After marriage

107 9 3
                                    

Di kehidupan sekarang dan yang akan datang, aku ingin terus
bersama mu, baik dalam keadaan susah maupun senang.[Raina Andriana]

Pagi hari, sinar mentari masuk kedalam celah jendela kamar Hanif, membuat matanya mengerjap pelan,Hanif baru saja bangun dengan Raina yang masih tertidur pulas,memeluk lengannya.
Melihat wajah polos wanita itu, Hanif terkekeh geli , apa lagi jika teringat yang semalam ketika pria itu tak ada hentinya mengerjainya dengan terus membicarakan 'malam pertama', membuat perempuan penyuka warna biru itu kesal bukan main.

Hanif mengelus kepala Raina lembut, mencoba membangunkan gadisnya yang tertidur pulas.

"Sayang,bangun" ujar Hanif lembut. Raina hanya melenguh pelan,tidak bangun wanita itu justru melepaskan lengan Hanif yang dipeluknya, dan menarik selimut sampai lehernya.

"Raina, udah pagi" Hanif mencoba menyibak selimut yang di kenakan Raina, membuat wanita itu berdecak merasa tidurnya di usik, apa lagi semalam Hanif terus mengodainya, memelukmya, menciuminya hingga perempuan itu geli sendiri.

"Hanif dingin ah" keluh Raina menarik selimutnya kembali.

"Oh masih dingin ya, gimana kalau Aa angetin" goda Hanif membuat mata Raina terbelalak, mendengar kata ambigu yang di lontarkan Hanif.

"Diem diem ihh," Raina melempar bantal kearah Hanif , ketika suaminya  akan menciuminya lagi.

"Ck kasar banget sih, udah jadi istri juga, masih aja suka bentak-bentak," ujar Hanif pura-pura kesal dengan perlakuan Raina.

"Orang cuman bagunin doang juga"

"Dosa Rai, bentak-bentak suami," ancam Hanif,pria itu kemudian bangun dari duduknya dan bersiap pergi meningalkan Raina di kamar.

"Hanif.." cegah Raina. Wanita itu tak jadi melanjutkan tidurnya dan mengejar Hanif yang sudah enyah dari kamarnya.

Raina mencari Hanif dari banyak sudut ruangan,ruang tamu, dapur, kamar mandi hingga perempuan itu melihat Hanif di perpustakaan miliknya , pria itu sedang berdiri mengambil buku dan laptop di lemari.

"Hanif, maaf" Raina memeluk Hanif dari belakang, wanita itu baru pertama kali lihat Hanif marah seperti tadi,

"Hanif ngomong!" pinta mengoyangkan tangan lelaki itu, tanpa di ketahui Raina, Hanif tersenyum melihat tingkah Raina yang merasa bersalah dengannya.

"Apa?" Tanya Hanif terdengar ketus.

"Maafin Raina, Raina gak ada niat buat bentak Hanif tadi. Tadi Raina cuman ngantuk" ujar Raina.

"Ngantuk atau kesel karena Aa godain terus?" Tanya Hanif berbalik badan.
Raina menautkan alisnya bingung, melihat Hanif yang cengengesan sambil mengacak-ngacak kepalanya sayang.

"Dua-duanya" jawabnya.

"Aa kenapa ketawa sih?" Tanya Raina.

"Engak kenapa" Hanif tersenyum.

"Raina kira tadi marah betulan" cerca Raina.

"Lucu banget si kamu," ujar Hanif mengacak-ngacak ubun-ubun Raina lagi.

"Kesel ih, bisanya cuman godain Raina"  Raina menghentakkan kakinya kesal.

She Is Raina [HANIF SJAHBANDI LOVE STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang