Hubungan keduanya membaik setelah beberapa hari. Galuh juga sebisa mungkin selalu memperbaiki hal-hal kecil yang mungkin bisa jadi masalah. Tentu saja keduanya tidak ingin ada pertengkaran lagi, jadi ya keduanya sama-sama berusaha saling memenuhi. Galuh yang selalu menuruti Haani, juga Haani yang enggan membantah Galuh. Meski kadang, mood-swing di antara keduanya sulit untuk dihindari.
Memberi perhatian penuh menurut Galuh sama dengan memanjakan Haani, dengan hal-hal begitu, Galuh ingin membuat Haani lebih percaya lagi dan yakin akan hubungan mereka. Perhatian pertama Galuh selalu pada Haani, lalu kuliah, yang ketiga baru teman-teman dan yang lain. Mungkin ini yang namanya berlebihan, tapi Galuh serius meyakinkan Haani kalau hubungan mereka tidak salah.
Bahkan kini Galuh sudah parkir di depan studio waktu Haani bilang ia ingin makan ramen sepulang kerja. Akhir-akhir ini Galuh dan Haani memang lebih sering keluar untuk makan dari pada yang lain. Haani sedang hobi makan yang aneh-aneh, Galuh juga jadi terbawa hobi makan Haani.
"Yee mentang-mentang besok weekend, langsung diculik."
Galuh mengumbar cengiran seraya membuka jendela mobil. "Yeee yang lagi LDR-an sesaat."
"Ih, nyebelin."
Cengiran Galuh berubah jadi tawa, berhasil menggoda Alfi dan membuatnya benar-benar jengkel. "Mau makan ramen nih Mas, ikut gak?"
"Terus aku jadi obat nyamuk?"
"Ya nggak lah, orang makannya juga gak cuma berdua. Ada Tanu segala. Yuk. Dari pada ngejomblo."
Alfi melirik Haani yang hanya mengangguk-angguk, lalu melirik Dany dan Aga di belakangnya. "Ajak mereka juga ya?"
"Terserah."
"Sip!" Alfi langsung berlari menghampiri senior-seniornya. Mengajak mereka Dany dan Aga. Awalnya mereka masih saling lirik sampai akhirnya menghampiri Galuh di mobil. "Mau makan ramen dimana? Nanti kita nyusul, kita pake mobil studio soalnya biar entar sekalian ngebalikin ke apartemen juga."
"Yang biasanya kok, yang restoran di pingir jalan itu."
"Oh, oke. Aku tau." Alfi mengangguk, lalu menoleh mau memberitau yang lain tapi matanya terjatuh pada sosok Galang yang baru keluar pintu, "Eh, Lang! Kita mau makan ramen nih, mau ikut gak?"
"Sekarang? Gak bisa gue, udah ada janji nih. Sorry."
"Ah gak asik."
"Ya sorry deh, lagian ngedadak."
Galuh di dalam mobil hanya memperhatikan Alfi dan Aga yang akhirnya malah memanas-manasi Galang. Galuh tidak kenal Galang karena hanya pernah bertemu beberapa kali, itu pun hanya bertemu biasa, tidak seperti dengan yang lain yang sampai main bareng. Waktu Galuh ke apartmen Haani pun, biasanya ia lihat Galang hanya di kamarnya, jarang ikut bergabung dengan yang lain.
Haani ikut bersama mobil Galuh, sedangkan Alfi, Dany dan Aga naik mobil studio. Galuh sudah bilang pada Tanu kalau mereka juga akan ikut bergabung, Tanu sih welcome-welcome saja, toh ia memang sudah lumayan kenal mereka. Ya berkat Galuh.
"Ni, gue ada tugas buat Senin, bantuin ya?"
"PPT lagi?"
"Bukan, cuma ya masih ngambung-nyambung ke coding gitu, gue gak paham. Jadi ya dosen gue nih kayak pengen buat media tentang psikologi anak gitu, tapi dibuat seunik mungkin biar menarik pehatian. Ya gitu-gitu lah. Nah berhubung emang di kampus gue ada matkul komputer, disambung-sambungin deh tuh semua matkul."
"Hmm." Haani memgangguk-angguk, "Nanti saya liat tugasnya dulu ya?"
"Iya, tuh di laptop. Gue udah ngopi punya anak kelas sebelah sih, ya itu juga belum kelar, gue minta cuma buat contoh aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]
Подростковая литератураGaluh seorang mahasiswa dan Haani animator di sebuah studio game. Sudah enam bulan mereka pacaran, tapi justru setelah pacaran masalah kehidupan mereka seperti bertambah, tidak sama seperti saat masih menjabat sebagai teman akrab. Ini cerita tentang...