Cantik kan?

48 8 5
                                    

Silahkan rebut milikku sebisamu
Maka akan ku lepas jika dia mau

oOo

  Dua bulan berlalu begitu cepat,banyak perubahan terjadi dalam hidup Raina,mulai dari banyaknya  tawaran menjadi model majalah,sampai tawaran untuk menjadi ketua BEM
di kampusnya.

"Maaf kak Raina nggak bisa,takutnya nggak bisa bagi waktu," tolaknya pada  Bima, salah satu ketua partai universitas padjajaran.

"Tapi Rai,lo kan cukup populer di kampus ini,lo masih muda,terkenal pinter dan mudah bersosialisasi,kalau engak lo jadi wakil nya deh" tawar lelaki berparas lumayan tampan tersebut. Tubuhnya tinggi berkulit kuning langsat dan memiliki lesung pipit di kedua pipinya.

"Sekali lagi maaf kak, Raina nggak bisa, Raina udah di semester lima dan bentar lagi mau wisuda" jawab Raina

"Rai.. tim kita butuh Lo, lagian kalau lo mau wisuda S1, Tahun depan lo bisa ambil S2 kan?" Tanya Bima dengan wajah yang memerah.

"Pengennya sih gitu,tapi calon suami nggak bolehin" ujar Raina menyingung perasaan Bima,Raina tau alasan Bima untuk menjadikannya ketua BEM di kampus ini bukan haya karena Raina mahasiswi yang populer dan berprestasi, tapi diam -diam lelaki itu juga menyukainya,lewat perhatian yang selalu ia berikan kepadanya.

Tak lama Raina mengahiri interaksinya dengan Bima,memilih pergi ke parkiran menunggu Hanif yang katanya akan menjemputnya,Raina sangat tidak sabar menunggu pria itu.

******
Tak lama pria yang sedari tadi di tunggu Raina mendatangi gadis itu.
"Udah Lama nunggu?" Tanya Hanif dari samping, Raina tersenyum merekah melihat kehadiran Hanif di sampinnya,gadis itu kemudian menganguk sambil memajukan bibirnya.

"Kok Lama?" Tanya Raina. Hanif tersenyum sambil menunjukan lengan tangannya. "Habis donor darah tadi" jawabnya masih dengan tangan yang terlipat karena nyeri.

"Issh sakit ya?" Tanya Raina meringis membayangkan jarum suntik itu menusuk tangan Hanif.
Hanif menggeleng dan tersenyum.

"Sini liat" pinta Raina menarik tangan Hanif.

"kayak gini ndak sakit ?" Tanya Raina polos, Hanif menggeleng sekali lagi.

"Kan dapat pahala,bikin sehat juga" jawab Hanif ,Raina tersenyum senang Hanif bukanlah dirinya yang mudah merasakan sakit.

"Oh...,besok kalau ada donor darah lagi,ajak Raina ya" pinta Raina yang langsung di setujui oleh Hanif.Padahal kalau ada pun Raina belum tentu mau donor darah,takut jarum suntik katanya.

"Ayo masuk" ajak Hanif memasuki mobil yang bertengger di samping mereka berdua.

"Mau jalan-jalan ke mana?" Tanya Hanif

"Jalan-jalan?, emang tadi ada bilang mau jalan -jalan?" Tanya Raina bingung.

"Ndak,pengen aja sihh" jawab Hanif

Memang dua bulan terahir Hanif menyempatkan pulang ke Bandung karena jeda liga yang lumayan panjang,lelaki itu tidak mau menyianiyakan waktunya bersama keluarga dan Raina.

"Ya, udah kemana aja," Jawab Raina dengan yakin

"Kemana aja?" Tanya Hanif

" Iya kemana aja,asal sama Hanif.,Raina seneg kok"

Hanif terkekeh mendengar jawaban polos Raina, tangannya terulur mengacak-ngacak pucuk kepala gadis musim hujan itu

"Kita makan ya?, belum makan kan?" Raina menganguk menandakan gadis itu benar lapar sekarang.

She Is Raina [HANIF SJAHBANDI LOVE STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang