#16. 신경쓰지않아 - tak peduli

274 35 0
                                    

Sudah terlewat dua minggu semenjak insiden dirinya membentak Jeara di lapang hari itu.

Eunsang menghajar bola squash sekuat tenaga,lalu menyambut bola yang dipantulkan oleh dinding tanpa memberi kesempatan untuk lawan mainnya sendiri.

Anak X1 tak berkomentar apa-apa ketika melihat Eunsang seperti orang kesetanan saat ini.

Setelah bola membal tersebut menggelinding kelantai,Eunsang mengelap keringatnya dan membiarkan Yohan mengambil alih.

"Udalah gausah sedih-sedih amat,masih break ,,blom juga lo berdua putus" Wooseok berkata,sebelum menenggak jus kalengnya.

"Ah tai lah" maki Eunsang ntah pada siapa lalu mengacak rambutnya.

Yohan melempar tatapan malas,"buset sensi amat"

Eunsang tak menjawab, dirinya kembali memungut bola dan memulai permainannya.

"Gini yaa,sebagai cowok gua juga gasuka diposesifin Sang!apalagi cewek.Lo tau kan cewek itu seneng baper,disenyumin dikit baper,dichat dikit baper.Dikasarin sedikit,mampus lu didendamin sampe mati sama dia. Kalo lo sayang sama Jeara seharusnya lo percaya sama dia"

Eunsang memukul bolanya lebih keras lagi lalu berguman"Hm,," karna malas berkomentar.

"kurangnya respon lo membuat gue semakin berasumsi kalo lo emang berengsek" Wooseok menengguk minumannya lagi.

Eunsang menatap Wooseok."Lo ga ngerasain gimana takutnya gue kehilangan Jeara.Gue punya feeling,pelan-pelan si Yunseong bakal rebut Jeara dari gue"

Wooseok menyeringai lalu menyindir."Lo cemburu sama Jeara  karna dia ngobrol sama Yunseong? Ck..kalo Jeara tau pacarnya nganterin mantan,reaksi dia gimana ya?"

"itu gak termasuk.Gue cuma kepaksa nganterin siYerin.udah,ga lebih dari itu"

Wooseok mengedikkan bahunya."Jeara cuma ngobrol sama Yunseong.udah,ga lebih dari itu" ucapnya menirukan ucapan Eunsang barusan.

Eunsang menghela nafas kasar,Wooseok membuatnya telak dan tak bisa berkata-kata.

What sould I do now?

–***–

Hujan.

Jeara menatap air hujan yang mengalir dari jendela kaca dibalik toko  fotokopi,menyesal karena tadi mengabaikan Bundanya yang berkata untuk tidak lupa membawa payung.

Selesai memfotokopi bahan materi untuk persiapan UAS yang akan diadakan dua minggu kedepan,tiba-tiba turun hujan dengan deras yang membuat Jeara tidak bisa beranjak dari toko itu.

Ia menatap sekelilingnya,tak ada orang yang ia kenal.Coba saja tadi Dongpyo dan Minhee mau menemaninya,pasti Jeara tak merasa kesepian.Dia butuh teman-teman konyol nya disaat seperti ini.

Sudah kesepian,hujan,belum lagi rasa sakit hati dan galau yang dialaminya menjadi pendukung untuk mengingat kembali apa yang terjadi diantara dia dan Eunsang di hari yang lalu.

Tap..

Seseorang meletakkan tas dimeja fotokopi membuat Jeara mengerjap kaget.Lamunannya buyar,matanya menatap bingung pada cowok yang sedang mengacak-ngacak rambut basahnya itu.

"Eh lo kok— eh sorry,,ko ada disini kak?"tanya Jeara sambil menaikan alisnya.

Yunseong berhenti mengacak-acak rambutnya dan tersenyum,"lah kenapa emang?kaget ya?"

Jeara menggaruk canggung tengkuknya yang tidak gatal."ngapain?"

Yunseong mengeluarkan buku berjilid biru dari dalam tasnya keatas meja.Cowok itu lalu menyerahkan buku berlogo teknik itu pada petugas fotokopi."Bang rangkap dua ya" setelah mengatakan itu dia beralih pada Jeara lagi.

"Biasa fotokopi"

Jeara mengangguk mengerti,"Hujan bela-belain amat fotokopi sekarang.kenapa gak nanti aja?"katanya lagi.

"Kalo nanti ada kelas,bukunya lupa kakak fotokopi hehe."

Jeara terkekeh,"ceroboh banget sih,kenapa fotokopinya sekarang nggak kemarin-kemarin?"

"Nggak ada yang ngingetin sih jadi lupa deh haha"tawa Yunseong.

"Kamu sendiri ngapain disni?"tanya Yunseong membuka topik baru.

"Oh ini abis fotokopi juga,soalnya toko yang biasa tutup.kepaksa deh kesini,,eh pas mau pulang malah hujan kesel deh" rajuk Jeara membuat Yunseong mengulum senyum dibibirnya.

Tuhkan lucu banget.

Ingin Yunseong cubit-cubit pipinya,tapi dia sadar satu hal.Dirinya hanya masa lalu,Jeara milik orang lain.tapi sebentar......

Isengin sedikit gapapa kan?

"Ish lucu banget sihh" ucap Yunseong sambil mencubit pipi Jeara,cowok itu terkekeh geli karna raut wajah Jeara tiba-tiba terkejut.

"Sakit ih" Jeara mengusap pipinya,sakit.

Singkat cerita,buku yang Yunseong fotokopi sudah selesai.setelah membayar semuanya,Yunseong kembali memasukkan kembali buku-buku yang dijilid itu kedalam tasnya.

Hujan masih turun,dan ini sudah lewat lima menit dari jam mulai kelasnya.

"Jea,suka hujan ga?" suara Yunseong membuat Jeara beralih menatapnya.

"Emang kenapa?"

"Mau ngajak nerobos hujan"

Jeara membelak."Basah-basahan gitu?"

"Ya anggap aja main air.tapi kalo kamu keberatan mending gausah deh"

Membuat Jeara berfikir sebentar.
"Err—karna kakak ada kelas sekarang.okedeh ga masalah"

Cowok itu tersenyum senang,lalu menanggalkan jaket hitam nya dan menjadikan payung kecil diatas kepalanya dan Jeara,sedangkan tangan kanannya mendorong pintu hingga terbuka.

"Dalam hitungan ketiga!satu...dua...tig—"

Buk..

Seseorang dengan sengaja menabrak bahu gadis itu.Jeara meringis kecil,karna badannya terhuyung kebelakang.

Gadis itu mendongak untuk melihat namun dengan cepat mengalihkan pandangannya ketika tahu yang menabraknya itu siapa.

Tanpa mengatakan satu patah kata,cowok berjaket lepis hitam tersebut melongos pergi begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa.

Yunseong memperhatikan keduanya penasaran.Eunsang yang tiba-tiba saja menabrak bahu Jeara,dan pergi begitu saja.sementara Jeara sadar namun tidak peduli.Lebih anehnya,mereka tidak berbicara satu sama lain.

Sudut bibir cowok itu naik setelah dapat menerka apa yang terjadi.



— jeon eunra —

My Tsundere Boyfriend | Lee Eunsang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang