Part 4 Malam Minggu

168 20 2
                                    

Malam ini semua terasa berbeda, tak biasanya mas Awan menjemputku. Karena mau balik ke Jogja besok katanya.
Awan bukan tipe romantis. Bukan tipe yang suka memberi sureprise.
Aku tahu itu, tapi malam ini berbeda.

" Mau pesan apa?"
" Bingung. " ujarku sambil membaca deretan  menu yang tertulis
" Masih suka Nasi goreng? Mau coba?"
" Boleh."
" Nasi goreng dua, es jeruk dua." Ucap mas Awan pada pelayan yang datang.

Mataku mulai melihat sekeliling, tempat makan baru, belum pernah aku kesini.
Artinya, kenangan baru bersama mas Awan tanpa ada mas Fajar di benakku.

Fokus Senja, di depanmu Awan bukan Fajar.

" Sekitar satu tahun lagi, study ku selesai, aku rencananya akan segera bekerja, sudah ada satu penawaran yang masuk." ucap mas Fajar memecah keheningan malam.

" Oh ya? Jadi rencana mas apa?"

" Masih bingung mau nerima yang mana, masih mau tahajjud dulu, atau mungkin buka usaha sendiri." Katanya membuatku menatap sejenak.

" Aku dukung apapun keputusan terbaik Mas Awan aja."

" Aku pengin beli rumah sendiri."

Kaget.

" Aku pengen kalau kita udah nikah, tidak lagi tinggal sama orang tua. Biar kita bisa mandiri. Kamu mau kan?" Tanyanya

" A...aku, ikut aja."

" Nah...harus, istri ikut kata suami."

" Aku masih boleh ngajar?"

" Tentu saja, kamu boleh melakukan apa yang kamu sukai, asal tetap menjadikan keluarga sebagai prioritas utama." ucapnya

Ting... Pemberitahuan IG

Mas Fajar memposting sesuatu

Foto ku. Ya tuhan...

" Senja Yang tiba-tiba Bisu"

Ya tuhan, ampuni aku, bahkan saat bersama Mas Awan, pikiranku masih pada mas Fajar.

" Sudah makannya?" Tanya Mas Awan
" Eh...iya udah kok." pandanganku masih pada Handphone. Belum selesai terkejutku.

" Ada apa sih? "

" Temanku nikah, posting di IG. Konsepnya bagus. " Bohongku.

" Kenapa? mau nikah juga? Besok juga aku bisa lamar kamu. Minggu depan nikah." Tatapannya membuat ku tak bergeming.

" Apa sih Mas? Selesaikan dulu aja kuliahnya." kelakarku

" Udah gak tahan, nikah aja yuk." Ucapnya genit

" Ih...apaan sih. Lebay deh."

Kami berdua tertawa, tawa mas Awan membuat hatiku hangat.

- @ -

Seseorang turun dari Bus
Langkah kakinya mantap, kaki jenjangjangnya melangkah yakin.
Tatapan tajamnya membuat siapapun saja yang melihat begidik ngeri.

Fajar tak lagis sehangat fajar di pagi hari.
Saat ini, ia siap membakar siapapun yang akan menghentikan langkahnya.

" Senja, aku datang. Dan ku pastikan kali ini engkau akan tetap menjadi milikku."

Kacamata kembali terpasang, nampak cocok dengan tekstur wajahnya. Fajar masih setampan dulu, bahkan lebih tampak dewasa membuatnya semakin manly.

" hayo bro...! "
" Hay... Rindu? "
" Iya ini aku Mas Fajar, masih ingat aku?"
" Mantannya Awan? "
" Ha ha ha... Masih ingat aja, aku udah lupa."

Rindu, wanita berparas cantik, mata sipit, hidung mancung dan rambut hitam tergerai indah. Wanita ini pernah satu tahun mengisi hati seorang Awan, sebelum akhirnya memilih memutuskan hubungan mereka, karena Rindu memilih menyelesaikan kuliahnya ke Solo.

Dunia ini unik, mengapa banyak hal kebetulan terjadi. Takdir atau malah ini kebetulan semata?

-@-

" Makasih yah udah di traktir makan. Ucapku setelah sampai di depan rumah.

" Udah? Makasih aja nih?."

" Terus? Maunya?"

" Besok aku balik ke Jogja. Insha Allah sorenya. Mau nganter ke Stasiun kan?" Tanya mas Awan penuh harap.

" Insha Allah bisa kok. "

" Makasih yaa, "

" Siap, kalau udah mau berangkat telfon aku aja yah? "

" Aku balik dulu, salam sama bapak dan ibu kamu, bilang aja menatunya pamit pulang. " Ucapnya sambil tersenyum.

" Oh...oke deh...yang mau banget jadi calon mantu." kelakarku.

" Assalamualaikum."

" Waalaikumsalam."

Aku masih berdiri sampai sepeda yang di naik mas Awan menghilang dikejauhan.

Aku tersenyum. Mungkin kami hanya perlu bisa sering bertemua agar aku bisa meyakinkan pilihanku.

" Aku tidak akan siap kehilanganmu Mas Awan. " Lirihku dalam hati.

-----------------------------------------------------

Jadi siapa yang dipilih senja ya?
Jangan lupa kalau udah baca tekan gambar "bintang" di bawah yaa
Buat dukungannya makasih gaes.

Buat yang udah baca makasih juga.

SENJA SANG FAJAR (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang