Terima Kasih

100 10 2
                                    

[Mudah membuatku tertawa
Karena aku dapat bahagia dengan cara sesederhana mugkin]
.
.
.
.

Suara dentingan peralatan dapur terdengar begitu mengema di seluruh ruangan. Raina sedang membuat nastar choklat ke sukaannya, ya gadis serba bisa ini diam-diam juga pandai bergelayut di dapur,tak sediikit orang yang memuji rasa kue buatannya.

Tak lama menungu,ahirnya Raina mengambil nastar choklatnya dari oven,mengambilnya secara perlahan dan menaruhnya di meja makan.Terukir senyum manis ketika melihat hasil nastar buatannya yang matang sempurna.

Setelah nastar itu dingin,Raina mencomot sepotong kue kering itu da mencicipinya.

Enak,sangat enak.

Kemudian gadis itu menaruh kue nya ke toples berwarna pink dengan gambar hello kity kesayangannya.

"Tante Tia pasti suka" ujar Raina bermonolong.

Tak lama suara pintu di ketuk oleh seseorang,tanpa membukakan pintu tersebut Raina sudah tau siapa orang di balik pintu itu.
Hanif,ya lelaki jakun itu sudah berjanji akan mengajaknya bertemu dengan Tante Tia.

"Eh Hanif,sudah sampai" sapa Raina begitu membuka pintu. Hanif menatap Raina Heran,wanita itu terlihat sangat imut dengan rambut yang sengaja ia kuncir dua seperti ekor kuda.

"Lo abis masak?" Tanya Hanif,lelaki itu menatap celemek berwarna merah muda yang masih menempel di tubuh Raina.

"Eh iya,Raina abis bikin nastar,Hanif mau coba in nggak?" Tanya Raina.

"Boleh" jawab Hanif singkat.

Raina langsung berlari kedapur mengambil kue nastar buatannya.

"Ini" ujar Raina menyodorkan kue tersebut di meja teras rumahnya.
Hanif menatap nastar choklat di hadapannya ,terlihat sangat menarik dan enak.

"Lo buat sendiri?" Tanya nya memastikan.

" iya " jawab Raina,Hanif langsung memasukan kue yang ada di tangannya kedalam mulutnya.

"Enak?" Tanya Raina cemas,bukan apa-apa, gadis itu hanya takut kalau Hanif memuntahkannya karena tidak enak.

"Enak" jawab Hanif setelah menelan kue tersebut.

"Serius enak?" Tanya Raina berbinar,mendengar pengakuan Hanif yang memuji kue bautannya.

"Iya enak,gw bisa habisin ini sendiri." Jawab Hanif meyakinkan.

"Ya udah nanti Raina bungkusin yang banyak deh" ujar Raina sumringah.

Hening,setelah itu tidak ada yang membuka suara,Hanif masih sibuk melahap kue di piring itu,dan Raina masih memperhatikan Hanif yang nampak menyukai kue bautannya.

"Lo masih disitu?,buruan kita jalan sekarang!" Ujar Hanif.

"Eh... maaf iya Hanif,Raina ganti baju dulu ya" ujarnya langsung masuk ke dalam kamar,dan menganti pakainanya.

Tak butuh waktu lama bagi Raina untuk menganti pakaian,gadis itu memaki dress di bawah lutut berwarna pitch,dengan sepatu casual berwarna putih,sangat cocok di padukan dengan tubuh mungilnya yang indah.

She Is Raina [HANIF SJAHBANDI LOVE STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang