♪ ♬ 16 ♬ ♪

3.9K 416 49
                                    

Orangrtua Galuh baru kembali dari luar kota dua hari yang lalu, tapi besok pagi, mereka sudah harus berangkat lagi, untuk kegiatan bisnis mereka di kota lain.

Galuh sampai rumah sekitar jam setengah tujuh, waktu orangtua dan kakak perempuannya sedang makan malam. Galuh hanya menurut waktu ibunya meminta makan malam bersama. Toh, ada hal yang harus Galuh katakan juga pada orangtuanya. Galuh sudah merasa mantap, untuk mengakui hubungannya dengan Haani.

"Pah, Mah." Galuh diam sesaat, meletakan sendok dan garpunya di atas piring. "Aku pacaran sama Haani."

Kakak perempuannya sontak langsung batuk-batuk tersedak. "Haani? Haani temen kamu itu?" tanya ayahnya.

"Iya."

"Jadi kamu pacaran sama laki-laki?"

"Iya-"

"Galuh!" suara ibunya tiba-tiba berteriak lantang, ia bangkit dari kursinya berjalan mendekati Galuh. "Gak usah ketemu-ketemu dia lagi."

"Tapi aku sayang Haani, Ma-"

PLAK!!

Tamparan keras Galuh terima dari ibunya saat belum sempat Galuh menyelesaikan kalimatnya.

"Mau jadi apa kamu pacaran sama laki-laki? Emang udah gak ada perempuan lagi?!"

"Aku berhak suka sama siapa aja Mah, bahkan sama Haani. Dan aku udah pacaran sama Haani enam bulan ini."

"Hah?!"

"Haani ngasih aku rumah waktu aku gak tau harus pulang kemana."

"Ini rumah kamu!"

"Tapi rumah ini gak hidup Mah. Mama sama Papa pergi setiap hari, Mama juga cuman peduli sama Kak Ryan sama Kak Ana!"

"Mama kuliahin kamu, ngasih apa yang kamu mau, kamu bilang Mama gak peduli sama kamu?"

"Yang Mama pikirin kan cuma bisnis Mama, dan orang yang bakal nerusin bisnis Mama ini. Mama punya Kak Ryan, punya Kak Ana untuk jadi penerus Mama sama Papa. Biarin aja aku kayak Kak Bayu."

Ibunya kian emosi, "Mama tau sekarang kamu dapet pengaruh ini dari siapa."

"Bukan dari Kak Bayu, Mah. Kak Bayu juga baru tau aku pacaran sama Haani. Dan ini bukan pengaruh dari siapa pun, aku suka Haani karena itu Haani."

"Terus?" sang ayah baru buka suara. "Terus kamu mau apa?"

"Aku mau Mama sama Papa ngerestuin hubungan aku, jalan yang aku ambil ini. Terima aku kalo aku emang gay. Ini aku dan aku ngerasa aku gak salah sama pilihan aku."

"Ya udah."

"Mas!"

"Galuh udah gede, biarin aja dia maunya gimana. Lagian dia emang bener kalo selama ini kita cuma fokus ke Ryan sama Ana aja."

"Tapi Galuh gay, Mas!"

"Galuh gay atau normal, dia tetep anak kita kan?" Senyumnya mengembang. "Papa ngedukung kamu, Luh, sama pilihan kamu, terserah kamu, kamu udah gede tau mana yang bener, mana yang salah. Kalo kamu emang ngerasa ini jalan kamu, ya udah."

Galuh menunduk, "Maaf kalo dari dulu aku gak pernah bisa banggain Mama sama Papa, aku selalu buat kalian malu."

"Luh, mungkin emang kita masih kaget sama kenyataan kalo kamu ini gay, tapi soal kamu yang gak pernah buat kita bangga, kamu salah. Kita bangga sama kamu, salah satunya waktu kamu tiba-tiba berubah jadi serius sama sekolah, kamu mau kuliah, kamu jadi anak bener, itu juga buat bangga. Harusnya kita yang malu karena kita gak bisa selalu ada untuk kamu, kita juga malu karena yang ngedukung perubahan kamu ini justru bukan kita, orang lain."

Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang