♪ ♬ 5 ♬ ♪

5.6K 447 9
                                    

Pintunya tertutup sendiri dan terkunci otomatis. Haani belum sempat mengatakan apapun saat Galuh baru masuk dan langsung memeluk menyambar bibirnya, diciumi dengan penuh napsu.


Tepat jam sebelas malam. Galuh datang menekan bell yang bersuara lantang dan langsung menyerang Haani saat pintu terbuka.

Bibir Galuh tidak hanya menempel pada bibir Haani, tapi mengulumnya, menggigit kecil bibir bawah Haani sambil lidahnya mendorong gigi Haani untuk membuka mulutnya lebih lebar, agar Galuh bisa memainkan lidahnya dengan lidah Haani.

Tangan Galuh meraba-raba punggung Haani, dari yang semula di luar kaos, sampai masuk mengelus dari dalam. Menjelajahi punggung sampai ke perut dan berakhir di dada Haani.

"Ngh.." Haani mengerang kecil waktu dengan tiba-tiba Galuh mencubit putingnya. "Luhh.." Haani makin gelisah menerima ciuman-ciuman pendek Galuh di lehernya.

"Gue kangen banget Ni."

"Iya... tapi.. ngh.. Luh.. tar dulu.."

"Apa?" tanya Galuh datar, menatap Haani yang sudah membuat mata sayu ingin lebih.

Haani melirik, lalu menunjuk kasurnya, "Masih banyak itu.."

"Duh! Niii!" Galuh mengerang, mengusap-usap wajahnya sendiri dengan kasar. "Salah juga gue dateng gak bilang dulu."

"Makanya.."

"Ya udah, cepet." Galuh membuat wajah cemberut, melingkarkan tangannya di pinggang Haani.

"Kalo begini saya jadi susah beresinnya dong."

"Aa~aaah.."

Haani hanya menghela napas, tetap membuat senyuman dan tetap membiarkan Galuh memeluknya dari belakang saat Haani membereskan laptop, pen tablet serta alat tempur lainnya dari kasur. Galuh benar-benar tidak mau melepas Haani, bahkan meski tangannya sudah kena pukul berkali-kali karena mencoba bermain-main dengan puting Haani.

"Gue udah keras, Nii.." Galuh membenamkan wajahnya di pundak Haani, merasa miliknya makin keras karena terus bergesek dengan punggung Haani.

Haani berbalik badan, mencium bibir Galuh dan langsung diterima oleh Galuh dengan rakusnya. Kakinya seketika terasa lemas waktu Galuh meremas bokongnya dengan keras. Galuh mendorong tubuh Haani ke kasur, sampai Haani jatuh terduduk dan Galuh langsung buru-buru membuka baju Haani, dan bajunya sendiri.

Dipandangnya puting merah Haani di kulit Haani yang memang putih. Kedua tangannya langsung bermain-main dengan dua puting mungil itu. Ditekan, ditarik, dicubit, buat Haani tidak bisa berhenti mengerang protes karena sakit, dan enak juga. Galuh menciumi pipi Haani, menjalar ke kuping, leher, mengiggit, jilat, membuat Haani makin gelisah tidak tahan.

"Ngh.." erangan kecil keluar lagi saat Galuh menggigit puting kiri Haani. Digigit, dijilat, dimain-mainkan dengan lidah secara bergantian kanan dan kiri, buat Haani merasa tidak karuan pada dadanya. "Luh.. mmh.." Haani hanya bisa meremas pundak Galuh sebagai reaksi ia merasa ingin lebih.

"Puting lo imut, Ni, gue suka." Seringai Galuh sambil mencium bibir Haani untuk melumatnya sesaat, sebelum ia menjalarkan lagi ciumannya ke lebih bawah. Galuh berhenti di depan perut Haani, mencium pusar Haani dan menjilatnya sesekali.

Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang