-Kerinduan seorang Bintang-

56 8 0
                                    

Bintang masuk kedalam rumah dengan langkah dipercepat. Ia ingin mengambil uang yang ada dikamarnya kemudian pergi dari sini. Sebelumnya ia ingin melihat bagaimana kondisi Bundanya. Namun ini sudah terlalu malam.

"mau kemana lagi kamu hah?". Bisma menatap Bintang dengan mata yang berkunang-kunang. Pasti habis minum lagi. Bintang tidak menghiraukannya.

"kamu dengar saya atau tidak?". Seorang cewek dengan pakaian mini masuk kedalam rumahnya. Umurnya mungkin dia atas Bintang 2 tahun. Bintang mengepalkan tangan.

"bukan urusan anda,saya mau keluar". Bintang masih ingin berpamitan,ia tak mungkin melupakan pesan sang Bunda. 'Sejeleknya papa kamu dia itu sayang sama kamu Bintang'.

"itu anak om?". Cewek itu bertanya dan duduk desamping papa Bintang. Bintang yang melihat hal itu ingin sekali mengahajarnya dan membunuhnya.

"lo cewek murahan,enggak usah ganjen sama papa gue. Mending lo pulang ngaca!terus minta maaf sama orang tua lo!". Bintang meliriknya dengan mata dinginnya. Ia sudah kehabisan kesabaran. Bagaimana tidak?orang tuanya berselingkuh tepat didepan matanya. padahal sang papa masih mempunyai istri sah dan lebih parahnya istrinya sekarang sedang melawan penyakitnya. namun ia dirumah malah berselingkuh?!.

cewek itu menatap sinis kearah Bintang, Bintang cepat-cepat keluar dari rumah dan segera melajukan motornya menjauhi tempeh hina itu. saat ini hanya ada satu tempat yang terlintas dipikiran Bintang. Cowok itu pergi dengan perasaan kacau dan dipenuhi amarah.

"assalamu'alaikum." Bintang memasuki rumah yang masih bernuansa seperti berada di pedesaan. Disinilah cowok itu merasakan kehangatan dan disinal ia tumbuh dengan kasih sayang.

"wa'alaikumsallam,sini masuk Bintang." Aunty Ara. itulah panggilan Bintang kepada budhe yang selalu ada untuknya. seakan-akan budhe inilah sang mama yang dulu pernah hilang hingga sekarang.

"maaf Bintang datang kesini malam-malam ty." Bintang mencium tangan Auntynya, dia memang begitu menghormati perempuan tua ini. bukan karena apa-apa melainkan karena perempuan inilah Bintang tetap terus bersekolah dan tidak kabur dari rumah.

Aunty Ara tersenyum hangat. "iya enggak apa-apa Bintang,tante tau kenapa kamu kesini. pasti masalah itu lagi ya?." Aunty Ara seolah paham betul dengan apa yang Bintang alami. karena itulah Bintang begitu menghormatinya layaknya seorang anak kepada ibunya sendiri.

Aunty Ara tidak memiliki anak. Dulu beliau pernah mengalami kegagalan pada saat menikah. jadi karena itulah mengapa Bintang dulu pernah tinggal dan berdiam di sini. Bintang menyukai tempat ini, karena disinal Bintang mampu untuk mencari jati dirinya.

"iya ty, maaf ya Bintang selalu lari kesini kalua ada masalah." Bintang menunduk, ia begitu malu karena sudah banyak menambah beban hidup Auntynya ini.

"perasaan dari tadi kamu minta maaf terus deh, mending kamu makan sana. Aunty tau kamu pasti belum makan." Aunty Ara terkekeh geli. ia tak habis pikir dengan Bintang, mengapa cowok itu begitu merasa malu seperti kepada orang asing saja.

Bintang mengangguk dengan tatapan berbinar, Ia sangat nyaman dengan perlakuan Auntynya. Bintang selalu merasa mendapatkan perhatian dari seorang mama yang tak pernah ia dapat sedari masih kecil.

Aunty Ara duduk di kursi depan Bintang, beliau tersenyum melihat Bintang.

"ty, Bintang mau cerita." ucap Bintang lirih, ia malu untuk menceritakan rasa ini. tapi ia juga tidak bias menahannya sendirian.

Aunty mengangguk dan segera memperbaiki posisi duduknya, siap untuk mendengarkan.

"Bintang sekarang suka sama seseorang. dia temen Bintang. Tapi Bintang nyaman kalua ada di deket dia. menurut Aunty mending Bintang ungkapin ini kedia atau memendamnya saja? Bintang juga malu kalua mengatakannya ty. jadi sekarang Bintang harus ngapain?." Bintang mengakhiri pernyataannya dengan helaan napas Panjang.

ᏚᎻᎪᎠᎾᏔTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang