A Novel by
Khansa Al-Meera
📖
🍁🍁🍁
"Kenangan itu kadang hadir tiba-tiba tanpa kamu harus meminta"
🍁🍁🍁
Aku segera mempercepat langkah kakiku dan memalingkan wajah. Peduli apa aku, hah?!
"Afra tunggu!," lelaki itu berjalan cepat lalu meraih pundak kananku.
"jangan sentuh aku!, " aku tepis sambil bersuara agak tinggi. Aku benar-benar membuang wajah.
Dia diam sambil menurunkan tangan agar tidak menyentuhku.
"kamu disini? Apa kabar?, " dia mencoba mencairkan suasana sambil bertanya dengan nada ceria. Aku diam, aku sewot.
Allah.. Tak seharusnya aku bersikap kekanakan seperti ini. Aku menghela nafas berat dan panjang.
"ada perlu apa ya pak?, " tanyaku lugas to the point.
"oh enggak ada apa apa, tiba-tiba aku seperti mengenal seseorang dan ternyata itu kamu. Dan kamu...,"
Kepalaku terasa panas mendengar ocehannya, aku mengambil satu langkah ke depan hendak pergi meninggalkannya.
"dan kamu tambah cantik Afra! " dia berteriak dan aku terus saja berjalan tanpa memperdulikan. Untung saja tidak banyak orang di jalan.
Aku pergi, dan tak mau menoleh lagi. Kenangan itu hadir tiba-tiba tanpa aku harus meminta.
Hatiku nyeri dan aku menggeleng pelan metika mengingat peristiwa itu lagi.
Aku benci.
Ya Ilahi Rabbi.. Kenapa aku masih memiliki penyakit hati seperti ini? Sudah cukup aku berbahagia dengan rasa yang kau anugerahkan padaku, dan jatuh pada sosok yang juga mencintaiMu, mas Rafif.
Hanya dia ya Allah.. dia..
Tolong lenyapkan saja masa laluku, semua kenangan yang hancur pun halnya akibat rindu dahulu.
Aku ingin kembali padaMu saja ya Allah.. Juga dengan kekasih pilihanMu.
Aku berjalan terlalu cepat dan fokus pada jalan.
Brruughh..
"aw.., " aku meringis pelan menyentuh dahiku.
"dek Afra?"
Hatiku berdesir.
🍁🍁🍁
Aku ingin menjadi Mad Arid Lisukun
Yang artinya..Aku ingin menjadi yang terakhir untukmu..
Lelaki itu mengulas senyum terbaiknya yang mampu meruntuhkan gedung setinggi 100 lantai.
Apalagi hatiku yang lembut ini..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Irisan Pena
SpiritualTentangku, tentangmu dan tentang kisah kita yang hanya tertuang di atas pena. Hal menarik bagiku selain rindu adalah kamu. Saat itu masing masing dari kita masih tersipu. Masih malu malu dalam menunjukkan rasa. Namun, sebaik baik rasa hanya perl...