Akhirnya satu minggu terlewat sudah,dimana masa yang menegangkan pun sudah terlewat.
"Widihhhh Junhoo traktirannya boss"
"Junho selamat yaaaa!"
"Beneran ngalahin Wooseok dong.selamat bro!"
Dan bla bla bla...
Jeara menatap sinis kearah Kakak semata wayangnya yang tengah tersenyum lebar pada setiap orang yang dijumpainya.
"Gaya banget,parah"cibir Jeara yang mana langsung mendapat lirikan tajam dari Junho.
"Harus dong!moment sekali seumur hidup tau!"
Jeara melongos sinis,"lo cuma hoki aja.gausah belagu."
"ihh sirik tuh Bun."ucap Junho pada Bunda.
"Mana ada!"tukas Jeara sengit.
Ayah hanya mengulas senyum sambil mengusap puncak kepala kedua belahan jiwanya itu.
"Yah,jadi beliin Junho mobil kan?"kata Junho sengaja mengompori Jeara.
"Maunya gimana?"
"Jadi dong!janji adalah hutang ya gak Jea??" Junho menaik-turunkan alisnya sengaja menggoda Jeara.
Komuknya ngeselin parah
"Oke besok ke tempat nya om Myung-soo aja"
Om Myung-soo yang dimaksud itu adalah papah nya Jungmoo,yang punya deler mobil terbesar Dijakarta.
Junho langsung girang banget,Jeara hanya membuang muka nya sambil cemberut.gagal sudah semua planning nya buat liburan ke korea.
"Jangan cemberut gitu dong" Junho mendekat kearah adiknya."lo boleh ko minjem mobil gue serius."
Jeara menoleh sedikit terkejut mendengar omongan Junho barusan.
"Tapi jangan sering-sering.terus kalo minjem, jangan lupa ganti uang bensin nya"
Sialan!
"AW-AKK ADUHHH JEAAA! SAKIT TOLOL! ARGHHH-JANGAN DIJAMBAK WOI ADUHH!"
"Jangan gitu ih kasian itu kakak kamu udah ganteng-ganteng"lerai bunda.
"Rasain lo"ucap Jeara setelah puas melampiaskan rasa kesalnya.
"Aaaaa rambut Junho rontok Bundaaaa!,buset ini nata nya susah banget ya Allah Jeara!!!.."heboh Junho.
Jeara tidak peduli,ia sudah cape ingin pulang.
"ih lama banget sih Yah!"gerutu Jeara.cewek itu sudah tak tahan memakai sanggul,kebaya,ditambah sepatu high heels yang membuat kakinya nya mulai pegal.
"Iya lama banget nih tadi bilang nya sepuluh men-lah itu dateng"
Jeara mengikuti arah pandang sang Ayah,menitik pada sesosok gadis cantik yang Jeara yakin adalah anak OSIS. Yang tengah berjalan mendekat dengan sebuah map berwarna putih ditangannya.
"Permisi Om,Tante, ini sertifikat dan piagam nya Kak Junho" cewek cantik itu mengulurkan mapnya kearah Junho."..Pak kepala sekolah lagi ada tamu jadi gak bisa menemui"
"Oh oke..thanks yaa"balas Junho sok cool.
"Iya Kak sama²...permisi Om,Tante" gadis itu pun langsung berlari menjauh.
"Buset ngapain lo senyum-senyum sendiri?" Jeara dengan kurang ajarnya mengusap wajah Junho dengan tangannya.
"Jeara ish tangan lo bau anj-"
Sebelum Junho meuntaskan kemurkaannya,sang Ayah langsung menengahi.
"Udah..udh..mau pulang enggak nih?"
"Iyalah"balas keduanya bersamaan,lalu sama-sama melirik dan saling mencibir.
"Yaudah Bunda sama Jeara tunggu disini aja.biar Ayah ambil mobil dulu"
"Lah ko gitu?"
"Emang mau jalan ke parkiran pake kayak gitu?"
Jeara kontan menggeleng,Junho tiba-tiba menyahut.
"Junho juga tunggu disini aja ya Yah?"
"Nanti kalo ada mobil lain yang ngehalangin jalan siapa yang mau dorongin? Udah hayu bantu Ayah" sang Ayah kemudian merangkul bahu anak lelakinya itu.
Lima menit berlalu.
"Panas Bun,Ayah mana sih?lama banget."decaknya mulai bosan.
"Gatau nih,kok lama ya? Bunda susulin dulu deh.Kamu tunggu sini aja.jangan kemana-mana ya?"
"Hm"angguk Jeara.
kemudian dirinya menepi pada bahu jalan yang sedikit teduh lalu berdiri diam.
Dua menit berlalu sepi,membuat dirinya kembali mengingat kejadian seminggu yang lalu.
Dimana Eunsang dan Yerin sedang berpelukan,Jeara menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis.
Masih menunduk sambil menatap kakinya yang tengah menendang - nendang jenuh.Tiba-tiba atensi Jeara teralih oleh sebuah mobil yang baru saja berhenti didepannya.
Jeara mendongak,sedetik kemudian jantungnya mendadak bergemuruh begitu sadar mobil siapa yang berhenti didepannya.
Terlebih lagi saat pintu mobil sebelah kanan terbuka dan membawa sosok jangkung nan tampan itu kedepannya.
"Jea?ko sendiri?"ucap suara bariton itu.
Jeara semakin gugup tanpa alasan yang jelas. Lalu berniat menjawab sebelum.
"Iya,gue tadi ada perlu soalnya"
-suara itu menyela.
Damn!
Kini jantungnya berdetak dua kali lebih cepat,setelah seseorang dengan lancang nya menjawab.
Sedangkan didalam mobil sang Ayah yang berhenti beberapa meter dari tempat Jeara berdiri.
"Lah? Lah itu kan mobilnya Bang Yunseong Yah!!!"heboh Junho.
"Udah biarin"
"Yakin nih bakal drama"nyinyir Junho.
"Junho kesana deh.""Ngapain?"tanya Bunda.
"Pengen tau aja omongan mereka,disini mana kedengeran Bun"
Junho kemudian mengalihkan pandanganya lagi.
"Eh eh? Itu? Beneran dibawa pergi Bang Yunseong?"
"Gak apa,Ayah percaya ko sama Eunsang"
— jeon eunra —

KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Boyfriend | Lee Eunsang [END]
FanfictionApa hati gua harus terbuat dari kertas sang? biar bisa memenangkan hati lo yg membatu? Batu lawan kertas kan menang kertas hehe :) °•° Welcome to my 'halu' world featuring Mr. Lee eunsang °•° - jeon eunra -