-Lampu Hijau-

16 2 0
                                    

Pertandingan basket antar sekolah sudah dimulai. Banyak murid dari sekolah lain yang menyempatkan diri untuk melihat tournament kali ini. Lapangan SMA Ayodhya sudah dikerumuni banyak manusia yang heboh menyemangati sekolah masing-masing.

Bulan mendrible bola orange itu hingga memasuki area lawan. Dan dengan gerakan gesit ia langsung memasukkan bola kedalam ring. Hal tersebut tentu membuat para penonton semakin heboh dan berteriak membela sekolah masing-masing.

"Ayo Lan! Main lo udah bagus!" ucap Fani dengan sedikit berlarian kecil.

"Iya"

Ronde pertama pertandingan kali ini dimenangkan oleh SMA Wisteria. Begitupun ronde kedua. Suasana semakin memanas ketika segerombolan siswa dengan kebawa spanduk seperti orang demo berjalan dikoridor kelas. Dengan dipimpin Bintang didepan nya.

Bulan yang melihat itu lantas terkejut dan saling pandang dengan Bintang untuk beberapa saat sebelum Fani menyadarkannya dan melanjutkan game yang mulai berakhir.

Kemenangan dibawa oleh tim sekolah Bulan. Sedari tadi cewek itu terus tersenyum senang atas kemenangan ini. Kini Bulan duduk disampin Bintang. Cewek itu meneguk minumnya hingga tandas.

"Capek?" tanya Bintang.

"Iyalah, lo kira main 3 rounde kagak capek apa?" sungut Bulan menatap Bintang sinis.

"Ya kirain. Oh iya nanti lo pulang bareng gue," ucap Bintang kembali menatap lurus.

Bulan menganggukkan kepala. "Lo keparkiran aja dulu. Gue mau ganti baju."

"Oke. Gue tunggu, jangan lama-lama. Udah mendung," pesan Bintang.

"Iya bapak."

Setelah Bulan pergi dari harapan Bintang. Cowok itu langsung menuju parkiran sekolah dan memutuskan menunggu Bulan sembari duduk di gazebo dekat parkiran. Sambil memainkan layer ponselnya. 

Duapuluh menit sudah berlalu. Tapi kenapa tanda-tanda Bulan muncul tidak ada? perasaan Bintang mulai tidak enak. Dia takut kalua terjadi apa-apa pada Bulan. 

Cowok itu segera bangkit dan pergi dari sana. Dari jauh terlihat siluet Bulan berdiri dengan seorang cowok. WAIT! siapa cowok itu? Bintang mempercepat langkahnya. Hingga sampai di samping Bulan.

"Kok lama?" tanya Bintang sinis menatap cowok di depannya.

Belum Bulan menjawab, cowok yang diduga anak SMA sini mengulurkan tangannya. "Gue Regal, mantannya Bulan."

Bintang tidak merespons cowok tersebut. Membuat Regal mengepalkan tangannya.

"EH BUKAN YA! mana pernah gue pacarana sama lo! enak aja, gue gini-gini juga masil bias milih ya," ucap Bulan sewot.

"Bintang, ayo pergi aja."

Tangan Regal mencekal lengan Bulan sebelum cewek itu benar-benar pergi. Bintang yang melihat Bulan bergerak menyentak tangan Regal tersenyum sinis.

Rasain lo! gue aja susah pegang tangan dia apalagi lo! sinis Bintang dalam hati.

"Gak usah pegang-pegang," ucap Bintang dingin.

"Lan, gue mau bicara sebentar sama lo," ucap Regal. "Gue tau gue salah, gue emang bodoh udah nyakitin lo. Tapi tolong kasih gue kesempatan lagi Lan. Gue mau perbaiki semua kesalahan gue."

"Lo kira dengan lo perbaiki kesalahan lo gue nggak sakit hati lagi apa? mikir dong lo!" sembur Bulan emosi.

Bintang yang melihat perdebatan mereka hanya bias bingung ditempat. Kemudia ia melihat sekeliling. Tidak ada orang. Bagus, dia sudah terjebak dalam cinta segitiga. MAMPUS!

ᏚᎻᎪᎠᎾᏔTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang