Bab 10

19 3 0
                                    

A Novel by

Khansa Al-meera

📖

"Terima kasih ku ucapkan untukmu"
-Afra-

🍁🍁🍁

Mas Rafif mengantarkanku di persimpangan gang, kami berbeda jalan. Aku berjalan lurus dan dia ke arah kanan. Setelah saling mengucap salam, kami berpamitan.

Sampai di rumah aku masih memperhatikan plester di pergelangan tangan dan memandangnya sayang.

Bibirku membingkai senyum.

Segera teringat dengan pesan bu Nyai jantungku kembali terasa nyeri yang membahagiakan. Aku deg deg an. Kuhubungi kakakku yang kedua, membicarakan masalah ini dan mengatakannya pada orang tua.

Jam 11 nanti, aku di jemput pulang.

"bu Nyai..., " aku memanggil pelan ibu yang sedang berada di kamar.

"iya mbak..?" ibu menoleh sambil menurunkan kacamatanya.

"saya nanti di jemput, dan kata kakak hari Sabtu ba'da Isya' keluarga disana siap menjamu, " terangku.

"mm.. Baiklah. Nanti saya kabari kesana, mbak gak makan dulu sebelum pulang?," tanya beliau perhatian.

"iya bu, sekalian siap siap barang yang dibawa"

Setelah ber ba bi bu be bo, aku ke belakang menyiapkan segala peralatan lalu pergi makan.

Sumpah, membayangkannya saja aku deg deg an.

Rasanya mau kabur saja,

Ke pelaminan.

Aku terkekeh di dalam pikiran. Ah, dasar aku.

🍁🍁🍁

"Karena Rindu itu menyesakkan juga menyenangkan dalam waktu yang bersamaan"

Aku telah berada di rumah, disambut dengan senyuman tengil dari ke tiga kakakku. Aku adalah anak bungsu dari 4 bersaudara, dan mereka semua sudah menikah.

Kecuali aku.

Yang masih menikmati kesendirian.

"ekhem, segel jomblomu masih awet Afra?, " kekeh kakak ke 2

"sebentar lagi lepas" aku masuk ke kamar, meletakkan tas.

Rebahan.

Nikmat Tuhan Mana Lagi Yang Kamu Dustakan?

"ganteng? " kakak ke 3 dan ke 2 melompat ke sebelah kanan dan kiriku.

Aku memejamkan mata, tersenyum.

Ada bayangan mas Rafif dan senyumnya di sana.

"eh, senyum senyum.. Berarti bener mbak. Ganteng.., " celoteh kakak ke 3 sambil mencolek pipi chubbyku. Aku mengelus risih.

"ehmm, " dengusku.

"hmm.. Bakal punya suami baru nih, " kakak ke dua menggelitikku.

"duh.. Kak! Ampun.. Haha! Mana ada suami baru? Emangnya aku punya suami lama? Menikah aja belum ish.., " kataku sambil menghindar.

"oh iya.. Hehe.. Maaf deh, khilaf ucapannya mbak.. "

"nanti kamu dandan yang cantik,"
Kata kakak ke dua yang langsung bisa membuat pipiku merah saat itu juga.

Aku menutup wajah dengan kedua telapak tangan dengan posisi yang masih rebahan. Lalu berguling mengambil bantal.

"Ya Allah.. Aku deg-deg an... "




🍁🍁🍁

Author : Ada yang pernah ngalamin deg deg an seperti itu? Hmm.. ◐.̃◐

Aku, Kamu dan Irisan Pena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang