Bulan berjalan di koridor yang sepi. Langit mendung dengan awan hitam yang bergemuruh, jujur Bulan menyukai hujan. Seolah masa kecilnya berputar kembali saat rinai demi rinai turun.
Earphone tetap setia terpasang di telinga Bulan, menemani setiap langkahnya. Ia berbelok memasuki kelasnya yang.....Sepi. Kenapa kelas sepi? Bukankah biasanya kelas ramai saat ia masuk?
Bulan mencoba tetap memasang raut wajah dinginnya, ia berjalan diantara bangku-bangku yang berjejer rapi dan menaruh tasnya di atas kursi tempatnya. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru kelas.
Alisnya semakin tertaut saat melihat sebuah kertas di papan tulis, kenapa ia baru sadar kehadiran kertas tersebut?
Pak kami semua ijin karena ada urusan sebentar dama kepala sekolah, insyallah kita akan bolos jam bapak. Sekian dari kami.
-penghuni kelas.Bulan terkekeh membaca tulisan itu. Pasti Fanny yang menulis itu, emang dasar ibu suku stres!
Bulan melihat Bintang berada di luar kelasnya, tapi ia berusaha untuk tidak menghiraukannya. Cowok itu menatap sekilas ke arah kelas Bulan.
Ketika mendapati Bulan di dalamnya, ia menghampirinya dan duduk di sebelah bangku Bulan yang kosong.
Matanya manatap wajah cantik Bulan. Bulan yang merasa mulai risih, menatap cowok itu dengan tajam.
"sendiri?"
"lo liat?" Bulan berkata dingin sambil memasukkan bukunya ke dalam kolong meja.
Bintang menghela nafas. "Lan?"
Bulan membalasnya dengan gumaman.
Bintang meraih tangan Bulan dan menatap mata elangnya. "gue suka sama lo."
Mendengar itu jujur Bulan kaget, tapi ia berusaha tetap tenang dan memasang muka datarnya.
"terus?" tanya Bulan.
"lo mau kan terima gue di hidup lo?"
"nggak," setelah mengucapkan itu Bulan beranjak dari tempatnya dan melepaskan genggaman Bintang dengan kasar.
"Lan tunggu!" Bintang mengejar Bulan yang hendak pergi.
Cowok itu memegang lengan Bulan. Bulan menatap Bintang dengan tatapan dinginnya.
"mau lo apa sih Tang?!" tanya Bulan sedikit membentak. Ia sudah jengah dengan sifat Bintang.
Bintang menarik tubuh Bulan dan kemudian memeluknya. "gue mau lo ada di pelukan gue selamanya," bisiknya, membuat Bulan mematung.
-------
Bel istirahat berbunyi membuat kantin sekolah penuh sesak dengan lautan manusia yang kelaparan.
"eh Tang lo mau kemana?" tanya Given saat melihat Bintang berdiri dari mejannya.
Cowok itu menatap Given sebentar. "mau ke kelas pacar gue," ucapnya kemudian pergi meninggalkan kantin.
"NGAKU-NGAKU AE LO!" teriakan Ocul berhasil membuat Baintang menatapnya sinis.
"dari pada lo! Punya doi aja kagak!!" setelah mengatakan itu Bintang pergi menuju kelas Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᏚᎻᎪᎠᎾᏔ
Teen Fiction[ Romance ] -ini semua tentang penderitaan yang tak kunjung mendapat kecerahan dari sang pencipta alam semesta- Seorang gadis yang selalu di timpa penderitaan di setiap langkahnya. Akankah dia mengalah dengan keadaan atau sebaliknya? Baca cerita ini...