A Novel by
Khansa Al-meera
📖
🍁🍁🍁
"Allah adalah Maha Mengetahui segala isi dalam hati. "
🍁🍁🍁
Kenapa berdetak sekencang ini?
Aku menatap kosong lantai keramik dan jemari kakiku yang terbungkus kaos kaki bergerak gerak gelisah.
10 menit kemudian aku masih terdiam sambil membaca buku di tangan. Membolak balikkan halaman sambil menerawang berbagai skenario dan caraku menanggapi.
"Assalamualaikum, " suara maskulin terdengar di pintu depan. Aku mendadak menutup bukuku, kaget. Mataku memandang lurus ke depan. Setelah kuletakkan buku di atas meja, aku berdiri dan menghampiri pintu.
Deg.. Deg.. Deg..
Aku menyentuh badan pintu sambil mendekatkan wajah ke sana.
"waalaikumussalam, siapa?, " pintu masih tertutup.
"saya Rafif, diminta ibu untuk mengantarkan laptop kemari. ,"
Hening kemudian.
Aku mengambil nafas, menyiapkan diri berhadapan dengan seseorang yang bernama Rafif ini. Yang barusan dibahas dengan tema perjodohan.
Tolong di tekan dan di garis bawahi.
Perjodohan.
Bagaimana aku tidak deg deg an?
Ceklek.. Ngieet..
Aku membuka pintu dan pandangan kami bertemu.
Berdesir.
Kami saling membuang pandangan.
"ekhem.., saya boleh masuk? Laptop saya agak unik. Saya akan memberi tahu password dan beberapa keyboard yang sedikit mengesalkan jika digunakan mengetik," katanya.
Aku mengangguk dan mundur ke belakang memberi jalan. Mas Rafif masuk dan duduk di Sofa. Membuka laptop dan mengetikkan sesuatu di sana.
"passwordnya 'abdullah545' hurufnya kecil semua, dan tombol ini tidak bisa digunakan. Lalu ini..dan ini.., " terangnya.
Aku melongok menatap keyboard laptop. Kami duduk di kursi yang berseberangan. Agak sulit bagiku untuk melihat. Mas Rafif melirikku lalu menggeser tubuhnya dan menghadapkan laptop kepadaku. Aku diam menahan malu.
Canggung!
"kamu baik-baik saja? Demam," tanyanya.
Mungkin mas Rafif melihat wajah merahku. Akh!
Aku menggeleng cepat. Lalu menatap keramik lagi. Mungkin keramik menjadi objek pandangan favoritku saat ini.
"oh,iya..," kami berucap bersamaan.
"kamu dulu saja," kata mas Rafif
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu dan Irisan Pena
SpiritualTentangku, tentangmu dan tentang kisah kita yang hanya tertuang di atas pena. Hal menarik bagiku selain rindu adalah kamu. Saat itu masing masing dari kita masih tersipu. Masih malu malu dalam menunjukkan rasa. Namun, sebaik baik rasa hanya perl...