menggendong dianka membawanya menuju kamar mandi dan menurunkan tubuh dianka diatas bathub. Dianka yang kagetpun hanya terdiam dengan bibir mengerucut membuat sesiapapun yang melihatnya ingin segera melahap bibir mungil dianka. Namun rafa menahannya menahan hasrat yang siap meledak jika ia terus berada didekat dianka! "Mandilah cepat dianka! Aku menunggumu!" Setelah berucap dengan lembut terhadap dianka rafa pergi dari kamar mandi. Entah menuju mana yang jelas dianka tidak tahu! Seusai melaksanakan ritual mandinya. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju kamar. Seolah ada setan dihadapannya dianka terkejut dengan kehadiran rafa yang masih berada dikamar dengan tatapan laparnya. Ia mengernyitkan dahi saat melihat tubuhnya yang hanya dilapisi handuk yang tersampir dari dada sampai paha. Melihatkan kaki jenjang nan putihnya. Sial! Pikir dianka. Dan seolah kucing yang lapar disuguhkan daging. Rafa menghampiri dianka, membuat dianka mundur beberapa langkah. Rafa sudah tidak tahan ia ingin menyalurkannya sekarang lagi pula dianka dia sudah sembuh dari sakitnya. Pikir rafa!...

Hembusan nafas rafa dan dianka beradu. Dengan posisi menyudutkan tubuh dianka menopang tangannya ke belakang tubuh dianka. Rafa membisikan sesuatu tepan dibelakan teling dianka. "Aku akan membuatmu meraung diatas tubuhku! Bukan raungan menyakitkan seperti kemarin, namun raungan kenikmatan   yang akan kuberikan!" Deg. Dianka takut. Takut jika rafa melakukannya secara kasar seperti kemarin. Takut ketika melihat darah untuk keduakalinya! Dan seolah tanpa menunggu jawaban, rafa mulai meraup bibir mungil dianka mengalungkan tangannya kepinggang dianka melepaskan handuk yang sedari tadi menyampir ditubuh dianka. Lantas rafa menggendong dianka ala bridal style nya menuju ranjang queensize nya dengan lembut rafa mulai menelusuri setiap jengkal tubuh dianka. Tanpa sadar dianka mengelinjang mengeluarkan suara yang tanpa disadarinya. Tak ingin kalah rafa mulai melucuti pakaiannya membuat dianka yang melihatnyapun merona akan tubuh rafa. Dengan tubuh polosnya tanpa sehelai benang rafa mulai menelusuri kepemilikan dianka menciumnya membuat dianka mengelinjang tak tahan atas apa yang telah dilakukan rafa terhadapnya. Dengan nafas yang tidak beraturan dianka memegangi kepala rafa yang berada dibawahnya serta meraung meneriaki nama rafa. Ia malu terhadap dirinya yang seakan ditundukan dibawah kendali rafa! Namun rafa memberikan dianka kenikmatan yang membuat dianka tanpa sadar mengikuti permainan rafa! Seolah dirasa cukup rafa menindih tubuh mungil dianka menciuminya dan mulang membuka paha dianka diarahkannya miliknya yang sudah menegang dengan ukuran yang membuat para wanita berpantasi liar dengan ukurannya. Sebelumnya rafa melahat mata biru dianka yang seolah pasrah atas kelakuanya. Namun ia berjanji tidak akan berbuat kasar terhadap dianka dan mencapai kepuasan bersama. Dengan tempo yang lambat rafa sudah memasuki dianka membuat dianka perlahan mengeluarkan desahannya, membuat rafa semakin mempercepat desahannya. Seolah tidak menyadari dianka yang berada dibawah tubuh rafa terus menyebut nama rafa menyengkram punggung rafa meninggalkan tanda di punggung rafa. Rafa yang merasakan perih dipunggungnyapun tidak memperdulikannya karena kenikmatan yang diberikan oleh dianka. Yang tidak pernah ia dapatkan dari wanita manapun!...

Pelepasan pertama tepah usai. Rafa mengakhiri permainannya dengan mengecup puncak kepala dianka yang kelelahan. Dengan tubuh yang ditutup selimut tebal. Rafa menarik kepala dianka menidurkannya diatas tangan kekarnya sebelum dianka tertidur diikuti oleh rafa yang juga mulai terlelap setelah mendapatkan kenikmatannya bersama dianka. "Terimakasih!" Sebelum terlelap rafa menyematkan sebuah kata ditelinga dianka dan mengecup kelapa dianka. Sebelum menyusulnya kealam mimpi dengan bibir yang mengukir senyuman tanpa sadar...

Dianka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang