He back

75 6 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat
Tapi bersamamu aku ingin dia bergulir lebih lambat
Hingga mempertemukan kita di suatu tempat
Yang mana membuat sekat antar kita menjadi dekat

oOo

 

  Langlah Raina membawanya menuju lelaki tersebut, tak perduli sekelilingnya yang mulai ramai orang hilir mudik berlalu lalang sepanjang jalan.
Fokusnya masih pada lelaki tersebut; entahlah perasaan apa yang dia rasakan ketika melihatnya.

Hingga suara klakson motor menghentikan langkahnya, ah ceroboh sekali dirinya itu, sampai tak memperdulikan kendaraan di sekelilingnya.

"Hampura pak" Ujar Raina meminta maaf pada pengendara lelaki tersebut.

"Aduh, hati-hati atuh neng" ujar bapak pengendara itu.

Setelah mengatakan iya, dan meminta maaf sekali lagi, Raina kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda, tapi kemana Rifki tadi?.

"Kemana ya?" Tanyanya berguman sendiri, matanya menyisiri seluruh keadaan taman, tapi tak di temukan seorangpun, kecuali seorang lelaki paruh baya penjual batagor di pinggir jalan.

Raina lantas melangkahkan kakinya kembali, mencoba bertanya pada penjual batagor tadi.

"Bapak, tadi lihat cowok pakai baju putih di situ nggak?" Tanyanya pada lelaki penjual batagor tadi.

"Hah?,perasaan tadi nggak ada cowok baju putih di situ neng," jawab penjual tadi bingung.

"Tapi saya lihat kok pak"

"Neng, tadi saya jualan di sini dan nggak ada cowok baju putih, perasaan neng nya aja kali, orang saya dari tadi nggak lihat siapa -siapa!" Jawab penjual tadi meyakinkan.

Raina tertegun, jantungnya berpacu dua kali lebih cepat, benarkah apa yang di katakan bapak tadi?, lalu apa yang di lihatnya tadi ?, tapi ia yakin melihat sosok Rifki berdiri di situ tak jauh dari penjual batagor tadi.

Raina menarik nafas dalam-dalam, menetralkan seluruh tubuhnya dari segala ketakutan yang ia rasakan, gadis itu menyakinkan dirinya , mungkin dirinya hanya berhalusinasi saja, atau sedang memikirkan Rifki. Ya memang begitu,dirinya hanya berhalusinasi, meski bayangan Rifki masih ada dalam otaknya.

"Aduh neng cantik-cantik gila" ujar bapak penjual tadi, Raina memilih tak memikirkan perkataan penjual tadi dan segera pulang  ke apartementnya yang sudah tiga hari tak dihuni olehnya.

******

Sampai di Apartement Raina membaringkan tubuhnya, dan membersihkan diri dari banyaknya peluh yang membanjiri tubuhnya.

Sekelebat ingatan tadi menghampirinya, tapi ia tepis jauh-jauh, tangannya beralih menyentuh benda pipih yang sedari tadi ia angurkan, wanita  penyuka warna biru itu membuka lookscreen ponselnya dan mencari room chat dirinya dengan Hanif, jari-jari lentiknya menari-nari di atas tombol kyboard.

Hanif🐄

Lilo beli ikan bakar
Hello pa kabar?

Pantun mu gak jelas mbak🐮

Ya udah 😐

Ada apa? Tumben tumbenan chat duluan?

Gak papa.

Singkat amat neng?
pms ya?

Udah tau kenapa musti nanya!

She Is Raina [HANIF SJAHBANDI LOVE STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang