Bel masuk sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Tapi guru yang mengajar belum juga nampak di kelas, hingga akhirnya ketua kelas mendapat panggilan bahwa guru yang mengajar di kelas IPS XI-2 sedang ada rapat diluar sekolah.
Tentu momen berharga ini tidak akan disia-siakan oleh penduduk kelas tersebut, termasuk Bulan. Hari ini Kelvin si raja pengecoh tak masuk dikarenakan sakit, hal itu membuat Bulan lebih semangat menerima jamkos pagi ini.
"Bulan!!" sapa Lexa, makhluk pengganggu pengganti Kelvin. Sejak kejadian foto tadi pagi, jujur Bulan merasa kurang enak badan. Tapi kalau dipikir lagi mungkin ia hanya kecapean.
Lexa mengambil duduk di samping Bulan, lebih tepatnya dibangku Kelvin. untung cowok itu sekarang tidak masuk sekolah, jadi Bulan bisa lebih tenang. "lo nanti ke kantin gak?" tanya Lexa sembari tersenyum lebar.
"iya," jawab Bulan jutek. untuk sekarang ini cewek itu hanya ingin sendiri, ia butuh ruang untuk berpikir positif dari kejadian tadi. hari ini banyak sekali yang menatap Bulan dengan tatapan sinis, tapi tak sedikit juga yang menatapnya dengan kasihan.
"gue bareng ya?" tanya Lexa dengan senyum lebar. Bulan hanya menganggukkan kepala dan memasukkan buku yang ada di meja kedalam tas nya.
"lan, gue mau cerita deh!" ucap Lexa sembari mengarahkan badan Bulan untuk menghadapnya.
Bulan diam sembari menatap mata Lexa. "gue udah tau siapa yang nyebarin foto itu," kata Lexa semangat sambil menatap secarik foto digenggaman Bulan.
"SIAPA?!" tanya Bulan dengan penuh semangat, seolah-olah menemukan sebuah harta karun langka. Lexa senyum saat melihat binar semangat dari mata Bulan.
"emmm.....tapi gue kaga begitu yakin sih...." ujar Lexa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "tapi menurut dugaan gue, orangnya tuh saudara kembar lo!" ucap Lexa dengan seringai lebar membuat Bulan ingin menelan cewek satu ini.
"buktinya mana?" tanya Bulan kembali dingin. Lexa langsung diam seribu Bahasa, ia terlihat sedang berpikir dan mengingat kembali kejadian tadi pagi itu.
"jadi gini, tadi pagi gue habis dari toilet, terus tuh gue ketemu Mentari lagi nempelin sesuatu gitu di papan madding. reflex dong gue langsung sembunyi dibalik tembok. gue intip dari sana tuh cewek kayak waspada banget gitu, sambil ngeliat ke sekeliling. ya gimana nggak mau curiga coba." jelas Lexa Panjang lebar. Bulan menatap Lexa, tapi pikirannya jauh melayang entah kemana.
----------
Bel istirahat akhirnya berbunyi. Para penghuni sekolah berhamburan menuju kantin. Bulan yang sudah berjanji untuk pergi bersama dengan Lexa. kini mereka berada di antara ribuan manusia kelaparan yang tidak bisa antri untuk memasuki area kantin.
Bulan menghela nafas, menikmati kebebasan setelah berdesak-desakan dengan ribuan manusia. "gue nitip pesanan ya, kayak biasanya." ucap Bulan kepada Lexa, yang dibalas anggukkan cepat olehnya.
"siap bu bos!!" ucap Lexa sembari berhormat didepan Bulan. setelah Lexa pergi dan meninggalkkan Bulan sendirian, tak sengaja mata Bulan menatap siluet Bintang bersama Mentari di pintu masuk.
hal itu tidak begitu menjadi masalah untuk Bulan. toh Bintang juga bukan siapa-siapanya, jadi untuk apa harus cemburu? setelah Bintang benar-benar memasuki area kantin, mata mereka saling bertemu. kemudian Bulan memutuskannya dan pergi meninggalkan kantin.
Mentari yang melihat kepergian Bulan tersenyum sinis di samping Bintang. kali ini dia yang menang. Bintang yang melihat Bulan enyah dari sana, segera mengejar Bulan.
namun langkah Bulan terlalu cepat, sehingga Bintang kehilangan jejak Bulan saat cewek itu berbelok di ujung koridor. Bintang mengusap wajahnya frustasi. meskipun Bulan hanya diam ketika melihat kedekatan Mentari dengan dirinya bukan berarti dia tidak peduli bukan?
