♪ ♬ 10 ♬ ♪

4K 443 11
                                    

"Haaan."

"Apa sih Mas?"

"Jalan-jalan yuuk. Masa kita di Jepang cuma diem-diem di kamar aja?"

"Kalo Mas Eldy mau jalan-jalan, ya jalan-jalan aja. Lagian kan tadi juga ditawarin Pak Agung."

"Yah masa sendiri? Keliling sini aja, foto-foto."

"Kaki saya pegel Mas."

"Ah alesan, bilang aja mau main mainan baru."

Haani terkekeh di meja makan, membenarkan kalimat Eldy di kasurnya. Iya, Haani jadi malas kemana-mana karena ia baru membeli beberapa Mini Block yang tidak akan ia temukan di negaranya. Selagi di Jepang, ke toko mainan adalah surga bagi Haani. Kecintaannya pada Lego buat Haani bisa mengabaikan semuanya.

Sekarang pun, daripada menerima ajakan jalan-jalan Eldy, Haani lebih memilih untuk tetap di hotel merangkai mainannya. Haani bisa main sampai lupa waktu, sampai lupa sekitar juga biasanya. Tapi berhubung kali itu Eldy terus mengajaknya mengobrol, Haani jadi tidak lupa dengan sekitar.

"Besok, ke Disney Land, ada apaan aja ya?"

"Yaa.. gak tau Mas. Saya juga belum pernah."

"Pak Agung baik banget ya? Udah kita diundang ikut seminar kemaren, gratis segala-gala, diajak pula ke Disney Land."

"Hm."

"Hemat-hemat Han, kita baru balik lusa."

"Cukup kok uang saya Mas."

"Ah besok liat ada begituan di sana juga pasti beli lagi."

Haani cekikikan.

"Gue heran deh Han, kok lo kayak cewek banget sih? Udah mah tampangnya cantik bukan ganteng, suka sama yang lucu-lucu. Kayak cewek."

"Ya mungkin emang bener kali, dulu ibu saya mau punya anak perempuan, dapetnya malah saya."

"Terus lo gak niat pacaran?"

"Nggak, belum kali."

"Astagaa, lo bisa bikin orang salah paham Haan."

"Salah paham gimana?"

"Ya contohnya nih, tiap lo lagi jalan sama Galuh, atau Galuh nempel-nempel ke lo, bisa aja kan orang mikir kalian pacaran?"

"Kalo Mas Eldy, liatnya gimana?"

"Ya itu gue yang liat."

"Hmm." Haani mengangguk-angguk.

"Tapi Han, lo normal kan? M-maksud gue, lo.. masih suka sama cewek kan?"

Seketika Haani diam, tidak menjawab, tapi tangannya masih melanjutkan merangkai mainannya. Bahkan sejak tadi Haani sama sekali tidak menoleh ke arah Eldy sedikit pun, hanya memunggunginya.

"Haan, kok gak jawab? Gue gak sopan ya?"

"N-nggak. Biasa aja." Haani mendelik. "Udah jam segini Mas, gak tidur?" mencoba mengalihkan.

"Ya lo aja masih sibuk sama begituan."

"Saya belum ngantuk, Mas Eldy duluan aja."

"Hmm.." sahut Eldy sekenanya, tubuhnya direbahkan menghadap langit-langit. "Tapi ya Haan, jujur aja... kalo emang misalnya lo gay, gue mau Han sama lo. Maksudnya.. ya gue suka sama lo. Ini gue jujur Han. Gak perlu lo jawab, gue cuma mau bilang perasaan gue aja."

Tiba-tiba Haani teringat pertengkarannya lagi dengan Galuh.

"Dari awal waktu Aga bawa lo ke studio, terus makin kenal, kok kayaknya gue ngerasa beda gitu Han ke lo. Gak kayak ke yang lain, posisi gue emang paling tua di antara kita, yang lain gue anggap adik gue, nah ke lo tuh gak bisa Han. Anehnya."

Our Escape Way (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang