♪ ♬ 6 ♬ ♪

5.3K 459 11
                                    

"Luh, lo udah punya cewek ya?"

"Ha?" Galuh melongok, dengan mulut yang masih ada bakso belum selesai dikunyah, buat perempuan yang duduk di depannya langsung menimpuk Galuh dengan kacang. "Ya itu kembaran lo."

"Ya gue tanya aja Luh, abis kayaknya akhir-akhir ini tuh lo jarang banget ngumpul sama kita."

"Masalahnya ya Nu, kalo gue punya cewek, gue pasti cerita ke lo. Gue gak ikut kumpul ya karena lagi nggak aja. Lagian, kalo lo mau bantu tugas kuliah gue, gua gak bakal gila ngerjain tuh tugas sendiri!"

"Yah malah nyalahin gue."

"Ya lo juga sih, ngaco. Mana punya gue cewek?" Galuh melengos, melanjutkan lagi kegiatan makan baksonya.

Kuliah selesai lebih cepat tiap hari Jumat, setiap ada waktu senggang Galuh selalu memanfaatkan waktunya untuk jalan dengan teman-temannya, Tanu, Tika kembaran Tanu dan, Melya. Sebenarnya Tika dan Melya kuliah di universitas berbeda, tapi tidak jarang juga mereka ngumpul bersama, toh mereka pernah menyebut grup mereka ini Singlers. Ya karena waktu itu mereka memang belum punya pacar.

Sebenarnya Tika sudah, tapi karena LDR-an, jadi rasa jomblo juga. Dan soal Galuh, masih tidak mungkin rasanya kalau Galuh mengatakan ia sudah berpacaran dengan Haani enam bulan yang lalu. Apa yang akan mereka pikir nantinya? Galuh sih tidak masalah kalau nantinya Galuh malah dijauhi, Galuh tidak mau kalau Haani yang malah harus menerima omongon tidak enak.

Dan soal Galuh jarang ikut kumpul, Tanu hanya asal jeplak saja karena Jumat minggu lalu Galuh absen kumpul-kumpul. Ya gimana? Galuh imgin merayakan ulang tahun Haani.

"Halo?"

"Gue gak kesana ya Ni, Tanu ngajak nginep."

"Oh. Oke."

"Gue kesana besok deh."

"Besok saya mau pergi juga sama Mas Alfi sama Mas Aga, ada workshop gitu, jadi kita mau dateng."

"Emang seharian?"

"Ya gak tau sih, tapi pasti bakal sampe malem."

"Makin gak ketemu dong?"

"Ketemunya kan bisa kapan-kapan lagi Luh."

"Ya udah deh."

"Kamu lagi sama Tanu?"

"Iya, sama yang lain juga nih."

"Oh, salam ya."

"Hm."

"Ya udah, ada lagi?"

"Nggak. Ya udah, chat aja."

"Oke."

Dan telponnya putus. Nyawa Galuh seperti menghilang seketika. Akan semakin lama ia harus menunggu untuk bisa bertemu Haani lagi. Setelah terakhir ia memaksakan datang hampir tengah malam ke apartemen Haani, lalu pergi lagi sebelum matahati terbit. Hanya sekadar telpon saja tidak cukup, Galuh ingin bertemu.

Tanu dan Tika tinggal bersama orangtua mereka, kadang Galuh dan Melya memang suka menginap, makanya tidak jarang juga kalau Galuh dan Melya dianggap cinlok oleh orangtua Tanu dan Tika. Agak menyebalkan memang, tapi ya berhubung orangtua mereka memang suka bercanda, ya gimana lagi?

"Kenapa lo? Kayak orang abis putus cinta."

"Emang."

"Halaaah, paling ajakan lo ditolak Kak Haani lagi."

"Emang."

"Eh anjir, lo lengket banget sih Luh sama Kak Haani?! Lo gak takut apa diomongin orang-orang?"

Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang