𝟐𝟏.𝟓 𝐌𝐢𝐬𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐏𝐚𝐫𝐭
Haani duduk kikuk di sofa di kamar apartemen Galang. Kepalanya menunduk, matanya terus terpaku pada kedua tangannya yang saling mengait. Minuman kalengan terhidang di atas meja untuk Haani, tapi seperti cuma jadi pajangan, karena Haani hanya fokus pada pikiran tentang dirinya, dan... kejadian belakangan ini."Diminum Ni."
"I-iya Kak." Haani malah makin-makin menunduk, jantungnya berdebar makin kencang, ia tidak siap untuk sebuah pengakuan, tapi ia harus melakukannya. "Kak."
"Hm."
"S-saya- s-saya.. umm.. g-gini, s-saya-"
"Ya ampun, mau ngomong apaan sih Nii? Sampe gagap gitu loh." Galang cekikikan, melihat Haani yang sangat kikuk.
"I-ini soal-"
"Kamu yang pacaran sama Galuh?" Galang menyela untuk kesekian kalinya. Yang ini berhasil buat Haani langsung mengangkat wajah, memandang Galang tak percaya. "Gue udah tau kok. Bukan dari anak-anak, cuma yaa.. keliatan aja." terang Galang, disusul kekehan pelan.
Haani mengalihkan lagi pandangannya dengan cepat, secepat ia meneguk liurnya sendiri.
"Kenapa emang?"
"G-gak kenapa-napa. C-cuma.. cuma.. saya gak enak aja sama Kak Galang."
"Gak enaknya?"
Haani sama sekali tidak menjawab, hanya diam, memandangi minuman kaleng yang rasanya sudah tidak dingin lagi karena diangguri.
Pengakuan pada Galang soal hubungannya dengan Galuh, bisa dibilang lancar, meski debaran di dadanya masih sulit untuk dihentikan. Mengaku pada Galang lebih sulit dibanding pada Alfi dulu. Mungkin karena Alfi sama seperti Haani, tidak seperti Galang, pria normal, yang juga sudah Haani anggap sebagai kakak laki-lakinya. Haani sadar, mungkin ini yang dirasakan Galuh waktu ia mengaku pada Tanu dulu.
Akhirnya, semua animator tau soal hubungan Haani dan Galuh. Meski masih tetap Alfi yang paling mengerti. Pun, antara Aga, Dany atau Galang tidak ada yang pernah menyinggung soal hubungan Haani dan Galuh setelah mereka tau hubungam keduanya.
Tapi belakangan ini Haani sering ditanyai soal Galuh, ia jarang datang ke apartemen. Haani cuma bisa jawab sejujurnya; mereka masih berpacaran meski Galuh tidak pernah menemuinya, alasannya, karena Galuh sedang banyak tugas kuliah.
Sayangnya, Haani kurang percaya dengan itu. Biasanya saat sedang banyak tugas pun Galuh masih sempat menemui Haani, tapi ini tidak sama sekali, telpon saja jadi sulit. Haani takut Galuh malah menyeleweng main dengan teman-temannya, atau malah.... punya kekasih lain.
Pikiran buruknya ditambah dengan pertengkaran dengan Galuh tempo hari. Waktu mereka di mobil selepas makan malam. Galuh mengakui kalau ia banyak tugas dan Haani bisa percaya, sayangnya setelah Haani percaya, Galuh malah dapat telpon dari teman sekelasnya untuk ikut jalan-jalan sebelum masa Ujian. Haani kecewa bukan main, pikirannya tentang Galuh yang tidak menemuinya karena main semakin mejadi-jadi. Malam itu, mereka bertengkar hebat, berakhir tidak saling komunikasi dalam waktu yang sangat lama.
Haani kecewa, sedih, menyesal juga, semuanya jadi menyerang Haani. Belum lagi rencananya untuk membuat kejutan ulang tahun Galuh. Ia menyiapkannya sendiri, sudah hampir jadi, tapi yang mau diberi kejutan malah menyakiti hati Haani.
Haani pikir, harusnya ia bisa lebih dewasa, bisa lebih percaya pada Galuh, percaya kalau memang Galuh tidak bisa menemuinya karena ada banyak tugas. Tapi entah. Mungkin cemburu, atau malah iri karena Galuh bisa menghabiskan waktu dengan teman-temannya sementara dengan Haani tidak. Haani tidak mengerti, otaknya seperti tidak bisa memproduksi pikiran positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]
Teen FictionGaluh seorang mahasiswa dan Haani animator di sebuah studio game. Sudah enam bulan mereka pacaran, tapi justru setelah pacaran masalah kehidupan mereka seperti bertambah, tidak sama seperti saat masih menjabat sebagai teman akrab. Ini cerita tentang...