"AAHHH!!!" sentak Bintang frustasi. sebuah tepukan di pundak Bintang membuatnya sedikit tersentak, dan segera menoleh ke belakang. berdirilah Nando dan juga Given disana.
"lo kenapa di sini bre?" tanya Given dengan alis tertaut. Bintang menatap Given dengan wajah muram. kemudian menggelengkan kepalanya.
Nando hanya melihat Bintang dengan wajah datar. "Bulan ke taman belakang," ucapnya tiba-tiba, membuat Bintang segera mendongakkan kepala dan menatap penuh ke arah Nando.
melihat gelagat kedua temannya, Given baru menyadari kalau Bintang ternyata mencari mileanya. "BHAAAAHHAA, kirain gue lo kenapa, eh ternyata cuman butuh mileanya doang. basi lo!" sembur Given membuat wajah Bintang memanas.
"bacot lo jomblo!" ledek Bintang kepada Given membuat Given memanyunkan bibirnya. Nando senang ketika melihat ledakan emosi Bintang, lebih baik dari pada cowok itu diam. pikir Nando.
Bintang segera pergi dari sana. "gue duluan!" ucapnya sebelum meneruskan langkahnya. Given dan Nando mengacungkan jempol masing-masing sembari tersenyum memberi semangat untuk berjuang.
---------
seorang cewek tengah menatap lurus ke arah depan. ternyata memang benar kata Nando kalau Bulan berada di sini, kata Bintang dalam hati. perlahan langkah Bintang semakin dekat ke arah Bulan. mata cowok itu tak lepas dari Bulan.
"mau ngapain lo ke sini?" tanya Bulan tanpa menoleh ke belakang sama sekali. Bintang kaget ketika tahu Bulan menyadari kehadirannya.
Bintang menyeringai dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "mau nemenin lo biar lo nggak sendiri lagi." bujuk Bintang dan segera duduk di sebelah Bulan.
"gue nggak butuh," ucap Bulan cuek tanpa menatap Bintang sama sekali.
"nggak butuh apa?" tanya Bintang mulai jahil.
"lo," ucap Bulan sinis sembari menatap Bintang dengan tajam.
"mungkin emang lo nggak butuh gue Lan. tapi gue yakin kok lo pasti butuh perhatian dari gue. iya kan?" tanya Bintang menatap Bulan dengan dalam dan beralih menatap lurus.
"nggak!" bentak Bulan dan segera bangkit untuk enyah dari hadapan Bintang.
Bintang yang menyadarinya reflex memegang tangan Bulan. "kenapa sih Lan lo nggak mau banget kalo gue ada di hidup lo. lo rishi?" tanya Bintang dengan kata pedas.
"kalo iya kenapa?" tantang Bulan membuat Bintang menghela nafas kasar dan segera bangkit.
cowok itu mendekatkan tubuhnya ke arah Bulan. sehinggga hampir tidak ada jarak di antara mereka-untung cuman hampir. "oke, kalo lo rishi sama gue. gue bakalan pergi dari hidup lo dan nggak bakal lagi ganggu lo." ucap Bintang lembut menatap manik mata Bulan.
Bulan tertegun mendengarnya. sebelum Bulan kembali berucap Bintang mendekatkan wajahnya dan langsung mencium kening Bulan tanpa meminta izin. Bulan hanya bisa menutup mata sembari berdoa dalam hati agar setelah ini Bintang tidak melakukan hal yang aneh lagi.
"ini untuk terakhir kalinya gue meluk lo dan memberi kehangatan buat lo, Bulan." ucap Bintang sembari memeluk tubuh Bulan dengan sangat erat.
----------
AN: TQ GAES BUAT YANG MASIH SETIA BACA CERITA INI-EAK SETIA :V
JANGAN LUPA, BUDAYAKAN VOTE SESUDAH BACA, BIAR AUTHORNYA MAKIN SEMANGAT BUAT UP!
OH IYA, SORRY YA DI CHAPTER KALI INI LEBIH SEDIKIT, MAKLUMIN LAH YA:>
YA UDAHLAH SEKIAN DULU DARI AUTHOR YANG BAIK HATI DAN TIDAK SOMBONG INI,BYE!!!
SEE YOU NEXT PART-
KAMU SEDANG MEMBACA
ᏚᎻᎪᎠᎾᏔ
Teen Fiction[ Romance ] -ini semua tentang penderitaan yang tak kunjung mendapat kecerahan dari sang pencipta alam semesta- Seorang gadis yang selalu di timpa penderitaan di setiap langkahnya. Akankah dia mengalah dengan keadaan atau sebaliknya? Baca cerita ini...