♪ ♬ 26 ♬ ♪

4.1K 399 8
                                    

Surya harus berpikir berkali-kali soal permintaan ijin Haani. Haani cerita semua soal kondisinya, di satu sisi Surya agak merasa kurang nyaman memiliki karyawan seperti Haani dan ingin membiarkan Haani resign, tapi disisi lain, Surya juga tidak mau kehilangan animator yang sudah seperti pion di studionya.

Surya minta waktu untuk berpikir, Haani sudah siap jika memang ia harus keluar dari studio. Haani memohon juga pada Surya agar tidak memberitahu yang lainnya, Surya mensetujui. Setelah berpikir hampir seharian, tepat sebelum jam pulang kerja, Haani dipanggil lagi ke ruangan Surya, untuk memberikan jawaban. Dan hasilnya adalah, Haani tetap diperbolehkan bekerja di studionya. Bekerja dari rumah sampai Haani sudah dalam kondisi seperti semula, dengan kata lain setelah Haani melahirkan. Surya akan membantu Haani agar Haani tidak perlu ada kegiatan atau pertemuan keluar, berhubung Haani juga tidak ingin ada yang tau kalau Haani mengandung.

Haani juga dapat ijin selama seminggu, alasan ke teman-temannya, Haani ingin melakukan perawatan kesehatan di luar negri, Haani tidak bisa bilang kalau ia akan menikah. Jadi setelah semua ijin beres, keluarga Haani dan Galuh langsung pergi ke Amerika, dimana pernikahan sesama jenis dilegalkan.

Mereka hanya meresmikan penikahan di depan penghulu. Tidak ada acara besar atau yang lainnya. Mereka hanya menghabiskan waktu bersama di sebuah restoran untuk sekadar makan siang setelah meresmikan pernikahan Haani dan Galuh.

Kini keduanya sudah resmi sebagai suami.

"Katanya nanti mau tinggal di apartemen?"

"I-iya-" Jawab Haani agak kaku, bingung bagaimana harus memanggil ibu mertuanya ini.

"Panggil Mama sama Papa aja kayak Galuh, kan Haani juga sekarang udah jadi anak kita."

"I-iya Mah." Senyumnya mengembang malu.

"Luh, udah disiapin belum keperluannya? Apartemennya udah siap belum?"

"Udah, sebelum kesini kan udah aku urusin sama Babay juga. Jadi nanti begitu balik dari sini, langsung tinggal disana."

"Inget lho Luh, Haani lagi hamil, jagain, jangan dibuat capek. Makanannya harus dijaga, jangan kebanyakan jajan."

"Iya Maaah." Jawab Galuh agak malas, baru kali itu ibunya cerewet soal kesehatan. Haani hanya senyum-senyum malu.

Selesai makan, semuanya langsung kembali ke hotel, mereka dapat kamar masing-masing, termasuk kamar hotel untuk Galuh dan Haani. Semua sudah dipersiapkan, mereka tinggal menikmati honeymoon mereka.

"Galuh."

"Hmm?"

"Kok Kak Bayu gak ikut?"

"Babay mana mau gabung sama Mama sama Papa sih Ni? Mungkin kalo gak ada mereka, Babay sama Lisa bakal ikut kesini."

"Ooh.."

"Ya lo tau lah Babay kayak gimana ke bokap."

Haani mengangguk-angguk, lalu dipandangnya Galuh yang sudah rebahan di kasur. "Galuuuh." dengan sengaja dan manja ia mengoyang-goyangkan tubub Galuh. "Banguun."

"Gue gak tidur, Ni."

"Bukan itu, ada yang mau diomongin."

Galuh bangkit, duduk melipat kaki menghadap Haani. "Mau ngomongin apa sih Honey?"

Wajah Haani seketika memerah, "Umm.. itu.. kan kita udah nikah.. umm.. bisa gak.. kamu berhenti pake gue-elo?"

"Hm?"

"Masa.. ke aku.. pake gue-elo?"

Senyum Galuh mengembang lebar, menyeringai melihat wajah Haani yang sudah sangat merah. "Lo lucu banget sih Ni." Galuh cekikikan, menangkap pipi Haani dengan tangannya untuk mencium kening Haani. "Oke, aku berhenti pake gue-elo, tapi cuma ke kamu ya, Honey?"

Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang